Setelah menjalankan ibadah sholat Maghrib, Alanda Kembali melanjutkan aktifitasnya menyiapkan hidangan untuk acara meeting pemilik kafe dan kliennya.
Setelah dirasa cukup, Alanda dan Mega siap untuk mengantarkan hidangan tersebut.
"Kamu duluan deh Al!" Ucap Mega meminta Alanda pindah posisi bagian depan, ketika sudah sampai di pintu ruang meeting. Alanda mengetuk pintu ruang meeting, kemudian Mega yang meminta izin masuk untuk mengantar hidangan.
Setelah ada suara dari dalam yang mengizinkannya masuk. Baru lah Alanda membuka pintu sedikit tapi Mega sudah mendorongnya kasar hingga Alanda hampir kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh kalo tidak buru-buru memegang sandaran kursi ruang rapat, tapi sayangnya semua minuman yang dibawanya tumpah dan sedikit mengenai punggung salah satu anggota meeting.
Alanda menutup mulutnya yang menganga karna syok. Semua anggota meeting terkejut.
"Aduh mbak gimana sih, hati-hati dong!" Ucap salah satu anggota meeting.
"Maaf pak, saya tidak sengaja." Ucap Alanda takut sambil mengeluarkan sapu tangan di sakunya dan mencoba untuk membersihkan punggung orang tersebut dengan sapu tangan miliknya. Tapi orang tersebut sepertinya tidak mengizinkan Alanda membersihkan punggungnya yang masih tertutup jas kerjanya.
Saat orang itu berbalik badan, ia tampak terkejut melihat Alanda berada di hadapannya dengan berseragam karyawan kafe. Alanda juga tidak kalah terkejutnya dengan apa yang dilihat didepan matanya.
"Kak Reno." Batin Alanda sama sekali tidak menyangka bertemu dengan suaminya di kafe tempatnya bekerja.
Mega yang berada dibelakang Alanda tersenyum miring, merasa puas dengan rencananya yang berjalan lancar. Ia berkeyakinan, setelah ini Alanda pasti akan di pecat oleh pemilik Kafe tersebut.
Mbak Kia sang manager kafe yang tidak sengaja melewati depan pintu ruang meeting, mendengar suara gaduh dari dalam ruang tersebut, ia langsung masuk untuk memeriksa apa yang terjadi.
"Aduh Alanda hati-hati dong! Kenapa bisa jadi berantakan begini?" Ucap mbak Kia merasa tidak enak sama sang pemilik kafe.
"Maaf mbak, biar saya bersihkan dan ganti yang baru." Ucap Alanda merasa tidak enak. Padahal sebenarnya Alanda sadar. Mega yang sudah mendorongnya, tapi ia tidak mau memperpanjang masalah. Jadilah ia yang mengalah dan meminta maaf.
Mba Kia yang ditatap sang pemilik kafe seolah tidak mengizinkan Alanda membersihkan pecahan gelas tersebut langsung mengajak Alanda keluar dari ruang meeting.
"Nggak usah Alanda! Biar Mega saja yang bersihkan! Ayo, kamu ikut aku! Ucap mbak Kia, sambil menarik pelan tangan Alanda untuk keluar.
"Sialan, kok malah aku sih yang disuruh bersihkan." Batin Mega merasa kesal.
"Kamu duduk disini dulu ya Al! Sambil menunggu meeting selesai. Sepertinya ada yang mau dibicarakan Pak putra sama kamu." Ucap mbak Kia sambil menunjuk kursi depan meja kerjanya.
Alanda yang masih merasa syok dengan kehadiran suaminya di ruang meeting, tidak mau banyak bicara. Yang ada dipikiran Alanda, setelah ini pasti tidak bisa bekerja disini lagi, karna jelas pasti Reno tidak akan mengizinkan dirinya bekerja. Apalagi Reno adalah klien sang pemilik kafe. Pasti akan dengan mudah Reno menyuruh Pak putra untuk memecatnya.
Alanda belum sadar kalo sebenernya yang di sebut Pak Putra itu adalah Reno, suaminya sendiri hehe. Reno Putra Anggara.
"Jangan khawatir Al! Pak Putra itu orangnya baik,InsyaAllah pasti dia mau memaafkan kamu dan memberi kamu kesempatan." Ucap Mbak Kia, mencoba menghibur Alanda yang terlihat khawatir.
"Hehe iya mbak." Jawab Alanda dengan senyum yang dipaksakan.
"Yang jadi masalah sekarang kak Reno pasti tidak mengizinkan aku bekerja lagi." Batin Alanda merasa putus asa.
Beberapa menit kemudian, mbak Kia menerima telfon dari atasannya dan menyuruh Alanda untuk masuk ke dalam ruangan bos kafe.
"Al kamu di suruh pak putra, ke ruangannya sekarang! Ayo aku antar!" Ucap mbak Kia sambil merangkul lengan Alanda dan menuntunnya menuju ruang bos nya.
Setelah mengantar Alanda Sampai depan pintu ruang kerja sang bos, mbak Kia kembali ke meja kerjanya lagi.
"Permisi ppp, kak Reno." Seru Alanda merasa terkejut, saat masuk ke dalam ruang bosnya dan akan menyapa bosnya, ternyata yang ada dihadapannya adalah Reno suaminya.
"Mulai detik ini juga kamu saya pecat!" Ucap Reno sembari meneliti berkas-berkas tanpa mau menatap ke arah Alanda.
"Tap tapi aku." Ucap Alanda terbata, bingung dan ragu serta merasa tidak terima.
"Tapi aku apa?" Tanya Reno yang baru mau menatap Alanda.
"Saya tidak menerima karyawan seorang istri yang bekerja tanpa ada izin dari suaminya. Sekarang pulanglah! Atau kamu mau saya suruh mengerjakan hal lain?" Ucap Reno lagi, berbicara di iringi dengan senyum misterius dan kemudian mengelilingi Alanda yang sedang berdiri menundukkan kepalanya.
"Maksudnya ngerjain hal lain, ngerjain apa?"
Dengan polosnya Alanda bertanya dan kemudian menatap suaminya dengan raut bingung. Alanda masih merasa terkejut, hingga ia belum bisa berpikir dengan baik.
Reno merasa gemas dengan pertanyaan polos istrinya. Ia langsung mendekati Alanda dan tanpa aba-aba langsung menyambar dan melumat bibir manis istrinya dengan rakus. Rasa kesal sama Alanda tadi siang yang menyuruhnya jalan sama Keisya, ia lampiaskan dengan menciumi Alanda dengan membabi buta, di tambah lagi melihat Alanda bekerja di kafe miliknya, semakin membuat Reno merasa kesal.
"Ini hukuman buat istri yang sudah menyuruh suaminya jalan sama perempuan lain." Ucap Reno setelah melepas ciumannya.
"Dan ini hukuman buat istri yang bekerja tanpa izin dari suaminya." Bisik Reno lagi sambil menciumi leher jenjang sang istri serta menarik tubuhnya menuju meja kerjanya. Reno mendudukkan Alanda di pangkuannya tanpa berhenti menciumi dan menggerayangi tubuh sang istri.
Alanda yang mendapat serangan secara mendadak, hanya bisa pasrah tak kuasa untuk melawan. Alam bawah sadarnya sangat menikmati perlakuan Reno dan malah menginginkan yang lebih dari itu, hingga tanpa sadar Alanda mend*sah saat bibir dan lidah Reno bermain-main di puncak dada milik Alanda. Ia menggigit gigit kecil bibirnya sendiri dan menjambak pelan rambut Reno. Jiwanya melayang-layang menikmati permainan lidah suaminya. Tapi sayangnya aktifitas menyenangkan itu harus berhenti, ketika ada yang tiba-tiba masuk tanpa menunggu izin dari Reno terlebih dahulu.
"Oh ma af." Ucap Mega sembari berbalik badan dan keluar lagi serta menutup lagi pintu ruang kerja atasannya. Mega merasa sangat syok dengan apa yang dilihatnya barusan. Ia yang tidak sabar ingin mendengar kabar Alanda dipecat, berinisiatif pura-pura mengantar kopi untuk sang atasannya. Tapi malah yang didapati, jauh diluar dugaannya. Sang bos pujaan hatinya di ruang kerja sedang memeluk Alanda dalam pangkuannya dan seperti sedang menyusu sama Alanda. Mega mencubit-cubit tangannya sendiri, berharap yang dilihatnya tadi hanya mimpi.
Alanda yang menyadari aktifitas intimnya dipergoki oleh Mega, jadi merasa sangat malu. Rasanya ia enggan untuk bertatap muka dengan Mega setelah kejadian tadi.
"Ini semua gara-gara Kak Reno. Aku jadi nggak enak sama mbak Mega, aku malu. Pasti mbak Mega berpikiran yang nggak-nggak tentang aku." Ucap Alanda sembari merapikan pakaiannya kembali.
"Salah kamu sendiri, nggak dikunci dulu pintunya." Jawab Reno santai.
"Dih malah nyalahin aku. Udah ah, aku mau pulang." Ucap Alanda kesal.
"Kok pulang? kan belum selesai kerjanya? Apa mau dilanjutin dirumah saja?" Goda Reno yang melihat wajah kesal Alanda. Dimatanya, Alanda terlihat sangat menggemaskan.
"Udah aku mau mengundurkan diri sekarang juga. Nggak mau punya bos mesum kayak kak Reno." Ucap Alanda sembari keluar dan menutup pintunya dengan sedikit kesal.
Reno malah senyum-senyum sendiri melihat tingkah Alanda, tadi terlihat sangat menikmati sekarang marah-marah nggak jelas.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments