Pertandingan itu akhirnya berakhir pada waktu sore dan aku memutuskan untuk berjalan pulang kembali ke toko obat untuk membeli ramuan pemulihan tingkat sedang dan beberapa vitamin bernutrisi lalu aku memutuskan untuk pergi ke cafe di guild untuk makan dan membeli ramuan pemulihan tingkat rendah miliki sendiri untuk luka di kulitku.
Ngomong-ngomong sepertinya produk tingkat rendahku sangat laku dikalangan pemula sepertiku namun itu tidak banyak berguna bagi petualang tingkat lanjut yang memiliki bahaya lebih besar dan kemampuan membeli lebih kuat. Biasanya mereka akan langsung membeli ramuan tingkat sedang atau tingkat tinggi seperti yang aku beli di toko obat.
Ketika di guild aku bertemu dengan kelompok si Cabal kembali dari petualangan. Sepertinya mereka mendatangiku dengan muka kaget sekaligus khawatir.
Subarulah yang pertama bertanya, “Leon apa yang telah terjadi?”
“Oh tidak ada apa-apa. Aku hanya mencoba mengasah kemampuan bertarungku langsung dengan cara paling ekstrim,” Aku membalas.
“Apa maksudnya itu? Lihat, kau babak belur begitu. Apakah kau mencoba mengikuti arena?” Subaru bertanya lagi.
“Hehehe iyah, kurang lebih seperti itu. Aku mencoba untuk mempelajari beberapa teknik baru melalui pertarungan langsung di salah satu arena amatir,” aku menjawab pertanyaan Subaru.
“Apakah kau gila? Itu terlalu awal bagi pemula sepertimu. Setidaknya jika kau ingin belajar teknik baru setidaknya tanyalah pada kami atau setidaknya tunggulah sampai kami pulang,” Cabal berusaha menasehatiku dengan ekspresi marah. Pada saat ini ia benar-benar seperti seorang ketua kelompok yang peduli pada anggotanya.
“Sudahlah teman-teman lebih baik kita langsung mengantarnya ke penginapan miliknya,” sahut Yuna.
Akhirnya merekapun mengantarkanku sampai ke penginapanku. Fakta lain yang kudapat adalah ternyata penginapan mereka pun tidak jauh dari tempatku menginap jadi kupikir mungkin ini alasan kenapa kita sering bertemu.
Akupun masuk ke kamar dan menuangkan ramuan penyembuhan ke kulitku dan sepertinya Yuna kurang lebih juga membantu dan tidak banyak bicara. Di sisi lain sepertinya cabal juga melemparkan satu botol lagi ramuan penyembuhan untuk kugunakan di esok hari. Dan akhirnya mereka meninggalkan ku di kamar itu.
Malam itu setelah semua pergi aku mencoba sedikit sihir api, angin, tanah, dan air milikku sebentar. Lalu perlahan aku istirahat dan langsung tidur untuk beristirahat setelah merasakan badanku yang sakit semua.
...*** ...
Aisyah mengunjungiku esok paginya. Ia bilang mendapat informasi itu dari Yuna. Ngomgong-ngomong sepertinya Yuna dan Aisyah saling mengenal ketika aku menyuruh Yuna untuk mempromosikan shampooku di pemandian umum wanita. Sepertinya mereka mengenali shampoo dan sabun yang kuberikan pada mereka. Lewat pertemuan itu akhirnya Yuna memutuskan juga mengabari Aisyah bahwa aku sedang sakit karena tingkah konyolku yang pergi ke arena dalam keadaan masih pemula. Aisyah khawatir dan akhirnya pagi ini ia datang ke penginapanku.
Ngomong-ngomong Aisyah adalah seorang gadis cantik dengan karakter gadis berusia sekitar 18 atau 20 tahunan. Ia berambut panjang berwarna hitam mengkilap dengan postur langsing.
Rambutnya yang hitam dan kulitnya yang putih cerah merupakan perpaduan yang indah. Ia juga sering kali mengenakan pakaian petualang lengkap dengan boot, sarung tangannya layaknya di anime isekai atau game RPG. Paduan warna putih dan hitam dalam pilihan berpakaianya serta jubah berwarna putih membutanya bak seorang pahlawan dalam cerita dongeng. Pedang jenis rapier yang indah di pinggangnya, penampilan menawan seorang pahlawan wanita legendaris itu sangat anggun. Selain petulang sepertinya ia juga tergabung dalam guild pedagang sama sepertiku dan Kazuma.
Menurut penilainku Aisyah adalah gadis yang baik namun lumayan misterius. Tidak hanya identitas aslinya saja. Namun bagaimana ia selalu membantuku di waktu dan tempat yang tepat sesaat setelah beberapa hari tidak terlihat itu lumayan misterius. Aku juga merasa dia sedikit tahu tentang dunia tempatku berasal, walaupun sepertinya dia menyembunyikannya. Yah, bagaimanapun dia bukan gadis aneh. Hanya saja dirinya diliputi banyak misteri yang entah kenapa membuat kita cocok tapi sekaligus aneh.
“Pagi Leon-kun,” sapa Aisyah ketika memasuki kamar penginapanku.
“Pagi juga Ai-chan, ngomong-ngomong terima kasih ya telah mau repot-repot menjenguku dan membawakanku semua makanan ini. lagi pula aku sudah baikan kok,” balasku kepada sapaan Aisyah.
“Tidak apa-apa jangan dipikirkan, lagi pula aku khawatir kepadamu. Berterima kasihlah kepada yuna yang telah memberi tahuku tentang kondisimu. Tindakanmu cukup bodoh kau tahu!” Aisyah mula mengomeliku tentang tindakanku.
“Hahaha..., iya, mungkin tindakanku agak bodoh, tapi mungkin beginilah cara terbaik untuk mengajari orang ceroboh sepertiku,” aku mencoba menjawab.
Sepertinya Aisyah membawakanku bingkisan seperti bebrapa buah untuk, ramuan pemulih stamina dan sihir, dan sebuah jus. Aisyah datang dan mengoleskan ramuan penyembuhan ke seluruh lenganku dan beberapa di wajah dan tubuhku. Jujur ini agak canggung tapi ramuan itu manjur dan kulitku perlahan mulai kembali dalam keadaan semula.
Kemudian aku memakan buah sebagai sarapan dan meminum jus serta ramuan pemulih stamina. Jujur itu agak berlebihan tapi ini sangat ampuh. Ini tidak hanya menyembuhkan fisik dan menghilangkan rasa laparku, tapi ini juga memulihkan kemampuan sihirku yang terkuras.
Seperti biasa, aisyah selalu berhasil membuatku terpesona. Ekspresi tenang dan sikap perhatiannya membuatku nyaman. sepertinya aku menyukai dirinya, namun sepertinya ini tidak lebih dari hubungan kakak perempuan dan adiknya. Tentu saja apa yang dia lakukan hanyalah melakukan hal yang benar untuk menolong temanya. Aku yakin ini bukan karena dia suka padaku atau apa kan?
“Heal” ucap Asiyah memberikan sihir penyembuhan kepadaku sambil telapak tangannya menyentuh dadaku tepat dimana jantungku berdetak. Sungguh senyumannya yang manis dan rambutnya yang hitam berkilau disinari matahari adalah sesuatu yang menenangkan hati. Aku tidak bisa mengucapkan cukup terimakasih ketika sang dewi penolong datang kepadaku.
“Terima kasih Aisyah-chan”
“Ngomong-ngomong apakah ada hal lain yang ingin kau bicarakan?” tanyaku kepadanya.
“Iya, aku juga ingin memberi tahumu mengenai produkmu itu. Kau tahu kau bisa memiliki hak paten dan hak ciptanya, serta hak produksi dan hak jual. Sebagai gantinya aku akan membantu produksimu dan kita akan berbagi dalam hak produksi, namun dalam siapa saja yang akan memilki hak jual keputusan ku berikan padamu. Sisanya hanya menunggu menandatangin kontrak jika kita kau setuju,” Aisyah menjelaskan panjang lebar mengenai penawarannya.
Rupanya ia juga membawa kabar mengenai bisnis penemuanku. Ia menjelaskan bahwa kemungkinan yang bisa aku pilih, dan sebagai penemu produk aku berhak atas hak jual, hak produksi, dan hak cipta.
Namun mengingat modalku yang masih sedikit aku butuh sponsor dan Aisyah sepertinya siap bekerja sama dalam produksi yang akhirnya aku akan berbagi hak produksi dengan Aisyah dan menandatangani kontrak sihir. Namun untuk pembagian hak jual itu masalah lain dan itu tergantung bagaimana keputusanku dan kontrak sihir yang akan aku bagi.
“Kupikir itu penawaran yang bagus, akan aku pikirkan nanti,” Jawabku.
“Ngomong-ngomong, sepertinya kau juga perlu mengcek poinpengalamanmu deh. Mungkin itu sudah cukup untuk memilih job tingkat lanjut,” ucapnya.
“Baiklah, nanti siang aku akan mengeceknya jika aku telah pulih,” ucapku.
“Baiklah, tapi kau harus tetap menjaga kesehatanmu oke. Kau perlu memulihkan tenagamu” ucap Aisyah sambil tersenyum dan meletakan tanganya pada pipiku.
“Oke” ucapku sambil tersenyum dan mengacungkan jempol.
Kemudian Aisyah pergi tidak lama kemudian sementara aku memilih untuk tidur hari ini. kupikir aku sudah sembuh walaupun aku masih ingin istirahat senggaknya sampai siang nanti sebelum aku pergi ke guild.
...*** ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ajna dillah
/Good/
2024-01-24
1