chapter 2 : masih hari-hari pertama di dunia lain

Aku akhirnya membeli baju yang sama dengan kebanyakan orang di sini. warna rambutku yang kecoklatan juga membuatku tidak terlalu berbeda dari kebanyakan orang di sini. Mungkin aku tidak akan mencolok. Aku juga memakai armor dan sarung tangan kulitku sebagai khas dari petualang.

"Yah, aku seorang petualang pemula sekarang," ucapku memotivasi diri.

Kemudian ketika di cafe aku makan dengan makanan khas para petualang di kota itu yaitu kodok raksasa goreng tepung. Sebenarnya itu hanya sedikit bagian dari kaki namun karena kodok begitu besar sehingga rasanya sangat kenyang.

Di sana aku bertemu dengan beberapa petualang seperti Kazuma, Subaru, Cabal, dan Yuna. Menurutku nama Kazuma dan Subaru cukup aneh, itu mengingatkanku pada nama orang khas Jepang, tapi mengingat bahwa kebanyakan petualang menggunakan nama samaran jadi aku tidak masalah.

Namun aku curiga bahwa sepertinya bukan hanya aku yang terpanggil ke dunia ini. Nama itu juga mengingatkanku pada nama tokoh anime, tapi sepertinya nama seperti in juga lumayan pasaran di Jepang jadi harusnya tidak masalah.

Sepertinya Yuna ahli sihir dan Kazuma ahli dalam craftman. Sepertinya Kazuma juga mendaftarkan barang karyanya untuk dijual sehingga dia sepertinya terdaftar dalam guild pedagang. Aku sendiri juga baru tahu bahwa pedagang juga memiliki perkumpulan.

Cabal, Yuna, dan Subaru sepertinya adalah party dalam penjelajahan dungeon. Melihat dari cara mereka berpetualang sepertinya ide bagus untuk ikut mereka berpetualang. Di sisi lain sepertinya Kazuma masih masuk dalam petualang pemula namun ia kaya dengan skill dari berbagai job lain walaupun cukup lemah. Dia orang aneh tapi sepertinya cukup bagus untuk belajar beberapa skill darinya.

Yuna sendiri adalah gadis manis berambut biru pendek sepundak. Dengan pakaian kasual abad pertengahan yang mirip maid dengan rok selutut. Berbanding terbalik dengan wajahnya yang kalem. Sebenarnya Yuna adalah gadis periang.

Sementara Subaru sendiri adalah swordman amatir dengan rambut hitam pendek lurus dan postur seperti anak remaja usia belasan tahun, dengan muka oriental.

Dan ketua kelompoknya adalah si Cabal. Pria berambut pirang kusam dengan panjang rambut seleher. Ia seperti pria berusia 20-an dengan raut muka sebal dan lelah. Namun terkadang ia terlihat serius. Cabal berpenampilan seperti petualang sejati dengan armor murahan yang ia pakai.

Dari obrolan ku dengan mereka beberapa informasi kudapatkan seperti adanya guild pedagang untuk mendaftar sebagai pedagang keliling dan menjual barang temuan baru. Ada juga arena kolosium tempat pertarungan. Sepertinya mengikuti arena cukup mempertaruhkan nyawa namun menurutku bisa menjadi latihan yang bagus untuk mencoba bela diri. Kolosium juga menghasilkan banyak uang cepat. Namun aku belum yakin apakah aku akan masuk kolosium resmi atau kolosium ilegal bawah tanah karena sepertinya aku belum tahu banyak tentang keduanya.

"woy, hati-hati bajuku basah. Kau pasti sengaja yah?" aku berteriak pada Yuna?

"hehehe maaf kan gak sengaja," Yuna memberikan wajah manis tak berdosa. Aku cukup yakin dia sengaja melakukanya.

Yuna sepertinya suka menggodaku, dia langsung menyemburkan sihir air kepadaku sehingga badanku basah kuyup tidak lama setelah aku mengobrol tentang sihir air. Namun anehnya sepertinya diriku langsung mempelajari skill elemen itu dengan mudah.

Aku merasa kombinasi antara skill mind acceleration dan analyst membuatku dapat mempelajari skill dengan mudah jika aku terkena serangan musuh.

Mengabaikan wajahku yang basah, aku diam-diam berteriak bangga pada diriku sendiri, "yes, akhirnya aku bisa cebok dengan tenang. Yuna kau dewi penyelamatku!"

Selain itu sepertinya aku juga tidak butuh banyak biaya untuk sekedar minum, cuci muka, atau mandi. Sehingga ini merupakan penghematan besar. Aku benar-benar tertolong.

Setelah sarapan aku berencana berangkat ke dungeon bawah tanah bersama kelompok Cabal, Subaru dan Yuna dan sorenya sepertinya aku belajar skill kerajinan dan pertukangan dengan Kazuma. Setelah banyak mengobrol dengan mereka aku lupa bahwa cafe itu satu bangunan dengan guild petualang.

***

"bego,bego,bego cabal bego. Kenapa kau malah ganggu sarang monster itu!" yuna berteriak pada cabal dengan panik.

"aku tidak sengaja, mana aku tahu jika ternyata itu adalah sarang monster," jawab cabal

"Cabal bego," Teriak yuna sembari dikejar monster.

"yap aku setuju dengan Yuna," angguk Subaru sembari mencoba membunuh dua monster yang mengejar.

Namun karena banyaknya monster Subaru tidak tahan dan ikut lari. Sementara itu aku ikut berlari bersama mereka sembari dengan tenang berfikir dan menganalisa keadaan. Karena kemampuan mind acceleration-ku aku bisa berpikir dengan tenang bahkan dalam keadaan gawat tanpa harus kehilangan banyak waktu.

"eh Leon jangan sok jago, ayo lari!" teriak subaru dan yuna kepadaku.

"tidak apa-apa larilah duluan aku punya ide."

Awalnya aku mencoba sok jago dengan memperlambat para monster dan membiarkan yang lainya lari dengan membunuh monster sebanyak aku bisa. Namun aku punya ide bagus untuk membawa mereka menuju jebakan sehingga para monster itu tewas.

"harusnya kau membiarkan utuh tubuh satu atau dua monster agar kita mendapatkan drop item," komentar pedas Cabal.

Namun komentar itu hanya menghasilkan pukulan dari Yuna.

"kau pikir siapa yang membuat kita dalam bahaya!" teriak Yuna sambil memukul Cabal.

Ternyata kelompok petualang Cabal lumayan ceroboh dalam berpetualang. Cabal terus saja membawa keingintahuanya menuju bahaya untuk setiap team. Cabal rupanya sering mengganggu sarang monster di dalam dungeon sehingga kita berakhir bertarung dengan para monster dan akhirnya melarikan diri karena kalah jumlah. Bahkan Yuna yang terlihat seperti gadis manis tadi pagi terlihat konyol ketika melarikan diri dari monster.

Ngomong-ngomong aku jadi heran kemana perginya wajah manis si yuna. Sekarang dia lebih mirip gadis konyol.

Sepertinya kelompok kita gagal dalam menjelajah dungeon sepenuhnya. Tapi sepertinya masih ada bayaran untuk membunuh monster dan drop item. Tapi ternyata bayaranya sangat kecil karena kita tidak banyak membunuh monster dan bayaran itu masih harus dibagi rata ke seluruh kelompok.

Kupikir mungkin aku akan langsung mati jika aku menjelajah sendirian, tetapi untuk gagal karena kesalahan team dan harus menerima bayaran lebih sedikit itu juga masalah. Namun setidaknya drop item yang kudapatkan dari dungeon sepertinya masih bisa dijual ke guild walaupun tidak banyak namun cukup untuk makan malam dan membeli beberapa minuman.

***

Sore harinya aku sedikit belajar dasar-dasar dari skill crafting dari Kazuma. Sepertinya skill itu bisa dikembangkan menjadi kemampuan pandai besi, tukang kayu, maupun ramuan. Namun sebelum semua itu sepertinya ku butuh alat-alat dasar seperti panci, palu, gergaji, dan berbagai alat lainya seperti cetakan.

Aku juga punya pisau jadi itu tidak masalah. Selain itu sepertinya pelajaran dari si Kazuma juga tidak gratis sehingga setelah penjelasan singkatnya ku pergi untuk makan dan lanjut tidur di penginapanku. Lagi pula aku tidak banyak bicara dengan Kazuma setelah tahu aku harus membayarnya dan aku masih butuh untuk membeli peralatan.

by the way karena aku sudah bisa sihir air jadi aku tidak khawatir untuk cuci muka, buang air besar, maupun sekedar minum ketika haus. Jadi kurasa langkah selanjutnya aku harus membeli alat-alat crafting dan belajar skill crafting. Menurutku itu lumayan diperlukan karena aku tidak sabar untuk mengolah sabun dan shampoo untuk kebersihanku. Kurasa aku tahu tanaman yang mirip yang bisa kugunakan seperti di dunia asalku.

Lagi pula dengan kemampuanku, informasi kandungan tanaman dan bagaimana mengolahnya dan di mana harus mencari tanaman atau hewan bisa dengan mudah kutemukan. Di sisi lain sepertinya sabun dan shampoo masih jarang di dunia ini sehingga mungkin ramuan ini akan laku, aku juga bisa hidup lebih nyaman disini jika ada 2 benda itu.

Lagi pula sepertinya kebanyakan rakyat biasa termasuk para petualang dan pedagang, mereka tidak terbiasa untuk mandi terutama dengan sabun maupun shampoo jadi kupikir ini penemuan yang bagus. Sementara sepertinya bagi bangsawan itu masih merupakan bahan langka sehingga bangsawan miskin mungkin hanya menggunakan ketika mendatangi acara penting. Jadi dengan kata lain ideku sangat brilian. Namun entahlah mungkin lebih baik aku memikirkan bagaimana aku akan tidur malam ini.

***

Esok paginya aku bangun dan aku sekarang bisa dengan santai mencuci mukaku dan membersihkan kotoranku setelah buang air besar. Nampaknya hari-hariku sekarang makin santai ketika aku mempelajari sihir tingkat rendah.

"Andai saja jika aku juga punya sihir api tingkat rendah mungkin aku bisa memasak minuman hangatku sendiri," aku bergumam sendiri.

Setelah bersiap aku langsung menuju ke cafe-bar di guild petualang untuk sarapan sekaligus melihat misi apa yang kira-kira tersedia untuk hari ini. Aku juga ingin tahu rumor dan kabar apa yang sedang beredar akhir-akhir ini.

Rupanya kazuma memiliki kelompok petualangnya sendiri, tetapi ternyata dia cukup malas untuk berpetualang sehingga ia hanya mengobrol di cafe dan menjual barang hasil temuanya ke pedagang yang ia sudah percaya.

Sementara itu kelompok Cabal rupanya sudah berkumpul untuk sarapan dan aku memutuskan untuk bergabung dengan meja mereka untuk makan.

Aku pikir aku akan makan makanan normal seperti sate ayam di sini tapi sepertinya aku tidak yakin ini daging apa namun mirip ayam dan enak.

Selain itu Yuna seperti kemarin, ia tampak anggun dan manis kalau saja ia tidak mengucapkan hal aneh yang membuat orang lain tertawa atau membuat lari secara konyol karena dikejar monster karena ulah Cabal.

Ngomong-ngomong Subaru sepertinya cukup pendiam dan tidak menonjol tapi sepertinya dia lumayan akrab. Sepertinya dia diam-diam bersaing dengan cabal untuk mendapatkan Yuna si gadis cantik berambut biru cerah.

Aku bingung apakah aku akan bergabung dalam persaingan mereka ? sebenarnya aku juga penasaran. Namun siapa tahu apa yang mungkin terjadi di esok hari.

***

Setelah sarapan aku berencana membeli beberapa alat yang mungkin bisa kugunakan untuk crafting. Sepertinya aku juga membutuhkan semacam karung ajaib untuk membawa semua alat tanpa harus kerepotan.

Karena sepertinya aku harus membeli kantong itu terlebih dahulu, aku berpikir hari ini untuk membasmi banyak monster kecil yang mengganggu tanaman penduduk dan. mengumpulkan beberapa tanaman langka untuk aku jual di guild.

Aku juga berencana menjual ramuan pengobatan tingkat rendah dengan murah kepada beberapa petualang pemula sepertiku.

Sepertinya rencanaku berhasil, jika dikurangi uang untuk makan siang dan makan malam kupikir masih cukup untuk membeli karung itu dan akhirnya aku mampu membelinya.

Sepertinya aku juga mampu membawa drop item dan tanaman langka lebih banyak dari yang aku kira. Jadi kurasa cukup menguntungkan untuk memilikinya. Kupikir peralatan besar mungkin juga muat di dalam sana.

Begitulah, rutinitasku sebagai petualang pemula selama seminggu ini. Menjelajah dungeon bawah tanah dengan Yuna, Cabal, dan Subaru.

Terkadang aku juga membasmi monster kecil di sekitar pertanian atau menjelajah hutan untuk menemukan tanaman langka. Aktivitas itu akhirnya membuahkan hasil dengan akhirnya aku dapat membeli peralatan crafting baik untuk ramuan maupun untuk pandai besi atau kayu.

Kupikir aku akan memulai dengan mencoba dengan ramuan penyembuh kualitas rendah dan sabun. Jadi kupikir panci ramuan cukup penting. Namun itu juga lumayan besar sehingga aku bersyukur untuk membeli karung ajaib itu terlebih dahulu. 40 keping perakku tak terbuang percuma. Namun mengingat aku juga ingin membuat kertas jadi aku juga membutuhkan peralatan kayu dan panci. Sehingga kantong ini merupakan peralatan yang sangat nyaman untuk dipakai. Kupikir ini mirip dengan kantong ajaib dari robot kucing berwarna biru di anime anak dari duniaku dulu.

Aku juga berpikir dengan banyaknya penemuan yang aku ciptakan mungkin aku bisa menjadi pedagang dengan koneksi kepada para bangsawan. Dengan peranku sebagai pedagang akan sangat cocok jika sebagai petualang aku mengambil peran sebagai assassin atau thief. Namun pemikiran itu akan kuletakan agak jauh di depan. Setidaknya sampai point pengalamanku cukup banyak untuk memilih peran.

Aku juga berencana untuk ke arena kolosium. Namun aku tidak berencana untuk menang namun untuk menyalin skill bertarung dari musuh sebanyak mungkin yang aku bisa. Yah, setidaknya selama aku tidak kalah di awal pertarungan atau mati di arena.

...***...

ilustrasi karakter Yuna :

ilustrasi karakter Subaru :

Terpopuler

Comments

Nia Achelashvili

Nia Achelashvili

Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!

2023-09-08

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 35 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!