Reno Mengajak Keisya Jalan²

"Selamat pagi semuanya." Sapa guru bahasa Indonesia ketika memasuki kelas dengan tersenyum ramah. Semua murid balik menyapa dengan antusias, kemudian duduk di bangkunya masing-masing.

Di kelas Reno, sedang ada pelajaran olahraga. Reno dan yang lain sudah berganti pakaian dan berkumpul di lapangan basket. Baik siswa atau siswi, hari ini akan berlatih olahraga basket untuk persiapan pertandingan basket Minggu depan melawan sekolah lain. Reno terlihat bersemangat mendribble bola kesana kemari, kemudian memasukannya ke dalam ring bola basket.

Sudah beberapa kali Reno berhasil memasukan bola ke dalam ring basket hingga membuat beberapa siswi yang menyaksikan berteriak histeris.

"Reno yang semangat ya! Nanti kalo menang dapet Alanda." Teriak salah satu siswi yang menyukai Reno sama Alanda.

"Hus, kamu itu ya, kalo ngomong nggak di filter dulu! Di labrak sama Keisya baru tahu rasa kamu." Tegur teman disampingnya.

Reno yang mendengar nama Alanda disebut, terlihat tersenyum malu. Ia jadi teringat tadi pagi saat bangun tidur, Alanda masih tertidur dengan memeluk dirinya seperti sedang memeluk guling.

"Lah kenapa kamu yang sewot? Reno aja malah senyum-senyum tuh." Ucap siswi yang berteriak menyebut nama Alanda.

Jam istirahat pertama.

"Bentar ya, aku mau ke toilet dulu. Kalian ke kantin duluan aja!" Ucap Alanda melangkah keluar kelas.

"Aku mau disini aja fan, kamu ke kantin sendiri aja ya!" Ucap Keisya pada Fani yang sedang ingin menyendiri di dalam kelas.

"Yasudah kalo begitu, nanti aku bawakan makanan kesini." Balas Fani, yang kemudian mengikuti Alanda secara diam-diam.

Fani yang punya misi mau menanyakan soal panggilan keluar atas nama Reno ke Alanda langsung mengiyakan kemauan Keisya.

Sebenarnya tujuan Alanda bukan untuk ke Toilet tapi untuk menemui Reno, karna ada yang ingin ia bicarakan. Sebelum itu ia sempatkan dulu ke toilet, sekedar untuk mencuci muka dengan sedikit Air. Kemudian Alanda keluar lagi.

Fani yang hampir sampai ke toilet melihat Alanda keluar dari toilet, tapi bukannya mengarah ke kantin, Alanda malah mengarah menunju kelas Reno. Fani merasa penasaran, kemudian ia mengikuti Alanda secara diam-diam.

Di dalam kelas Reno, terlihat ada empat siswa yang sedang pada ngobrol dan bercanda. Salah satunya adalah Reno.

Reno yang melihat Alanda berada diluar sebelah pintu langsung keluar untuk menemui Alanda. Dengan suara sedikit berbisik Alanda mengajak Reno untuk bicara di rooftop sekolah.

Fani melihat Alanda didepan kelas Reno yang kemudian melangkah menuju rooftop dengan di ikuti Reno dibelakangnya, membuat Fani jadi semakin penasaran.

"Apa yang sudah Kakak lakukan pada Keisya? sampai Keisya menangis tadi pagi?" Tanya Alanda setelah sampai di rooftop.

"Aku cuma ngomong seadanya, di mananya yang salah? Kalo dia nangis, ya mungkin dia lagi PMS kali jadi gampang baper." Jawab Reno tanpa merasa bersalah.

Fani yang mengintip dari kejauhan tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan Reno sama Alanda, hingga ia mencoba untuk mengintip lebih dekat lagi.

"Pokoknya aku nggak mau tahu, kakak harus minta maaf sama Keisya dan buat Keisya kembali tersenyum! Kakak harus sempatkan waktu buat ajak Keisya jalan-jalan!" Ucap Alanda sedikit mengancam tapi sebenarnya ia merasakan sesak di dadanya. Bagaimanapun, saat ini Reno sudah menjadi suaminya. Istri mana yang tidak sakit hati, jika tahu suaminya jalan sama perempuan lain. Tapi Alanda merasa Keisya lah yang berhak atas Reno. Ia hanya orang ketiga yang menjadi pengganggu hubungan mereka.

Reno hanya diam saja, berdiri menatap pohon-pohon di belakang sekolah, dengan posisi tangannya bertumpu pada pagar tembok rooftop.

Reno merasa miris dengan kenyataan, Bisa-bisanya istri yang sangat dicintainya menyuruhnya untuk mengajak jalan perempuan lain, sedangkan Reno memegang prinsip setia hanya pada satu wanita. Sejak menikahi Alanda Reno sudah berusaha mengurangi komunikasinya dengan Keisya dan berencana memutuskan hubungannya dengan Keisya diwaktu yang tepat, tapi Alanda malah berusaha sebaliknya.

Saat keduanya sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing tiba-tiba terdengar suara seperti benda jatuh di pintu rooftop.

Alanda dan Reno sama-sama terkejut dan langsung memeriksa apa yang terjadi.

"Fani." Ucap Alanda merasa terkejut melihat Fani sudah terduduk dilantai, sedang berusaha mendorong lemari kecil yang hampir menimpanya.

Tanpa pikir panjang Alanda berusaha membantu Fani menyingkirkan lemari tersebut, begitu juga dengan Reno.

"Kamu nggak papa Fan? Ada yang sakit nggak?" Tanya Alanda khawatir.

"Nggak Al aku nggak papa, oh ya kalian ngapain disini berdua? Aku tadi nggak sengaja lihat kalian kesini, makanya aku diam-diam mengikuti kalian. Maaf kalo aku kepo, soalnya aku penasaran." Ucap Fani jujur.

"Kita lagi ngomongin soal kerjaan fan. Aku baru tahu kalo ternyata kak Reno itu klien bos aku." Ucap Alanda berbohong sambil melirik Reno supaya mendukung ucapannya. Dalam hati Alanda, ia merasa sudah pantas mendapat piala penghargaan sebagai tukang bohong nomor satu.

"Aku juga habis marahin kak Reno karna tadi dia udah bikin sahabat kita menangis." Sambung Alanda lagi sambil merangkul lengan Fani, mengajaknya untuk turun dari rooftop.

Beberapa jam kemudian bel tanda pulang berdering nyaring. Anak-anak bersorak ria sembari memasukan buku dan alat tulis kedalam tas masing-masing. Alanda, Fani dan Keisya keluar kelas bersama sambil bercanda. Perasaan Keisya sudah lebih baik setelah Alanda memberi tahu kalo nanti siang Reno akan mengajaknya jalan-jalan.

"Al kok sekarang kamu nggak pernah bawa motor lagi?" Tanya Fani ingin tahu.

"Iya soalnya sejak aku tinggal di rumah bos aku, dia nggak mengizinkan aku naik motor lagi. Kebetulan didepan rumah bos aku ada halte, jadi lebih gampang naik bus aja." Jawab Alanda tidak mau menyebutkan apartemen tapi rumah.

"Kalo kita main ke sana, bos kamu kasih izin nggak Al?" Ucap Keisya bertanya.

"Belum tahu sih, nanti ya kapan-kapan aku tanya." Balas Alanda dengan tersenyum.

Dari kejauhan terlihat Reno lagi berdiri di depan mobil miliknya. Ketiganya langsung buru-buru menghampirinya.

"Cie lagi nunggu ayang ya? Jadi jalan-jalan nih, ceritanya." Ucap Alanda berusaha tegar untuk menghibur Keisya.

Reno merasakan sesak di dadanya, mendengar ucapan Alanda. Sedangkan Keisya, ia tersenyum malu-malu.

"Awas ya Reno! Kalo sampai bikin Keisya nangis lagi, kita berdua nggak akan tinggal diam." Ancam Fani pada Reno.

Reno hanya diam saja dengan wajah datar tanpa ekspresi, kemudian membuka pintu mobil dan mengisyaratkan Keisya untuk segera masuk ke dalam mobil. Setelahnya, Reno masuk ke dalam mobil bagian kemudi dan melajukan mobilnya dengan pelan-pelan.

"Keisya ada-ada saja ya Al? Pake nangisin cowok model gitu. Wajahnya emang ganteng sih, kekayaan juga berlimpah, tapi sikapnya itu lho, udah kayak patung Pancoran. Cuma diem mulu." Ucap Fani berceloteh panjang lebar, merasa gregetan sama duo pasangan yang menurutnya sama-sama aneh. Alanda hanya bisa nyengir, enggan untuk berkomentar. Sebab ia sendiri juga sempat menangisi Reno kemarin.

Pulang dari sekolah, Alanda langsung pergi menuju Kafe tempatnya bekerja. Ina menyambutnya dengan senyum ramah, sedang Mega menanggapi kedatangan Alanda dengan wajah jutek seperti kemarin.

Manager kafe menghampiri Alanda yang lagi mengelap piring dan gelas.

"Al, nanti habis Maghrib kan mau ada meeting di ruang VIP." Jadi tolong kamu bersihkan dulu ya tempatnya! Soalnya karyawan yang biasanya bertugas bersih-bersih, belum bisa datang hari ini." Ucap manager kafe pada Alanda.

"Baik mbak." Jawab Alanda dengan senyum ramah dan patuh.

Setelah mbak KIA sang manager kafe kembali ke ruangannya. Mega mendekati Alanda dan lagi-lagi memberi peringatan pada Alanda.

"Dengar baik-baik ya! Yang mau meeting nanti malam, salah satunya adalah pemilik kafe ini. Kamu harus ingat, jangan pernah coba-coba untuk menggodanya! Ingat itu!" Ancam Mega yang merasa angkuh karna sudah mengenal sang pemilik kafe beserta keluarganya sejak lama, dan ia juga sangat terobsesi ingin menjadi istrinya sang pemilik kafe tersebut.

Karna selalu diberi peringatan sama Mega, Alanda jadi merasa penasaran sama pemilik kafe tersebut. Seperti apakah wajahnya? Apakah lebih tampan dari kak Reno? Batin Alanda bertanya-tanya.

"Pemilik kafe ini tuh namanya Pak Putra, dia masih muda banget. Denger-denger sih, dia masih sekolah. Mungkin seumuran kamu. atau lebih tua dikit dari kamu lah. Makanya Mega khawatir takut kalo sampai Pak Putra kecantol sama kamu. Si Mega itu udah lama naksir sama Pak Putra, padahal mah Pak Putra nggak pernah nanggepin dia, tapi dianya sok percaya diri banget kalo Pak Putra bakal naksir sama dia." Ucap mbak Ina menjelaskan pada Alanda saat ia melihat mimik wajah Alanda seperti sedang bingung dan penasaran.

Bersambung..

