Hari ini Jordan menyuruh Neo, untuk mengantar Maryam ke klinik dimana Maryam akan magang. Karena Jordan tak ingin hal seperti kemarin terulang lagi, terlebih lagi Maryam belum berbicara dengan Jordan karena perihal masalah Jordan yang memukul temannya, membuat Maryam marah dengan Jordan.
Namun, Jordan sendiri pagi ini sudah tiba di depan sebuah rumah sakit. Jordan datang sendiri ke rumah sakit, tanpa membawa pengawal bersama dengannya, karena Jordan tak ingin membuat Carolin marah kepadanya lagi.
Masyitah, bersama dengan rekan kerjanya baru saja tiba di rumah sakit, berniat akan segera pergi betugas serta memeriksa beberapa pasien inap yang ada di dalam ruangan inap klinik tersebut. Tetapi, langkah Masyitah terhenti, ketika sebuah mobil yang sport berhenti di depan gerbang rumah sakit, mobil itu adalah milik Jordan.
Langkah Masyitah terhenti, ketika melihat Jordan yang turun dari mobil mewahnya. Seluruh tubuh Masyitah gemetar melihat Jordan menghampirinya ke rumah sakit. Saat ini hanya ada Masyitah di luar rumah tak ada Fairuz yang akan membantunya menghadapi Jordan si pria iblis yang sudah di kenal banyak orang gara-gara vidio yang viral pada hari pertama mereka bertemu.
Seorang rekan kerja yang bersama dengan Masyitah juga tahu siapa Jordan, pria yang menganggu Masyitah beberapa waktu yang lalu. Masyitah ingin pergi meninggalkan tempat itu agar tak bertemu dengan Jordan, tetapi pria ini segera memanggil Masyitah, membuat langkah kaki Masyitah terhenti.
"Masyitah! Aku datang kemari untuk menemuimu, apa kamu akan pergi mengabaikan aku begitu saja?" Jordan mendekat, Masyitah hanya membelakangi pria itu saja tak berani menatap atau bertemu dengan Jordan tanpa ada Fairuz.
Jordan berdiri tepat di belakang Masyitah, tetapi pria ini hanya berniat untuk menemui Masyitah saja dan tak berniat untuk menganggunya.
"Aku datang kemari ingin mengajak kamu mengopi di sebuah kafe. Kita perlu, berbicara bukan? Tentang masalah kita, apa kamu tidak merasa jika kita sudah bertemu beberapa kali, tetapi tak pernah berbicara dengan serius satu sama lain. Masyitah, aku ini pria yang cukup sibuk, aku takkan membuang waktu ku begitu saja." Jordan membuka kaca matanya sembari melihat ke arah Masyitah yang tetap membelakangi dirinya.
"Aku berubah pikiran ketika melihat reaksimu, aku akan menghubungimu nanti, ingatlah untuk mengangkatnya," lanjut Jordan, setelah mengatakan itu Jordan pergi meninggalkan Masyitah dalam keadaan yang masih takut untuk menghadapi Jordan.
'Bagaimana dia bisa mendapatkan nomer ponselku?'batin Masyitah yang memegang tas yang ada di tangannya. Masyitah berbalik dan ingin melihat Jordan, tetapi pria ini sudah masuk ke dalam mobil, sebelum pergi Jordan melihat ke arah Masyitah dan tersenyum cukup tampan. Mungkin banyak wanita akan tergila-gila dengan ketampanan Jordan, tetapi tidak dengan Masyitah yang trauma bertemu dengan Jordan.
Mobil Jordan melesat pergi meninggalkan rumah sakit tersebut. Jordan mendapat panggilan dari Neo, jika dia sudah membeli sebuah perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan milik keluarga Fairuz.
Tanpa berpikir panjang, Jordan langsung pergi menuju lokasi dimana Neo dan Maryam saat ini berada.
Mobil sport bewarna merah melesat dengan kecepatan tinggi, membuat pengguna jalanan lain terlihat begitu takut ketika mobil Jordan melewati kendaraan mereka, hanya ada bayangan seakan suara mobil ikut mengambang.
Jordan tiba di sebuah perusahaan yang baru saja di beli olehnya. Semua karyawan nampak menunggu kedatangan Jordan, serta memberi hormat kepada pria itu.
"Selamat datang, pak."
"Selamat datang, pak."
Semua orang menyapa Jordan, tetapi pria ini hanya tersenyum tipis menanggapi semua sapaan dan hormat dari karyawannya itu. Jordan tiba di lantai dimana Neo dan Maryam berada.
"Dimana berkasnya?" tanya Jordan, pria ini sudah mengurusnya dan Jordan hanya perlu memberi tanda tangannya pada selembar kertas yang ada di atas meja, bahkan di dalam ruangan itu juga ada Maryam.
"Apa kamu akan selamanya diam di situ? Tidak memberi selamat untuk kakakmu ini?"Sindir Jordan, Maryam langsung mendongakkan kepalanya menatap Jordan yang duduk di kursi kebesarannya. Lalu, Maryam bangkit dari duduknya serta menghampiri sang kakak.
"Selamat, atas keberhasilan kakak." Ucap Maryam pelan, Jordan hanya tersenyum sembari memberikan satu berkas untuk Maryam, wanita ini bingung lalu melirik ke arah Neo. Neo memberi isyarat kepada Maryam agar mengambil berkas yang di berikan Jordan.
Ternyata itu adalah proyek baru Jordan, membangunkan rumah sakit yang ada di desa untuk Maryam, sesuai keinginan adiknya.
"Terima kasih, Kak."Ucap Maryam, yang langsung memeluk Jordan, membuat pria ini tersenyum. Akhirnya dia mendapatkan perhatian adiknya lagi. Tujuan Jordan hanya satu membahagiakan sang adik, dia tidak pernah membenci orang yang dekat dengan adiknya. Asalkan pria itu serius dengan Maryam dan membuatnya bahagia.
Di sisi lain, Masyitah baru saja kembali ke rumah, melihat Aiman yang sudah ada di rumah, Masyitah tahu jika kakaknya baru kembali dari pondok pesantren Al-hakim beberapa waktu yang lalu, hingga mereka belum punya waktu untuk bertemu.
"Assalamualaikum,"ucap Masyitah, ketika masuk ke dalam rumahnya.
"Waalaikumsalam, "jawab Ustaz Aiman, yang berada di ruang tamu bersama dengan Marlina, sang nenek.
Masyitah mencium punggung tangan Marlina, begitu juga dengan Ustaz Aiman. Lalu, Marlina sengaja bertanya tentang Jordan di depan Ustaz Aiman, agar sang kakak tahu, jika ada seorang pria yang datang menganggu Masyitah beberapa waktu yang lalu.
"Masyitah, bagaimana dengan pria yang mengganggumu?"tanya Marlina, Masyitah terkejut, karena dia belum menceritakan hal itu kepada sang kakak.
"Pria? Siapa dia?" Ustaz Aiman bertanya, sembari melihat ke arah Masyitah, yang duduk dalam keadaan menundukkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Mama Jihan
tukeran jadinya 🤭😁
2024-05-01
0
adning iza
naahh klo jordan sma masyitah maryam ngga boleh sma aiman kn thoorr
2023-09-20
0
Yani
Mskin dulit tu dapet restu karena sudah pukulin kakaknya
2023-09-16
0