"Dia! Dia calon istriku!"
"Lancang!"Teriak Fairuz dengan lantang yang ingin menampar Jordan, tetapi Masyitah menahan tangan ayahnya segera. Masyitah tak ingin ayahnya berada dalam masalah lagi jika memukul pria yang bernama Jordan itu.
"Pergi! Aku tak ingin melihatmu di sini lagi,"ucap Fairuz, tetapi beberapa orang pengawal mendekat. Jordan langsung menahan pengawal itu dan meminta mereka untuk kembali ke dalam mobil.
"Ayah, mertua. Anda tidak perlu takut, aku sungguh ingin menikahi anakmu,"tukas Jordan, yang terus menatap Masyitah bahkan tersenyum ke arah wanita itu. "Karena aku telah jatuh cinta kepadanya," lanjut Jordan yang membuat Masyitah semakin takut mendengar pernyataan Jordan.
Masyitah menggenggam erat lengan Fairuz, wanita ini begitu takut kala mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut Jordan. Masyitah, belum pernah bertemu dengan pria yang begitu berani bertindak tidak sopan di depan papanya.
"Kami ini keluarga yang di hormati oleh orang disekitar sini, tolong jangan melakukan hal seperti itu, pergilah dari sini saya mohon,"ucap Fairuz sembari menangkup kedua tangannya di depan Jordan, tetapi pria ini hanya tersenyum sembari melihat kearah kiri dan kanan tempat mereka berdiri.
"Ayah mertua, sebenarnya saya ini juga pria terhormat bukan preman. Niat saya datang ke sini baik, yaitu ingin menikahi putri, Anda. Dari pada kita berbicara di sini panjang lebar dan semakin membuat orang bergosip tentang kita, saya sarankan lebih baik Anda membawa saya masuk ke dalam rumah. Kita, bisa berbicara di dalam rumah dengan begitu tenang, apa Anda tak ingin membawa saya untuk menikmati teh hangat di pagi hari?"Sekali lagi tatapan Jordan hanya fokus melihat Masyitah semakin lama wanita itu semakin menyembunyikan dirinya di belakang punggung Fairuz.
Fairuz juga melihat orang yang ada di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Tidak sedikit orang yang ingin tahu dengan apa yang terjadi di pagi itu, sehingga membuat Fairuz memilih mengajak Jordan untuk bertamu ke rumahnya untuk pertama kalinya.
Tiba di dalam rumah, Fairuz meminta Masyitah untuk menunggu di kamarnya, tak membiarkan wanita itu keluar sebelum Fairuz memanggilnya.
Jordan duduk di sofa ruang tamu, sembari memperhatikan ruangan tersebut. Meskipun Fairuz salah satu CEO di sebuah perusahaan. Tetapi, kekayaan Fairuz tak bisa ditandingi dengan kekayaan milik keluarga Jordan.
"Kenapa ruangan ini begitu panas dan juga sangat sempit? Tidak bisakah Anda memberikan rumah yang layak untuk tempat tinggal calon istriku? Anda bisa memulai dengan membeli satu AC untuk ruangan ini, di sini terlalu panas," ujar Jordan, yang membuka kaca matanya lalu meletakkan benda tersebut di atas meja sofa.
"Untuk apa kau datang kemari?"tanya Fairuz,
"Fairuz apa ada tamu?" tanya seseorang yang baru saja keluar dari kamarnya, baik Jordan ataupun Fairuz menoleh melihat kearah sumber suara. Itu adalah Marlina, ibu dari Fairuz. Wanita tua ini seorang janda, semenjak beberapa tahun yang lalu di saat Marlina dan suaminya kecelakaan. Dalam peristiwa tersebut menewaskan suami dari Marlina.
"Ibu, kenapa Anda keluar? Pergi dan istirahatlah di kamar, Bu." Fairuz sengaja mengatakan itu agar tak membuat Marlina serangan jantung mendadak jika bertemu dengan Jordan orang yang memiliki tempramen yang cukup buruk.
"Oma," ucap Jordan yang langsung mendekat ke arah Marlina, pria ini mencium punggung tangan Marlina serta memeluk singkat wanita tua itu, membuat Fairuz membulatkan matanya.
"Kebetulan sekali Anda di sini, Oma. Duduklah!"Jordan membawa Marlina ke arah sofa, sembari menyuruh wanita tua itu untuk duduk, setelah itu Jordan kembali duduk, dengan posisi yang mengibas-ngibas wajahnya dengan tangan karena kepanasan.
Marlina melihat ke arah Jordan dari atas ke bawah, dari bawah ke atas. Fairuz juga ikut melihat ke arah Marlina yang sedang memperhatikan Jordan.
"Fairuz, siapa pria ini?"Tanya Marlina kemudian, langsung membuat Fairuz terkejut.
"Di...."
"Saya calon suami Masyitah, cucu Oma."Ujar Jordan memperkenalkan diri, bahkan pria ini menyela ucapan Fairuz, membuat pria ini semakin marah.
Tak terima Jordan mempermainkan keluarganya, Fairuz langsung menyeret pria itu untuk keluar dari rumahnya. Sehingga terjadi perdebatan antara Fairuz dan Jordan cukup lama di teras rumah mereka.
"Ayah mertua, tenanglah. Aku tak akan membuat keributan, tetapi kenapa kamu mengusirku?" Tanya Jordan, yang masih berusaha untuk mengendalikan emosinya. Tetapi Fairuz tak bisa tenang jika pria ini masih di rumahnya.
"Pergilah!"Titah Fairuz, sembari menggerakkan tangannya untuk mengusir Jordan. Pria yang hanya memilik kesabaran yang cukup tipis, masih bisa berusaha untuk tenang agar tak membuat kesalahan ke dua kali di hadapan orang tua Masyitah. Wanita yang dicintainya karena pandangan pertama.
"Kali ini aku akan pulang lebih dulu, tetapi Ayah Mertua, aku akan kembali lagi ke sini untuk menjemput calon istriku,"
"Kamu!"Fairuz nampak geram dengan ucapan Jordan, bahkan ingin sekali menghajar pria itu. Tetapi, melihat perangai Jordan, Fairuz sadar dia tak akan bisa melawan pria seperti Jordan.
Jordan pergi meninggalkan rumah Fairuz, sebelum pria ini masuk ke dalam mobil, dia melirik ke arah jendela kamar yang ada di lantai dua dimana Masyitah berada saat ini juga sedang melihat ke arah Jordan. Wanita ini memegang kain gorden dengan erat, ketika melihat Jordan yang tersenyum penuh arti ke arahnya.
Mobil Jordan pergi meninggalkan rumah Fairuz, barulah Masyitah bisa bernafas lega setelah melihat bayangan mobil tersebut hilang dari pandangannya.
Di sepanjang jalan, Jordan nampak tersenyum membayangkan wajah Masyitah di saat bersembunyi di balik punggung Fairuz, hal itu semakin membuat Jordan kekeh ingin memiliki wanita itu.
"Berhenti!" Teriak Jordan dengan keras, hampir saja membuat mobil pengawal di belakang Jordan akan menabrak mobilnya, saat berhenti mendadak.
Netra Jordan tertuju ke arah pandangan, dimana Maryam tengah berbicara dengan seorang laki-laki yang Jordan sendiri tidak tahu siapa pria itu. Bahkan, tidak ada Neo di samping Maryam, Jordan mengira pria itu tengah menggoda Maryam.
Jordan membuka pintu mobil, dengan langkah kaki yang besar menghampiri Maryam, bahkan Jordan tak takut di tabrak mobil saat menyebrang jalan, bahkan beberapa sopir memaki Jordan karena berjalan di tengah keramaian kendaraan.
Satu pukulan melayang di wajah pria yang sedang berbicara dengan Maryam, membuat Maryam ataupun orang lain yang ada di sana terkejut.
"Kakak!"Teriak Maryam kemudian, saat mengetahui jika pria yang memukul teman lelakinya itu adalah Jordan.
"Kau berani menggoda adikku!"
Jordan tak melepaskan tangannya di kerah kemeja pria itu, bahkan bukan hanya satu pukulan, dua atau tiga pukulan sudah mengenai wajah pria tampan itu.
"Kakak cukup! Apa yang kakak lakukan?Hentikan!" Maryam berusaha menarik lengan Jordan yang masih menggenggam erat kerah kemeja pria itu.
"Apa dia menyentuhmu? Katakan padaku!"Teriak Jordan yang saat ini memegang tangan Maryam, sembari menatapnya dengan tajam.
"Kakak...." Maryam terisak, saat melihat betapa kasar dan kejamnya Jordan saat memukul temannya itu, sehingga membuat Maryam tak berani menatap Jordan.
"Kamu menyakiti dia, lepaskan dia!"Titah Pria itu yang berusaha untuk menyelamatkan Maryam dari genggaman tangan Jordan, mendengar itu, Jordan kembali memukul pria itu hingga tersungkur ke tanah.
"Jangan sekali-kali kau menggoda adikku!"Teriak Jordan, lalu menarik tangan Maryam dan membawanya pergi dari sana. Maryam menatap teman prianya yang sedang berusaha untuk berdiri. Seluruh wajahnya memar dan bahkan sudut bibir mengeluarkan darah.
"Keluar!" Titah Jordan pada sopir yang duduk dalam mobilnya, sopir itu langsung pindah ke mobil satu lagi.
"Masuk!" Jordan menyuruh Maryam untuk masuk, wanita ini tak membantah satu katapun perintah dari Jordan, dia segera masuk dan duduk di samping Jordan.
Mobil sport, serta mobil pengawal melesat pergi meninggalkan tempat tersebut.
Please! jangan nabung bab ya♥️ like dan koment 💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Mama Jihan
saya jadi geram dengan sikapnya Jordan seperti itu 😔
2024-05-01
0
adning iza
jordan bkin darting
2023-09-20
0
Yani
Ya... ampun Jordan jangan msin pukul aja tanya dulu napa?
2023-09-16
0