Di kota lain Reno lagi berusaha untuk fokus menangani bisnisnya yang lagi dalam masalah. Tapi bayangan Alanda terus saja memenuhi pikirannya hingga Reno kesulitan untuk fokus. Semalaman Reno juga tidak bisa tidur nyenyak, kepikiran terus sama Alanda.
Lagi-lagi Reno merutuki kebodohannya karna masih saja lupa membelikan ponsel untuk istrinya, supaya bisa saling bertukar kabar
Kemarin saat Reno mendadak ada urusan di luar kota. Ia sudah menyempatkan diri untuk pulang terlebih dahulu ke Apartemen, supaya bisa say good bye, see you next time sama Alanda. Tapi ternyata sesampainya di Apartemen, Alanda tidak ada di tempat. Entah pergi kemana Reno sama sekali tidak tahu.
Reno menunggu sampai lima belas menit lamanya tapi Alanda tak kunjung pulang juga.
Sampai akhirnya Reno memilih menuliskan pesan di kertas dan ditaruhnya diatas meja makan, berharap saat makan. Alanda melihat pesan surat tersebut.
Merasa butuh hiburan, Reno iseng membuka Aplikasi hijau untuk melihat story teman-teman nya. Penglihatannya terfokus pada story milik Keisya dan Fani.
Reno tersenyum melihat foto Alanda yang berpose dua jari bersama Keisya dan Fani.
Di jam istirahat, Alanda pergi lagi ke kelas Reno. Ia mencoba bertanya sama teman satu kelas Reno yang sedang berada di kelas. Dan ternyata yang sedang di carinya, hari ini memang tidak masuk sekolah.
Alanda langsung kembali lagi ke kelas tanpa bertanya, Reno izin tidak masuk karna ada hal penting atau karna sakit atau kenapa. Padahal siswa yang ditanya Alanda hendak mengatakan bahwa Reno izin tidak masuk karna ada kepentingan di luar kota, tapi Alanda malah sudah keburu pergi.
Di kelas, Alanda tidak melihat keberadaan Fani dan Keisya. Lalu kemudian ia mencari Keisya dan Fani di kantin sekolah.
Di kantin, Keisya dan Fani tampak sedang makan sambil sesekali bercanda dan saling memperlihatkan layar ponselnya.
"Kei lihat nih! Tumben banget pacar kamu liat story ku, perasaan biasanya nggak pernah." Ucap Fani merasa heran sembari mendekatkan layar ponselnya ke arah Keisya.
Alanda yang mendengar nama Reno disebut langsung mempercepat langkahnya.
"Punya ku juga di lihat, tapi waktu aku chat ga di bales, kesel banget." l Ucap Keisya mengungkapkan rasa kecewanya.
Alanda jadi kepikiran ingin meminjam ponsel Fani, untuk menghubungi Reno.
"Kamu nggak pesen makan Al?" Tanya Fani ketika melihat Alanda datang. Tadi waktu ke kelas Reno, Alanda bilang pada Fani dan Keisya ingin ke toilet. Jadi mereka tidak merasa curiga sama sekali.
"Aku lagi nggak nafsu makan, aku lagi ada masalah sama pekerjaanku. Aku kepikiran terus. Boleh nggak aku pinjem ponsel kamu buat telfon teman kerjaku. Sebentar saja." Ucap Alanda terpaksa berbohong demi bisa menghubungi Reno untuk memastikan Reno baik-baik saja.
"Ya pasti boleh dong. Nih buruan sana!" Ucap Fani menyerahkan ponselnya untuk dipinjam Alanda tanpa curiga sedikitpun.
Di belakang sekolah, Alanda mencoba untuk menghubungi Reno tapi panggilannya tidak terjawab, ia coba lagi panggilan kedua juga tak terjawab, Alanda mulai meneteskan air mata, entah kenapa Alanda yang dulunya periang sudah berubah menjadi cengeng seperti sekarang ini.
Alanda mencoba satu panggilan lagi.
Jika masih tak dijawab, sepulang sekolah nanti ia akan bertekad mendatangi rumah mamanya Reno.
"Halo ada apa fan?" Terdengar suara yang di khawatirkan dari sebrang sana.
"Fan ada perlu apa? Soalnya aku lagi sibuk." Ucap Reno lagi ketika tidak ada sapaan atau jawaban dari Fani. Sebab Alanda malah hanya terdiam, tidak mampu untuk berkata dan malah semakin menangis.
"Alanda." Panggil Reno yang mendengar suara tangisan khas Alanda.
"Kak Reno dimana? Kenapa semalam nggak pulang? Apa kak Reno marah sama aku gara-gara malam itu? Aku minta maaf." Ucap Alanda sambil terisak.
"Astaga Alanda. Kan aku sudah bilang aku nggak marah. Aku sekarang lagi ada pekerjaan di luar kota. Kemarin sore aku pulang Kamu dimana? Dan bukankah aku sudah meninggalkan pesan tertulis di kertas yang aku taruh di atas meja makan. Memangnya kamu nggak baca? Jangan-jangan dari kemarin kamu belum makan ya, makanya nggak tahu?"
Reno dibuat gemas sama sikap Alanda.
"Maaf kak, aku terlalu cemas sampai aku nggak ada rasa ingin makan dan nggak bisa berpikir dengan baik. Pulang dari sananya kapan kak? Aku takut sendirian di Apartemen." Ucap Alanda yang kini tangisnya sudah mereda.
"Bisa malam ini bisa besok, belum tahu pastinya kapan. Yang penting kamu harus makan, jangan sampai nggak makan biar kalo aku pulang nanti Kamu punya cukup tenaga buat melayani suami kamu ini." Ucap Reno iseng menggoda Alanda.
"Ih Apaan sih, mulai deh mesumnya" Ucap Alanda sedikit kesal.
"Siapa yang mesum? Pikiran kamu itu yang mesum! Melayani suami yang bagaimana dulu? Mengambilkan makan menyediakan minum itu juga termasuk melayani suami kan?" Balas Reno menjelaskan dan berhasil membuat Alanda merasa malu sendiri.
"Eum. Yaudah ya kak, aku nggak bisa lama-lama. Takut Fani curiga. Kak Reno hati-hati ya disana!" Ucap Alanda pada akhirnya, perasaannya sudah sangat lega.
"Iya istriku, kamu juga yang hati-hati di sana!" Balas Reno merasa bahagia.
Setelah selesai berbicara dengan sang suami, Alanda kembali ke kantin untuk mengembalikan ponsel Fani. Alanda juga tidak lupa untuk makan terlebih dahulu.
Pikiran Alanda sudah tenang sekarang. Sepulang sekolah ia bisa melanjutkan rencana semalam untuk melamar kerja di kafe pusat kota.
Fani yang tidak sengaja melihat panggilan keluar tertera nama Reno merasa heran, ia merasa tidak pernah menghubungi Reno dalam beberapa Minggu ini.
Di perhatikannya ada panggilan keluar atas nama Reno Sampai tiga kali di waktu Alanda meminjam ponselnya. Dua kali tidak terjawab satu kali terjawab beberapa menit.
"Bukannya Alanda tadi izin mau telfon teman kerjanya? Kok malah nomor Reno yang masuk ke daftar panggilan keluar?" Batin Fani merasa ada yang aneh, tapi ia tidak mau mempermasalahkannya. Khawatir kejadian kemarin terulang lagi.
Fani sudah berusaha keras meyakinkan Keisya soal Reno dan Alanda kemarin, yang sempat jadi bahan gosip oleh anak-anak.
Menurut Fani, itu hal yang manusiawi bukan Karna ada hati. Reno yang berhati baik dan Alanda korban bully Fara, Nita dan Angel.
Sepulang sekolah, Alanda langsung menuju kafe yang sudah ia rencanakan akan melamar pekerjaan. Berhubung kafe itu lagi darurat membutuhkan karyawan tambahan, jadilah Alanda diterima dengan sangat mudah.
Alanda mendapat pekerjaan bagian mengantarkan pesanan pembeli.
ia sangat senang menjalankan pekerjaan itu.
"Kamu masih sekolah ya Al?" Tanya mbak Ina pelayan kafe senior yang sudah bekerja sejak kafe tersebut baru dibuka.
"Iya mbak, aku kerja cuma buat cari tambahan saja sambil cari pengalaman." Jawab Alanda sambil membereskan sisa makanan dari customer.
"Yang penting jangan coba-coba merayu pemilik kafe ini! Soalnya nggak level sama kamu." Ucap pelayan kafe satunya lagi, Sepertinya dia nggak suka sama Alanda.
Alanda yang di peringatkan seperti itu rasanya pengen tertawa tapi ia tahan. Yang dirumah saja di anggurin masak malah mau merayu orang lain yang tidak ia kenal.
Alanda hanya tersenyum menanggapi peringatan pelayan kafe tersebut yang ternyata bernama Mega.
"Udah nggak usah ditanggepin! dia itu memang orangnya sedikit nggak waras." Ucap mbak ina ketika Mega berlalu pergi untuk mengantarkan pesanan pelanggan.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments