chapter 4 : hubungan erat antara shampo dan para cewek

Paginya aku pergi ke cafe guild tempatku biasanya sarapan dan melihat permintaan misi apa yang tersedia untuk hari ini. Namun hari ini aku sedang cemas berharap-harap menunggu kemunculan Aisyah. Aku masih harus melanjutkan diskusi produk kita sekaligus aku ingin meminta maaf.

“Semoga dia datang pagi ini, aku masih merasa tidak enak karena kejadian kemarin,” pikirku sambil memegang botol shampoo dan sabun yang ingin ku berikan padanya.

Aku juga ingin mendiskusikan rencana baruku yang lebih brilian. Kupikir aku akan membiarkan Aisyah memakai shampoo dan sabun setiap kali memasuki pemandian umum atau pemandian air panas untuk perempuan.

Di pemandian air panas biasanya mereka diharuskan mandi terlebih dahulu sebelum masuk. Namun karena disini tidak mengenal sabun jadi mereka hanya membasahi diri mereka dan masuk ke kolam pemandian. Jadi menurutku ini kesempatan bagus untuk memperlihatkan efek dari sabun dan shampoo sebagai produk kecantikan untuk perempuan.

Sebagai gantinya untuk para lelaki aku akan menjual sabun encer. Sesuatu mirip seperti sabun cair untuk cuci tangan dari duniaku. Mungkin sebenarnya produk ini lebih murah namun melihat fungsinya mungkin akan lebih mudah menjualnya ke tuan tanah, bangsawan, atau orang kaya yang berhubungan dengan industri pupuk kotoran manusia.

Namun tetap saja sebelum mendapatkan mereka, kepopuleran  merek produku harus lebih dulu besar. Ini juga berarti seperti produk kecantikan lebih mudah dijual selama ada aisyah. kupikir yuna sepertinya juga bisa menjadi agen yang cocok untuk produk ini.

Setelah lama menunggu akhirnya kulihat aisyah-chan datang. Dia nampak hebat sebagai seorang perempuan petualang solo. Job-nya sebagai seorang swordman membuatnya sekilas seperti seorang pahlawan legendaris dalam manga atau anime.

“Selamat pagi Ai-chan! Bagaimana kabarmu?” aku mencoba menyapanya.

“Oh iya selamat pagi, maaf ya soal kemarin. Aku langsung lari begitu saja” jawab aisyah-chan.

“Hahaha tidak apa-apa, mungkin harusnya aku yang minta maaf,” aku membalas perkataan Aisyah.

“Tidak-tidak aku yang minta maaf karena tiba-tiba lari, lagi pula aku punya sesuatu untukmu” aku menunjukan shampoo dan sabun yang aku buat kemarin.

Aisyah yang awalnya cemberut dan mengembungkan pipinya berubah ekspresi menjadi penasaran dengan botol dan bungkusan yang aku bawa. Itu adalah shampoo dan sabun yang aku bawa dan masing-masing memiliki aroma tanaman yang wangi yang mungkin akan disukai para gadis jadi kuharap ini akan cepat populer.  

“Wah jadi ini shampoo dan sabun yang Leon-kun jelaskan waktu itu?”

“iyap,” jawabku singkat.

Aisyah datang dengan mata berbinar melihat kearah sabun dan shampoo-ku. Ia langsung membuka tutup botol shampoo dan mencium aromanya.

“Wah, Nostal- eh, maksudku wangi sekali. Aku tidak sabar bagaimana mengunakannya? Ini digunakan untuk membasuh rambutkan?” Ucap Aisyah.

sekilas aisyah nampak seperti mengucapkan kata “nostalgia” namun ia berhenti sejenak dan mengalihkan pembicaraan mengenai penggunaan shampoo.

Aku hanya diam pura-pura tidak tahu akan hal itu. meski begitu, itu membuatku curiga. apakah shampoo dan sabu sudah ada di dunia ini? atau jangan-jangan ia adalah orang dari dunia lain sama sepertiku? sial sepertinya skill-ku tidak dapat mendapatkan informasi itu. namun di negara yang aku diami sekarang sepertinya mereka tidak mengenal shampoo dan sabun, namun aku belum tahu dengan negara lainya. Jadi kurang lebih aku hanya akan diam.

Setelah termenung lumayan lama dalam pikiranku aku memutuskan untuk menjelaskan cara pakainya pada aisyah sembari menjelaskan rencanaku. Sepertinya karena mind acceleration-ku waktu itu hanya berlalu sepersekian detik.

“Iya, shampoo digunakan untuk membasuh rambut. Namun terlebih dahulu kau harus membasahi rambutmu dengan air lalu kau bisa memakai sedikit shampoo ke rambutmu. Kemudian setelah selesai kau membilasnya dengan air lagi dan mengeringkannya. Untuk sabun penggunaanya kurang lebih juga sama, kau menggosoknya ke kulitmu yang basah lalu membilasnya,” Aku menjelaskan panjang lebar kepadanya.

“Hmm begitu”

“Setelah memakainya shampoo rambutmu akan bersih dan lebih lembut. Selain itu rambutmu juga akan berbau wangi dan mengkilap. Namu itu juga tergantung pada jenis tanaman apa yang di pakai untuk campuran pewangi. Untuk sabun itu akan membuat kulitmu bersih dan cerah. Serta bau di badanmu juga akan berkurang. Sabun efektif mengurangi bau tidak sedap yang ada di badan," jelasku.

“Ngomong-ngomong, akau ingin kau memakainya ketika mandi di pemandian wanita atau pemandian air panas wanita. Kupikir itu akan menjadi promosi dan demonstrasi yang bagus bagi para gadis. Jika para gadis melihat efek perubahannya dan bagaimana cara kerjanya mungkin itu akan populer. Dan kupikir kau sudah cukup populer kan Ai-chan?” Aku menjelaskan rencanaku pada aisyah.

“Baiklah, jika ini sukses kita bisa mencapai industri kebersihan dan membangun kerja sama bisnis yang lebih serius. Ini juga berarti kita akan lebih sering bertemu,” Aisyah menjelaskan dengan nada serius namun diakhiri dengan nada sedikit agak malu-malu.

“Baiklah, semoga kerja sama kita sukses,” balasku.

“...”

“Terima kasih”

Sejenak kita berdua saling terdiam. Lalu tak terduga secara bersamaan kita mengucapkan terima kasih. Sepertinya ini agak memalukan dan kupikir Aisyah juga berpikir hal yang sama.

Lalu tidak lama kemudian Aisyah menyelesaikan sarapanya dan pergi meninggalkan guild untuk segera mandi. Nampaknya diam-diam ia agak tertarik dengan produkku.

...***...

Sembari menunggu Aisyah selesai mandi sekaligus mempromosikan sabun dan shampoo-ku. Aku pindah ke meja kelompok Yuna. Di sana sudah duduk Cabal, Yuna, dan Subaru. Aku berencana membuat mereka mencoba produku dan mungkin juga bersedia untuk memasarkannya kepada orang-orang. Aku berencana untuk mengenalkan mereka pada sabun cuci tangan dan sabun biasa. Serta aku juga berencana untuk memberikan shampoo untuk Yuna, aku yakin Yuna pasti senang dengan ini.

“Hai semua,” aku menyapa mereka.

“Oh, hai Leon,” Subaru dan Yuna membalas salamku.

“Kenapa kamu kesini?” Cabal malah menjawab dengan muka sebal. Namun tidak lama setelah jawabanya yuna memukul kepala Cabal dengan sendoknya.

“Eh Cabal, jangan sinis gitu dong sama Leon. Ingat kamu sendiri tuh payah,” balas Yuna sambil memukul sendok ke kepala Cabal.

“Iya, Cabal sok senior. Padahal kan yang sering buat kita kerepotan waktu membasmi monsterkan,” tambah subaru. Yuna menanggapi ucapan subaru dengan anggukan sambil berkata

“benar, Cabal sok keren.”

“Kenapa malah aku,” balas Cabal.

“Sudahlah teman-teman. Aku punya sesuatu untuk kalian,” aku kemudian menunjukan kotak sabun cair dan shampooku kepada mereka sambil menjelaskan masing-masing fungsi dan cara kegunaannya.

Aku juga menjelaskan permintaanku untuk ikutan menyebarkan produk ini sebelum aku bisa menjualnya serta pembagian hasil dan untungnya.

“Wah wangi banget, pasti cocok untuk rambutku. Leon kamu jenius banget.” Yuna senang sekali dengan penjelasanku dan sepertinya dia suka dengan tanaman wangi yang aku campurkan dalam parfum. Ia sangat senang hingga ia hampir memeluku namun dihentikan oleh teman-temanya.

“Oy, Yuna hentikan,” Cabal mencoba menghentikan Yuna.

“Kamu muji-muji dan meluk leon biar dapat shampoo gratis lagi kan?” Pertanyaan subaru membuat Yuna langsung terdiam.

“Anu itu... anu.” Yuna malu dan kehilangan kata-katanya.

“Ya ampun kelompok kalian selalu saja ribut. Terutama kau Yuna,” aku menggerutu sambil menegur Yuna.

“Leon juga? Ahh, kalian jahat banget sama aku.” Yuna mulai merengek karena disudutkan.

“Oke kembali ke topik utama. Jadi bagaimana jika kalian mencobanya ?” seruku.

“Hmm mencobanya? Baiklah.”

“Baiklah.”

“Baik, tapi ajarin make shampoo yah”

Mereka bertiga setuju namun tetap saja Yuna mencoba manja kepadaku.

“Okelah,”jawabku.

Seketika setelah menjawab oke subaru dan Cabal melihatku dengan ekspresi sebal.

“Oy, apa maksudmu dengan oke? apakah kau akan mandi dengan yuna?” Cabal memprotesku.

“Eh, tidak, tidak, tidak tentu saja tidak. Aku hanya akan membasuh rambutnya dengan shampoo. Apa itu masalah? jika iya aku hanya akan menyuruhnya melakukanya sendiri” jawabku.

Dengan senyum kecut subaru menjawab “Tentu saja itu tetap menggangu. Biarlah yuna melakukanya sendiri.”

“Yuna lakukanlah sendiri!” Subaru memerintah Yuna.

“Oy aku kan hanya minta untuk diajari” protes Yuna.

“Okelah akan ku jelaskan sekali lagi,” aku menjelaskan sekali lagi sambil mereka mempraktekanya.

Sepertinya yuna juga tidak butuh mandi hanya untuk memakai shampoo, ia hanya butuh untuk membasuh rambutnya jadi ia hanya membasuhnya ditempat bersama teman-teman lainya. Sepertinya mereka juga terkesan. Jadi aku memberikan mereka tugas untuk mempopulerkannya ke petualang lainya. Imbalanya aku akan memberikan beberapa keuntungan untuk mereka atau shampoo lagi untuk Yuna.

Ngomong-ngomong sepertinya Yuna sangat menyukainya jadi kupikir itu akan menjadi bayaran yang pantas untuk saat ini.

...***...

Oke jadi kupikir yang tersisa hanyalah bertanya dengan Kazuma mengenai bagaimana sistem guild pedagang bekerja. Selain itu aku harus bertanya bagaimana peranku seharunya. Apakah sebagai penemu, pemiliki produksi, atau penjual, atau ketiganya?

Mungkin aku juga bisa bertanya kepada Aisyah tentang ini. Aku mungkin juga akan membuat kesepakatan dengannya tentang produksi produk ini. Jika saja disini ada semacam sistem kontrak ajaib itu akan makin bagus. Aku juga ingin menjual supply cairan penyembuh murah tingkat rendah kepada guild petualang yang menurutku lebih terjangkau dan cocok untuk petualang pemula. Kuharap itu akan diizinkan.

......***......

Terpopuler

Comments

Ajna dillah

Ajna dillah

buat sabun muka sekalian

2024-01-24

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 35 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!