9

Amanda dibawa ke kamar dibantu oleh Mikha dan ibu beserta nenek. Setelah diberi minum air putih, Amanda dibaringkan di tempat tidur. Tubuhnya sangat lemas dan wajahnya pucat.

"Kamu sudah mendingan?" tanya ibu cemas, sambil terus memijit telapak tangan anaknya itu.

Amanda tidak menjawab tanya ibu, dia masih seperti orang bingung dengan tatapan yang nanar.

Nenek mengusap kepala Amanda sambil membacakan doa. Sementara Mikha mengusap telapak kaki Amanda dengan minyak kayu putih.

Amanda begitu syok dengan kejadian yang baru saja dialami. Masih sulit bagi Amanda untuk bercerita, meskipun di benaknya masih terlintas semua detil kejadian. Bahkan Amanda masih ingat dengan setiap wajah yang dilihat. Benar-benar terasa sangat nyata.

Suasana di malam itu menjadi sangat menegangkan, apalagi jarum jam masih menunjukkan pukul 3 pagi. Suara lolongan anjing menambah suasana semakin terasa mencekam.

Malam itu Amanda tidur ditemani oleh Mikha, karena Mikha ternyata juga takut tidur sendirian.

☕☕☕

Keesokan hari, Amanda tidak masuk bekerja karena kondisinya sedang tidak baik.

Amanda minta ijin pada Miranti dengan alasan sakit.

Sehabis Dzuhur, Datuk, salah seorang kerabat Amanda datang ke rumah. Ternyata nenek telah meminta pria paruh baya itu datang ke rumah.

Nenek menceritakan peristiwa yang telah menimpa Amanda semalam, termasuk kejadian lain yang juga dialami Amanda.

"Sepertinya kamu sedang dimintai tolong oleh mereka," jawab Datuk setelah mendengar penuturan nenek.

"Memangnya apa yang terjadi dengan kamu semalam, Manda?" tanya ibu yang masih penasaran dengan kejadian tadi malam.

Amanda mencoba menceritakan semua peristiwa mengerikan yang dialaminya tadi malam. Ketakutan kembali hadir ketika Amanda bercerita, tubuhnya gemetar, hingga Amanda menjadi kesulitan untuk bicara.

Nenek mendekati Amanda dan memijit punggungnya, lalu ibu memberikan segelas air putih. Setelah kembali tenang, barulah Amanda melanjutkan bercerita.

"Lagian kamu ngapain tengah malam pergi ke balkon?" tanya ibu setelah mendengar cerita anaknya.

"Seingatku, aku tidur, Bu. Aku tidak pergi ke balkon..."Amanda tampak seperti orang bingung. Hatinya juga bertanya-tanya, kenapa dia bisa sampai berada di balkon.

"Datuk, apa yang harus kita lakukan?" tanya nenek pada Datuk yang sejak tadi tampak seperti orang yang sibuk berzikir.

"Sebaiknya kamu berhenti saja bekerja dari sana, Mand. Dari pada nanti membahayakan dirimu," pintas ibu yang mulai mengkhawatirkan anak gadisnya.

Amanda merasa keberatan dengan usul ibu, berhenti bekerja bukanlah pilihan yang tepat saat ini. Amanda menggeleng untuk menjawab perkataan ibu.

"Tapi...," lanjut ibu.

"Tidak usah berhenti bekerja," ujar Datuk memotong ucapan ibu.

Semua tatapan beralih pada Datuk, seolah tidak sabar menunggu penjelasan dari pria yang berprofesi sebagai guru mengaji tersebut.

"Mereka sudah terlanjur mendatangi Amanda. Berhenti sekali pun dari pekerjaan, mereka akan tetap mendatangi Amanda." Jawaban Datuk mengejutkan semua orang, terutama Amanda.

"Mendatangi untuk apa, Datuk?" tanya Amanda dengan suara bergetar.

"Mereka selalu mengatakan minta tolong, kan? Mungkin mereka memang butuh pertolongan kamu. Tapi saya sendiri juga tidak tahu apa maksudnya. Makanya, lebih baik kamu teruskan saja bekerja di sana." Datuk memberikan saran untuk Amanda.

Meskipun bukan seorang yang ahli dalam menangani makhluk gaib, tetapi Datuk memiliki insting yang selalu tepat. Karena itulah nenek meminta pendapat dari Datuk.

"Nanti kamu akan menemukan titik terangnya. Maka, sebaiknya lanjutkan saja bekerja," lanjut Datuk.

"Tapi saya khawatir dengan keselamatan Amanda, Datuk," sanggah ibu.

"Selama kita tidak berbuat kesalahan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jangan pernah tinggalkan sholat, dan selalu lah berdzikir di mana pun kamu berada," ujar Datuk.

Semua orang terdiam, masing-masing berusaha meyakinkan diri bahwa nasehat Datuk benar.

"Amanda." Datuk memanggil Amanda.

Amanda spontan mengangkat wajahnya yang ditekuk. "Ya, Datuk."

"Kamu pandai-pandai lah mencari informasi di sana, tetapi jangan bercerita pada sembarangan orang. Karena kita belum tahu apa yang terjadi, dan siapa dalang di balik semua kejadian itu." Datuk menatap serius pada Amanda. Amanda mengangguk menyetujui nasehat Datuk.

☕☕☕

Siang itu di restoran Dapur Miranti, pengunjung mulai sepi, karena jam makan siang sudah usai. Hanya ada beberapa pengunjung saja yang masih ingin menikmati minuman dan suasana.

Di salah satu pondok terapung milik Dapur Miranti, duduk seorang gadis yang tengah menikmati pemandangan laut. Ditemani segelas jus yang baru saja dipesan.

Gadis itu sibuk memotret pemandangan dengan menggunakan gadgetnya. Tiba-tiba Fatur yang entah dari mana datangnya, menghampiri gadis tersebut.

"Halo," sapa Fatur dengan logat khas seorang bocah.

Gadis itu menoleh. "Hai, Fatur" sapanya sambil tersenyum. Sepertinya gadis itu sudah sering berkunjung ke sana, sehingga mengenali Fatur.

Fatur berjalan mendekat, sambil menatap hangat pada gadis itu, dia menunjuk ke arah laut.

"Kamu mau lihat laut?" tanya gadis itu mencoba memahami maksud Fatur. Fatur mengangguk.

"Ayok." Gadis itu menggandeng tangan Fatur, tanpa lupa membawa gadget karena berpikir akan mengambil beberapa foto.

Mereka berjalan di atas jembatan yang menjadi penghubung setiap pondok yang berjejer di atas laut.

Mereka menuju tempat yang lebih menjorok ke tengah laut, dan berhenti di ujung jembatan yang diberi pagar kayu setinggi pinggang orang dewasa.

"Fatur mau difoto?" tanyanya menawari Fatur.

Fatur tersenyum dan mengangguk.

Gadis itu mulai mengambil beberapa foto dengan Fatur sebagai objeknya.

"Sini Fatur fotoin." Fatur balik menawarkan jasa.

Gadis itu tidak keberatan dengan tawaran Fatur. Setelah menyiapkan setingan kamera, dia menyerahkan HP pada Fatur.

"Fotoin dari belakang, ya," ujarnya.

Lalu gadis itu berdiri menghadap ke laut dan memunggungi Fatur. Di saat itulah Fatur berlari dengan cepat dan mendorong tubuhnya. Hingga tubuh remaja itu terpental ke dalam air.

Entah kekuatan dari mana, sehingga seorang anak kecil berusia 5 tahun mampu mendorong tubuh seorang remaja dari atas jembatan yang memiliki pagar pembatas.

☕☕☕

Terpopuler

Comments

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

Fatur ada yang mengendalikan?

2024-02-25

0

neng ade

neng ade

Gadis itu menjadi korban yg entah yang keberapa .. seperti nya itu bukan Fatur deh.. mungkon sosok lain yg merasuk. ke dalam tubuh Fatur

2024-02-09

1

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

waduh dapat lagi satu tumbal

2024-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!