Episodes
1 Perkenalan
2 Pertama dan Terakhir Bertemu
3 Berduka Cita
4 Pendapat Nenek
5 Menolak Perjodohan
6 Mulai Sekolah Lagi
7 Gara-Gara Salah Ucap
8 Hampir Di perkosa
9 Di Tuntut Untuk Segera Menikah
10 Milik Kamu Seutuhnya
11 Curiga Ada Yang Menjebak
12 Sikap Buruk Fara
13 Amanah Yang Harus Di Jaga
14 Pindah Ke Apartemen
15 Reno Menghilang
16 Diterima Kerja Di Kafe
17 Kedatangan Fara Di Apartemen
18 Reno Mengajak Keisya Jalan²
19 Di Pecat Oleh Pemilik Kafe
20 Melakukannya Lagi
21 Fani Melihat Reno Dan Alanda
22 Fani Mengikuti Mobil Reno
23 Alanda Pingsan Lagi
24 Perasaan Yang Sebenarnya
25 Niat buruk Mira
26 Pertunangan Reno dan Keisya
27 Di Tuduh Menjadi Simpanan
28 Papan Mading Yang Bikin Heboh
29 Kedatangan Mira Di Apartemen
30 Alanda Meninggalkan Apartemen
31 Di Rawat Di Rumah Sakit
32 Ada Apa Dengan Alanda?
33 Ujian Kelulusan
34 Penyesalan Fara
35 Permohonan Keisya Pada Alanda
36 Reno Bertemu Isabella
37 Mira Mencari Alanda
38 Alanda Bertemu Ibu Mertua Di Mall
39 Reno Marah Sama Mami Keisya
40 Keisya Sudah Menerima Kenyataan
41 Pindah Ke Rumah Mama
42 Kejutan
43 Menginap Di Rumah Lama
44 Alanda Bertemu Isabella
45 Isabella Menyimpan Dendam
46 Lahir Prematur
47 Hampir Di Culik
48 Baby Alea
49 Cerita Masa Lalu
50 Merasa Tidak Mempunyai Musuh
51 Curiga Dengan Mega
52 Pesan Dari Orang Asing
53 Isabella Menjenguk Alanda
54 Kalung Liontin Hati
55 Berencana Kabur Dari Rumah
56 Alanda Jatuh Sakit
57 Sudah Baikan
58 Di Teror Lagi
59 Menemukan Bukti Pelaku Teror
60 Mega Kabur Ke Hutan
61 Karma Untuk Mega
62 Kekacauan Di Halaman Villa
63 Kabar Duka
64 Mira Berharap Reno Menikah Lagi
65 Keisya Yang Selalu Tersakiti
66 Mega Dan Alanda
67 Berobat Ke Luar Negeri
68 Episode 68
69 Episode 69 (Fani & Adrian)
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Perkenalan
2
Pertama dan Terakhir Bertemu
3
Berduka Cita
4
Pendapat Nenek
5
Menolak Perjodohan
6
Mulai Sekolah Lagi
7
Gara-Gara Salah Ucap
8
Hampir Di perkosa
9
Di Tuntut Untuk Segera Menikah
10
Milik Kamu Seutuhnya
11
Curiga Ada Yang Menjebak
12
Sikap Buruk Fara
13
Amanah Yang Harus Di Jaga
14
Pindah Ke Apartemen
15
Reno Menghilang
16
Diterima Kerja Di Kafe
17
Kedatangan Fara Di Apartemen
18
Reno Mengajak Keisya Jalan²
19
Di Pecat Oleh Pemilik Kafe
20
Melakukannya Lagi
21
Fani Melihat Reno Dan Alanda
22
Fani Mengikuti Mobil Reno
23
Alanda Pingsan Lagi
24
Perasaan Yang Sebenarnya
25
Niat buruk Mira
26
Pertunangan Reno dan Keisya
27
Di Tuduh Menjadi Simpanan
28
Papan Mading Yang Bikin Heboh
29
Kedatangan Mira Di Apartemen
30
Alanda Meninggalkan Apartemen
31
Di Rawat Di Rumah Sakit
32
Ada Apa Dengan Alanda?
33
Ujian Kelulusan
34
Penyesalan Fara
35
Permohonan Keisya Pada Alanda
36
Reno Bertemu Isabella
37
Mira Mencari Alanda
38
Alanda Bertemu Ibu Mertua Di Mall
39
Reno Marah Sama Mami Keisya
40
Keisya Sudah Menerima Kenyataan
41
Pindah Ke Rumah Mama
42
Kejutan
43
Menginap Di Rumah Lama
44
Alanda Bertemu Isabella
45
Isabella Menyimpan Dendam
46
Lahir Prematur
47
Hampir Di Culik
48
Baby Alea
49
Cerita Masa Lalu
50
Merasa Tidak Mempunyai Musuh
51
Curiga Dengan Mega
52
Pesan Dari Orang Asing
53
Isabella Menjenguk Alanda
54
Kalung Liontin Hati
55
Berencana Kabur Dari Rumah
56
Alanda Jatuh Sakit
57
Sudah Baikan
58
Di Teror Lagi
59
Menemukan Bukti Pelaku Teror
60
Mega Kabur Ke Hutan
61
Karma Untuk Mega
62
Kekacauan Di Halaman Villa
63
Kabar Duka
64
Mira Berharap Reno Menikah Lagi
65
Keisya Yang Selalu Tersakiti
66
Mega Dan Alanda
67
Berobat Ke Luar Negeri
68
Episode 68
69
Episode 69 (Fani & Adrian)
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!