Pagi itu adalah hari dimana aku akan merayakan kenaikan levelku nanti namun sebelum itu kurasa aku punya urusan dengan Aisyah dalam kontrak sihir dengan guild pedagang.
Kurang lebih kontrak itu berisi tentang pembagian kerjasamaku dengan Aisyah atas penjualan shampoo dan sabun. Kurasa tidak seperti rencana yang Aisyah sebelumnya bicarakan. Kurasa aku akan mengubahnya sedikit. Tentu saja dengan kesepakatan kita berdua.
Kurasa aku akan menjadi pihak yang memproduksi produk dengan Aisyah sebagai sponsor dan pihak penjualan. Aku tetap akan memang hak cipta dan berhak menentukan kepada siapa aku akan memproduksi produk itu dan kepada siapa aku akan menjual.
Aku tidak memiliki koneksi dengan saudagar atau bangsawan manapun sehingga akan ku serahkan perdagangan kepada Aisyah dengan syarat dia akan membiarkanku bekerja sebagai pedagang di bawah tempat usahanya sebagai penyamaran. Lagi pula aku juga butuh pengalaman untuk menjual produk milikku sendiri.
Namun kupikir mungkin sebagai gantinya aku akan meminta dia membantuku dalam produksi yang artinya dia kemungkinan besar juga akan mengerti resep dan cara pembuatannya.
Kesepakatan ini sebenarnya adalah sebuah kesepakatan berbahaya yang hanya bergantung pada keberuntungan. Mengingat aku menyerahkan bagian penting kepada Aisyah dan membiarkannya melihat produksi yang aku lakukan. Karena itu setidaknya aku butuh kontrak sihir ini.
Setidaknya aku butuh kontrak sihir yang memiliki jangkauan wilayah seluas negeri ini. Di sisi lain aku juga butuh mengembangkan produk baru sehingga sewaktu-waktu dia mengkhianati ku dalam bisnis atau kita berpisah dalam bisnis aku tidak harus memulai Bisnisku dari nol. Sehingga mungkin aku hanya akan menjual varian lebih modern dari cairan pembersih diri.
Ngomong-ngomong kurang lebih produk ini akan dikategorikan produk buatan para alchemy atau biasa disebut sebagai kimiawan atau ahli ramuan. Sementara jenis job lain di guild pedagang adalah merchant atau pedagang, pengerajin atau craftman, dan blacksmith atau pandai besi.
Jika dipikir-pikir mungkin aku akan secara resmi mengambil job kimiawan khususnya untuk sabun dan ramuan pembersih lainya. Kazuma juga sepertinya mengambil peran craftman yang berhubungan dengan aksesoris senjata dan bahan bahan kayu. Sementara itu Aisyah adalah seorang pedagang atau merchant.
Hmm, menarik. Bukanya dengan peran sebagai petualang tunggal dengan job swordman dan peran sebagai pedagang. Bukanya itu membuatnya lebih mudah untuk mengembara ke negeri asing? Atau mungkin jangan-jangan dia memang dari negeri asing?
"Aaargh, kenapa pada saat seperti itu kepalaku malah tidak mendapatkan informasi apapun," teriaku dengan jengkel karena mengalami kebuntuan.
Aku heran kenapa informasi tentang Aisyah sangat tersembunyi bahkan untuk skillku yang biasanya mampu mendapatkan informasi secara kilat.
***
Aku akhirnya menunggu di depan penginapan tempat Aisyah tinggal dan sepertinya ia telah menungguku di sana. Aku sengaja menjemputnya untuk pergi ke guild pedagang bersama-sama lalu setelah urusan selesai aku akan pergi ke madi cafe dimana aku akan bertemu dengan teman-teman lainya.
"Hei Aisyah, maaf tadi aku lama ya?" Aku menyapa Aisyah sambil melambai.
"Eh, nggak kok. Aku juga baru saja keluar," balas Aisyah.
Sepanjang jalan menuju guild pedagang aku menjelaskan bagaimana rencanaku kepadanya. Kurang lebih membuatnya sebagai pihak pedagang dengan aku menjadi salah satu orang yang berdagang sebagai bawahan Aisyah sekaligus untuk penyamaran.
Sementara Aisyah sendiri memiliki hak juga untuk membantuku terutama dalam mengumpulkan bahan atau merekrut pekerja.
"Sepertinya, agak berbeda dengan apa yang kita diskusikan kemarin?" Kata Aisyah.
"Hehehe maaf sepertinya memang begitu, tapi jika dilihat dari peranmu di guild pedagang sebagai job merchant itu akan lebih sesuai jika dirimu aku percayakan sebagai pedagang," jelas-ku.
"Namun selalu ada pengecualian, kau selalu bisa membantuku baik dengan membantu produksi dalam mengumpulkan bahan atau men-supply pekerja jika suatu saat dibutuhkan. Aku juga terpikir untuk bekerja sebagai pedagang bawahanmu sebagai penyamaran," lanjut-ku.
"Wah jadi begitu ya, tapi..."ekspresi agak termenung.
"Baiklah mungkin jika itu keputusanmu" lanjut Aisyah dengan ekspresi bijak.
Akhirnya kita sampai di guild pedagang dan akhirnya kita membeli kertas dan tinta khusus untuk kontrak sihir. Kita sengaja mengeluarkan uang ekstra untuk membeli perangkat sihir yang mencakup area satu negara. Itu artinya jika salah satu kita melanggar kita akan mendapat kutukan. Paling maksimal biasanya orang yang melanggar akan mati atau minimal mereka akan kehilangan kemampuan dan penyitaan harta mereka.
Namun tentu saja selalu ada celah mengenai hal-hal yang tidak tertulis dalam catatan tersebut. Salah satunya adalah penyamaranku sebagai pedagang bawahan Aisyah.
"Yah kurasa dengan ini urusan dokumen-dokumen kita akan selesai yah," ucapku pada Aisyah.
"Iya, tapi bukanya harusnya pekerjaan kita baru saja akan dimulai?" Ucap Aisyah sambil tersenyum menatapku.
Senyuman itu cukup manis tapi juga menakutkan. Punggungku mendadak merinding. Tatapannya mengandung ancaman. Kupikir ini artinya aku masih harus bekerja keras di siang hari ketika tidak ada misi sebagai assassin.
"Baiklah, aku akan bekerja keras mulai besok," ucapku sambil tersenyum masam kepada Aisyah.
"Baiklah mohon kerjasamanya Leon-kun," ucap Aisyah.
Dan setelah selesai menandatangani kontrak itu akhirnya kita keluar di guild pedagang dan berjalan dengan Aisyah menuju elf maid cafe itu dimana kita telah berjanji untuk bertemu dengan kawan-kawan lainya di sana.
Sepanjang jalan yang aku lalu aku berjalan di samping Aisyah sambil memegang tangannya, sementara Aisyah hanya terdiam dengan pipinya yang memerah. Kurasa itu suatu momen yang cukup canggung. Kita berdua hanya terdiam jadi aku memutuskan untuk melepas pegangan tanganku begitu sampai di maid cafe.namun entah kenapa Aisyah terlihat sedikit agak kecewa ketika aku melepaskan pegangan tanganku. tapi aku rasa dia berusaha menyembunyikan ekspresinya itu.
***
Akhirnya siangnya kami berkumpul dan kami makan omurice khas cafe itu. Ngomong-ngomong omurice adalah nasi goreng yang di atas makanya tertutup oleh telur dadar super lembut dengan topping saus tomat.
Jujur aku sangat menikmati saat-saat ini. Sepertinya Yuna banyak bicara dengan Aisyah. Subaru tampak cool dan tenang menikmati makanannya dan Cabal sibuk menikmati pemandangan para elf maid yang berlalu lalang.
Ngomong-ngomong kurang lebih aku sendiri berada di antara Subaru dan Cabal dengan Aisyah ada di hadapanku. Aku mencoba menikmati makananku dengan sesekali melirik para maid tanpa ketahuan.
Nampaknya Yuna dan Aisyah agak sedikit jijik dengan kelakuan si Cabal. Jadi aku berhati-hati agar tidak ketahuan. Tapi sepertinya mereka juga melirikku. Jujur sebenarnya para gadis agak sebal diajak makan di tempat seperti ini.
"Jika aku bisa memilih tentu saja aku milih yang banyak cowok gantengnya," setidaknya itulah yang dikatakan Yuna.
“Pergi aja sendiri, kita sih males,” aku dan Subaru kompak menanggapi gerutuan Yuna.
Dalam suasana makan aku melihat hal aneh dalam hiasan ruangan makan itu. Aku menunjuk ke itu.
"Apa itu, kenapa hiasan seperti itu ada di mana-mana?" Tanyaku.
"Tentu saja itu lambang keluarga pemilik cafe ini bodoh. Gitu aja gak tau lu!" Jawab si Cabal.
"Jadi dari keluarga mana mereka ini?" Balasku.
"Serius bahkan aku tidak bisa mendeteksi atau menganalisa lambang itu dengan skillku," gerutukuku dalam hati.
"Sepertinya itu dari keluarga bangsawan kelas menengah yang biasa tinggal di kota dalam. Yah, mereka terkenal sebagai bangsawan sangat patriotik, namun sangat "jijik" pada orang asing. Khususnya jika mereka demi-human," Aisyah menjelaskan.
"Wah kakak Aisyah tau banyak yah. Kau kau hebat," teriak Yuna sambil memeluk Aisyah.
"Hei kau jangan tidak sopan begitu Yuna!" Sela Subaru.
"Hehe gak papa kok. Santai aja," jawab Aisyah.
"Tuhkan," ejek Yuna ke subaru sambil menjulurkan lidah ke Subaru untuk mengejeknya.
"Berarti bukankah seharusnya kita tidak diperbolehkan makan disini?" Tanyaku pada mereka.
"Tentu saja selama ada uang semua tidak masalah. Karena uang selalu benar, setidaknya itu menurut mereka," Subaru menjawab pertanyaan-ku.
"Selama kau tidak berusaha masuk ke pusat kota yang berada di dalam benteng atau kawasan para elite di depan gerbang masuk kau aman. Lagi pula cafe ini terletak di kota pinggiran di luar benteng, jadin gak masalah," lanjut Subaru.
"Wah jadi negara ini memiliki masalah seriu....ugh" Aku mencoba menanggapi tapi mulutku segera ditutup oleh Cabal.
"Diam, atau kau membuat kita terbunuh ditempat," bisik Cabal sambil menutup mulutku.
"Baiklah, bahkan termasuk elf itu tampak aneh," aku masih mengoceh mengenai keanehan ibu kota kekaisaran Aryan.
"Itu juga termasuk issue terlarang juga, sebaiknya kau tak melanjutkannya," sela Subaru.
"Yah mungkin aku akan menjelaskannya lain kali ditempat aman untuk Leon-kun," jawab Aisyah sambil tersenyum.
"Eh tidak adil, kenapa hanya kak Aisyah yang pergi dengan Leon. Kalian bahkan pegangan tangan," Yuna merengek kesal.
"Anu...itu..." ucapku dengan muka cangging.
Sementara Aisyah hanya terdiam terlihat malu dengan rona muka yang agak memerah.
Bahkan aku tidak sempat membicarakan apa job yang aku pilih dan malah pulang dengan banyak pertanyaan. Lagipula skillku mengidentifikasi bahwa setiap pegawai di cafe itu seperti mempunyai semacam segel budak ditubuhnya. Namun sayangnya aku tidak bisa menanyakan itu kepada teman-teman.
Bahkan untuk masuk ke pusat kota dilarang. Hanya dengan membicarakan masalah negara pun kita bisa mati ditempat. Sungguh negeri ini punya masalah diskriminasi yang rumit. aku sendiri tidak tahu bagaimana politik di negeri ini bekerja. Mungkinkah ini hal yang bisa aku temukan di perpustakaan? Tapi bahkan disini tidak ada perpustakaan karena bahkan kertas adalah barang mewah.
Memikirkan situasi negeri ini hanya membuatku sakit kepala. Tidak jauh beda dengan kehidupanku sebelumnya yang penuh dengan diskriminasi. Mungkin harusnya aku fokus saja untuk menikmati momen ini. kuharap moment ini tidak akan berakhir, karena mungkin besok aku akan sibuk dengan petualangan soloku.
...*** ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ajna dillah
nyimak
2024-01-24
1