Sore itu Alanda baru pulang dari belajar kelompok hendak membuka pintu rumahnya, tapi terhenti ketika mendengar panggilan dari seseorang. Orang itu adalah Tia teman sebaya Alanda tapi berbeda sekolah.
"Al gimana kabar Ayah kamu? Baik-baik saja kan? Nggak ada yang parah kan?" Ucap Tia memberondong beberapa pertanyaan pada Alanda. Sebab Tia pikir Alanda sudah tahu tentang kecelakaan Ayahnya ditempat kerja. Makanya sore hari baru pulang, mungkin saja habis menjenguk Ayahnya di rumah sakit. Begitu pikir Tia.
Alanda merasa bingung dengan pertanyaan Tia, tapi belum sempat ia menjawab atau pun bertanya tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan suara sirine ambulance yang melaju ke arah rumah Alanda.
Alanda yang tadi merasa bingung dengan pertanyaan Tia pun sekarang paham. Ia begitu syok saat ambulance dibuka dan terlihatlah wajah ayahnya yang sangat ia sayangi, sudah berwajah pucat dan sudah mengenakan kain kafan.
"Nggak, ini nggak mungkin" Ucap Alanda dengan tangis histeris, merasa masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini adalah nyata. Tubuhnya mendadak lemas tak berdaya. Dengan sekuat tenaga Alanda mencoba untuk mendekati jenazah ayahnya dan memeluknya sambil menangis menjerit memanggil sang Ayah.
"Ayah, jangan tinggalin Al sendiri! Alanda takut Ayah. Bangun yah!" Alanda terus saja menangis memohon pada jasad Ayahnya agar membuka matanya kembali dan tidak meninggalkannya sendirian di dunia ini. Walaupun Alanda sadar apa yang di inginkannya sangat mustahil tapi saat ini hanya itu yang mampu ia ucapkan.
Tia yang sangat akrab dengan Alanda dan pak Andi sejak Alanda masih anak-anak turut merasa sedih. Tapi ia sadar Alanda tidak punya keluarga disini, jadi ia berusaha untuk kuat supaya bisa menghibur Alanda.
"Udah ya Al, yang ikhlas yang sabar! Om Andi sekarang sudah bahagia bertemu Bunda kamu di syurga." Ucap Tia berusaha menghibur Alanda sambil mengusap-usap bahu Alanda supaya lebih tenang.
Esoknya di tempat pemakaman umum, semua teman dekat Alanda dan beberapa tetangga juga beberapa guru turut hadir di acara pemakaman pak Andi.
Keisya mencoba menguatkan Alanda dengan memeluk tangan kanan Alanda dan Fani memeluk tangan kiri Alanda, sedangkan Tia berjaga-jaga dibelakang Alanda. Khawatir Alanda akan pingsan lagi, seperti semalam.
Prosesi pemakaman selesai. Satu persatu, mereka pamit meninggalkan area pemakaman. Hingga tinggallah Alanda dan ketiga teman dekatnya. Alanda masih saja terus menangis. Ia benar-benar kehilangan sandaran satu-satunya, rasanya hidupnya juga seperti sudah berakhir.
"Kamu tenang saja ya Al! Kamu masih punya kita. Kita akan selalu ada untuk kamu. Jadi kamu jangan takut ya untuk kehidupan kedepannya!" Ucap Tia sambil mengelus-elus rambut Alanda.
"Iya Al, anggap saja kita saudara kandung kamu. Kalo butuh apa-apa jangan sungkan untuk bilang ke kita." Sambung keisya yang baru datang dari dapur dengan membawa empat gelas minuman dingin. Posisi mereka berempat sudah kembali ke rumah Alanda.
Ditempat lain, Reno lagi merasa kacau sama pikiran dan hatinya. Perasaan merasa bersalah, rasa trauma dan bingung harus apa memenuhi pikiran dan jiwanya. Seharusnya kemarin, ia ikut mengantar jenazah pak Andi pulang ke rumah dan mengikuti prosesi pemakaman sampai selesai. Namun ia keburu dikejutkan oleh isi surat wasiat dari pak Andi yang sempat ditulis di akhir hayatnya. Karna merasa lagi butuh menyendiri, akhirnya Reno memilih pulang duluan. Tidak lupa ia mengurus dulu semua biaya administrasi dan keperluan pemulangan jenazah pak andi.
"Kenapa permintaan Papa sama om Andi bisa sama? Dan kenapa anaknya om Andi harus dia?" Batin Reno bertanya-tanya.
Semalaman Reno dibuat gegana sama isi wasiat dari om Andi dan foto yang diselipkan di kertas surat tersebut yang ternyata anak om Andi adalah sahabat baik dari kekasihnya. Kemarin pak Andi sempat mengambil foto yang ada di dompetnya dan menyelipkannya di kertas wasiat tersebut.
MAAF, KALO CERITA DAN TULISANNYA MASIH BELEPOTAN. PERDANA BIKIN CERITA TERTULIS. HARAP MAKLUM YA! 😁🤭🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments