Setelah selesai mandi Alanda merasakan lapar. Kemudian ia menuju dapur dan membuka kulkas, mencari stock makanan yang ada. Tapi ternyata kulkas kosong. Ia lupa kalo sebenarnya hari Minggu pagi waktunya belanja ke pasar untuk membeli stock makanan dan sayur. Tapi ternyata ia malah terbangun kesiangan.
Kemudian Alanda berinisiatif akan membeli nasi bungkus saja. Tapi saat mau mengambil dompet di dalam kamar, ia teringat masih ada Reno di dalam kamarnya. Alanda mencoba mengintip dulu, sebab ia merasa belum siap mental bertatap wajah dengan Reno.
Saat dilihatnya Reno masih sudah tertidur lagi, buru-buru Alanda masuk dan mencari keberadaan dompetnya. Tapi ternyata ia tidak menemukan dompetnya.
"Aduh, dimana ya dompet aku? Apa ketinggalan di mobil Kiara? Tapi perasaan semalam udah aku bawa deh." Ucap Alanda dengan membatin bingung memikirkan keberadaan dompetnya.
Kemudian Alanda teringat masih ada dua bungkus mie instan di dalam laci dapur. Tanpa pikir panjang, Alanda kembali lagi menuju dapur dan segera memasak mie instan tersebut.
Sebenernya Alanda hanya ingin memasak mie instan untuk dirinya sendiri, tapi ia merasa tidak enak sama Reno.
Biarpun sedang kesal, tapi Alanda adalah tipe orang yang nggak enakan, jadilah ia memasak dua porsi mie instan.
Setelah mie tersebut siap di sajikan, Alanda mencoba memberanikan diri untuk membangunkan Reno.
"Kak bangun! Aku masak mie instan buat kakak, ayo cepat makan! Sebelum keburu dingin, nanti tidak enak." Ucap Alanda berusaha membangunkan Reno dengan sedikit menggoyangkan lengannya.
Setelah itu Reno bangun dan akan mandi terlebih dahulu. Alanda buru-buru menghabiskan mie instan miliknya, mumpung Reno masih berada dalam kamar mandi. Kemudian ia pergi ke ruang tamu dan mengintip ke arah luar lewat jendela kaca. Alanda merasa resah memikirkan bagaimana caranya agar Reno bisa keluar dari rumahnya tanpa ketahuan warga.
Alanda belum menyadari kalo sebenarnya Reno sudah sah menjadi suaminya. Sehingga dari tadi ia terus saja merasa cemas dan takut ketahuan warga, karna ada laki-laki yang tidur dirumahnya. Perasaan berdosa dan hina juga terus saja menghantuinya.
Reno merasa heran melihat Alanda mondar mandir di ruang tamu. Setelah menghabiskan mie instan buatan Alanda, ia segera menghampiri wanita yang semalam sudah dinikahinya.
"Kamu kenapa Al, dari tadi mondar mandir disitu? Lagi mikirin apa?" Ucap Reno sambil ikut memperhatikan ke arah luar jendela.
Alanda merasa terkejut dengan kehadiran Reno yang menurutnya secara tiba-tiba.
"Pakai nanya. Ini semua gara-gara kakak, ngapain kakak disini? kalo sampai ketahuan warga bagaimana?" Alanda merasa marah melihat Reno yang terlihat santai.
"Memangnya kenapa? Bukannya sebagian warga sudah pada tahu semalam?" Jawab Reno merasa heran dengan sikap Alanda yang menurutnya aneh.
"Maksud Kakak apa?" Ucap Alanda merasa bingung dengan ucapan Reno. Kalo memang warga sudah tahu Reno menginap di rumah nya, masak iya mereka membiarkannya. Begitu pikir Alanda.
"Al kamu lupa semalam kita sudah menikah Sekarang kita sudah sah menjadi suami istri, apa kamu tidak ingat sama sekali tentang semalam?"
Reno mencoba untuk mengingatkan Alanda tentang status hubungan dengan dirinya saat ini, yang sudah menjadi pasangan halal.
Sekelebat bayangan akad nikah, berputar di ingatan Alanda. Kemudian Alanda tersadar dengan semua yang sudah terjadi. Bulir air mata berjatuhan tanpa bisa dikendalikan. Tubuhnya luruh ke lantai dengan perasaan dan hati yang hancur berkeping-keping.
Reno mencoba untuk menenangkan Alanda, tapi Alanda malah memberontak dan menyuruh Reno pergi secepatnya. Sebab saat ini Alanda butuh waktu untuk menyendiri.
Reno mencoba mengalah. Ia memberikan waktu untuk Alanda berpikir. Selain itu, ia juga buru-buru ada kerjaan yang harus ditinjau.
Setelah mengambil dompet dan ponsel di dalam kamar. Reno segera pamit pergi dan tidak lupa meninggalkan beberapa lembar uang diatas meja, mengingat Alanda sekarang sudah menjadi tanggung jawabnya.
"Sebenarnya siapa yang sudah menjebak aku? Tidak mungkin Kiara yang melakukannya? Sepertinya mang Tono semalam juga dalam pengaruh obat itu, jadi kemungkinan kejadian itu sudah ada yang merencanakannya. Sepertinya besok aku harus bertanya sama Kiara." Batin Alanda bertanya-tanya. Ia curiga dijebak oleh seseorang, supaya melakukan hubungan terlarang itu dengan supir teman nya.
Di satu sisi Alanda bersyukur ada Reno yang datang menolongnya, tapi disisi lain ia jadi merasa bingung. Kehidupannya sangat rumit. Seandainya Reno bukan kekasih sahabatnya, mungkin ia tidak akan segalau ini.
Malam harinya Alanda merasa sangat lapar. Tapi ia belum sempat membeli stock makanan. Sebab sejak tadi siang, Alanda hanya menangis di dalam kamar sendirian. Bahkan di saat ada Tia datang mencarinya, ia merasa enggan untuk membuka pintu.
Saat Alanda berencana ingin membeli makanan, ia mencoba mencari lagi keberadaan dompetnya. Tapi hasilnya masih nihil. Kemudian ia melirik uang di atas meja. Uang pemberian dari Reno tadi siang. Alanda terpaksa mengambil satu lembar uang tersebut untuk membeli makanan.
Saat Alanda membuka pintu, hendak keluar untuk membeli makanan. Ternyata didepan pintu sudah ada Reno yang berdiri dengan membawa dua kresek kantong makanan.
"Hah kamu lagi." Ucap Alanda dengan menghela nafas dan memutar bola matanya, merasa malas melihat kehadiran Reno di rumahnya.
Tanpa banyak drama, Reno asal masuk saja walaupun belum di izinkan masuk oleh pemilik rumah. Sebab menurutnya, sekarang rumah Alanda juga rumahnya.
Alanda yang sudah merasa sangat lapar, semakin tidak tahan ketika bau makanan kesukaannya menguar di hidungnya.
"Kok dia bisa tahu ya sama makanan kesukaanku? Apa cuma kebetulan saja?" Batin Alanda bertanya-tanya.
Mereka segera menikmati makan malam dengan nikmat. Setelah selesai makan, Alanda pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucap sepatah kata pun, saat melewati Reno yang masih duduk diruang makan sambil memainkan ponselnya.
Beberapa saat kemudian terdengar suara dengkuran halus, saat Reno masuk ke dalam kamar. Ternyata istrinya sudah tertidur sambil memeluk foto figura kedua orang tuanya.
Pelan-pelan Reno mengambil foto tersebut dan meletakkannya diatas meja nakas. Kemudian ia duduk di pinggir ranjang tempat tidur dan memperhatikan kamar Alanda yang tidak semewah dan seluas kamarnya. Tetapi kamar tersebut terlihat sangat rapi dan membuat Reno merasa nyaman.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari depan rumah. Reno yang tidak mau tidur Alanda terganggu, langsung keluar kamar dan mengintip dari jendela kaca untuk melihat siapa yang datang.
Reno merasa terkejut dan bingung, setelah mengetahui siapa yang datang. Tapi untungnya ia datang ke rumah Alanda dengan mengendarai taksi online, jadi tidak kelihatan ada mobil Reno didepan rumah Alanda.
Bersambung...
PASTI TAU DONG SIAPA YANG DATANG?
KIRA-KIRA NANTI GIMANA YA?
JANGAN LUPA DI BAB SELANJUTNYA!
BANTU LIKE DAN KOMENNYA YA!
KRITIK & SARAN DI PERSILAHKAN!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments