Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Jordan ditemani oleh Neo, kini telah tiba di Indonesia. Jordan sengaja membawa Neo bersama dengannya, karena bahasa Indonesia Neo lebih bagus dari bahasa Indonesia Jordan.
Sebuah mobil sport, datang menjemput Jordan di bandar udara, hal itu membuat Neo membulatkan matanya. Siapa yang datang menjemput? Sedangkan, Neo tidak membuat janji dengan siapapun.
Jordan meninggalkan Neo sendiri dan dia menghampiri mobil sport yang sudah terparkir dengan indah diparkiran.
Seseorang keluar dan menunjukkan sebuah kertas untuk ditanda tangani oleh Jordan. Neo langsung menghampiri anak bosnya itu.
"Tuan, ini mobil siapa?" Tanya, Neo penasaran.
"Tentu mobil kita, tidak mungkin kita harus jalan kaki mencari rumah Maryam," tukas pria itu yang langsung masuk ke dalam mobil, dengan posisi Neo yang masih melongo.
"Sampai kapan, paman akan berdiri di situ?" Mobil sport sudah menyala, Neo segera masuk ke dalam mobil, dan duduk di samping Jordan. Sembari menggelengkan kepalanya, kalau Jordan memang tak pernah berubah.
Jordan mengendarai mobil tersebut sesuka hatinya, bahkan Neo sempat memperingati Jordan kalau ini Indonesia bukan negaranya yang bisa Jordan buat semaunya. Jordan, tak menghiraukan ucapan Neo, dia terus saja menaikan kecepatan laju mobil sportnya.
Google maps menunjukkan jalan arah ke tempat tinggal Putri Maryam, adik satu-satunya Jordan.
"Tuan muda, Anda tidak boleh mengendarai mobil seperti ini, tolong lebih pelan jika tidak kita akan menabrak orang," Neo, kembali memperingati pria itu, tetapi Jordan tak menghiraukannya.
Jordan langsung menyalip beberapa mobil yang ada di jalan, yang bahkan cukup mepet dengan mobilnya.
"Agrh! papa, hati-hati." Ucap seorang wanita yang duduk di samping papanya yang sedang menyetir, tetapi terlihat pria dewasa itu memperlambat jalannya ketika mereka hampir saja di tabrak oleh mobil sport milik Jordan.
"Siapa sih, yang bawa mobil begitu ngebut, tidak tahu apa bisa membahayakan orang lain di jalan,"gerutu Fairuz, yang nampak kesal apalagi melihat sang anak yang masih takut, karena mereka hampir saja menabrak dan terjadi kecelakaan.
Tepat di lampu mereka, jalan cukup macet. Jordan berulang kali membunyikan klakson mobilnya sehingga membuat Neo menyuruhnya untuk tenang.
"Tuan muda, ini masih lampu merah. Anda harus lebih tenang, tidak boleh seperti ini,"tukas Neo, Jordan tak mendengar karena dia tak suka di nasehati.
Tit! Tit! Tit!
Suara itu semakin terdengar, sehingga membuat pengendara motor lainnya risih dan merasa cukup mengganggu.
"Woi, sesak berak ya!" teriak pengendara motor ketika melihat mobil Jordan yang terus terdengar bunyi klakson.
Tit! Tit! Tit!
"Sialan! kau menganggu sekali, cepat hentikan itu!"teriak orang lain lagi, tetapi Jordan akhrinya sadar jika dia baru saja dimaki oleh orang lain, yang membuat Jordan marah.
"Tuan muda, Anda mau apa?"tanya Neo, di saat Jordan akan turun dari mobil.
"Tentu mau memberi pelajaran untuk mulut sampah orang itu,"jawab Jordan, yang segera turun dari mobil, Neo menggelengkan kepala karena dia tahu kalau Jordan tak suka jika ada yang memarahinya biarpun dia bersalah.
Jordan turun dari dalam mobil sportnya, semua orang memperhatikan Jordan, bukan hanya itu bahkan ada banyak orang yang kagum akan ketampanan pria itu, apalagi kaca mata hitam yang masih melekat di tempat membuat aura Jordan begitu memikat siapapun yang melihatnya.
Ada beberapa orang yang mengambil foto dan vidio Jordan tanpa pria itu sadari karena tingkahnya sudah membuat orang lain cukup penasaran, siapa yang berjalan di tengah-tangah lampu merah menyala.
Plak!
Satu tamparan melayang di pipi pengendara motor yang tadi memaki Jordan, sehingga membuat orang lain menatap ke arah Jordan tak suka dengan sikap kasarnya.
"Kenapa kau memukulku?"Pengendara motor itu yang nampak bingung ketika melihat Jordan yang tiba-tiba sudah memukulnya.
"Kenapa kau memakiku?Apa salahku?"tanya Jordan, yang kembali menampar pria itu.
"Di depan lampu merah, apa kamu tidak bisa melihatnya?"Pria itu terus membela diri, sampai Fairuz melihat aksi kekerasan itu, Beliau tak membenarkan hal itu terjadi di depan matanya.
"Kenapa kalau memangnya lampu merah? kau bisa memakiku? kau bisa berteriak padaku?"tanya Jordan sembari memukul pria itu, dan membuat Neo segera menarik Jordan untuk memisahkan mereka berdua.
"Tuan muda, cukup."Ucap Neo, yang berusaha menarik tangan Jordan, tetapi Jordan kembali menepis tangan Neo, ketika melihat pria itu yang masih menatapnya hal itu membuat Jordan tak puas menghajarnya.
"Aku takkan membiarkan sampah manapun boleh memakiku,"sekali lagi Jordan melayangkan bogemnya ke arah pria itu sehingga membuat pria tersebut tersungkur ke aspal.
Fairuz, memperhatikan Jordan yang sedang memukul pengendara motor, Fairuz langsung sadar jika itu adalah orang yang sama.
"Masyitah, bukankah itu orang yang sama yang hampir menabrak kita tadi?"seru Fairuz, Masyitah membenarkan pertanyaan papanya.
Setelah memastikan itu adalah orang yang sama, Fairuz, turun dari mobil dan menghampiri Jordan yang masih memukul orang, Neo sedang berusaha untuk memisahkan dua orang itu, tetapi dia tidak berhasil karena Jordan tak suka dirinya di halangi dan urusannya dicampuri oleh orang lain.
"Papa akan pergi untuk melihatnya,"tukas Fairuz tetapi Masyitah melarangnya karena tak ingin sesuatu terjadi dengan papanya.
"Jangan papa, biarkan saja."
Fairuz telah turun dari mobil dan menghampiri Jordan dan pengendara yang selisih dengan Jordan. Terlihat Jordan yang masih memukul dan bahkan memaki pengendara tersebut. Fairuz berdiri tepat di belakang Jordan.
"Apa yang kamu lakukan? Tidakkah kamu berhenti untuk memukulnya? Apa ini caramu untuk menyelesaikan masalah? Kamu baru saja hampir menabrakku, dan sekarang ingin membunuh pria ini?"tanya Fairuz berulang kali, sehingga membuat Jordan semakin marah, pria ini berbalik dan langsung menodong senjata ke arah Fairuz tepat di depan kepalanya.
"Siapa kamu berani ikut campur urusanku?"tanya Jordan yang kini senjatanya sudah berada tepat di depan kepala Fairuz.
"Tidak, Tuan muda jangan lakukan itu,"seru Neo, tetapi pria ini tak mendengarkan hal itu. Dia terus menatap Fairuz, dengan pandangan tak suka.
"Tolong, hentikan. Jangan menembak papa saya, jangan lakukan itu. Kami mengaku salah, biarkan kami pergi!"ucap Masyitah yang sudah turun dari mobil, menarik Fairuz untuk pergi dari tempat itu, tetapi hal itu malah menarik perhatian Jordan, pria ini terus saja menatap wanita yang memakai pakaian muslimah serta menutup wajahnya seperti yang di lakukan Fatimah. Masyitah memakai cadar, hal itu membuat Jordan tertarik dan terus saja menatap wanita tersebut, yang sedang membawa papanya pergi dari sana.
Neo, juga ikut menarik lengan Jordan agar menghentikan pria itu untuk membuat ulah.
"Tuan muda, kamu sudah membuat semua orang menatap kita, ayo kita pergi!"Neo terus saja menarik lengan Jordan hingga ke mobil, tetapi Jordan tak mengalihkan pandangannya yang terus menatap Masyitah hingga wanita bercadar itu masuk ke dalam mobil.
Entah kenapa Jordan tersenyum saat melihat wanita itu, Neo mendorong tubuh Jordan hingga masuk mobil, dan kini dia yang mengambil alih kemudi, setelah lampu hijau semua pengendara segera melaju dengan tenang meninggalkan tempat itu. Tetapi, berbeda dengan Jordan yang terus saja menatap mobil yang dinaiki oleh Masyitah melewati mobil sportnya.
"Tuan muda, pakai safety belt, Anda." Neo, segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Jordan... Jordan ingatlah skrg kamu ada di Indonesia bukan ada di negaramu jd kamu tdk bisa berlaku seenaknya apa kamu tdk diajarkan " Dimana Tanah dipijak di situ langit di junjung"
2023-12-09
0
Alexandra Juliana
Tiba di Indonesia disambut mobil yg baru dibeli nih Jordan...
2023-12-09
0
adning iza
astaga jordan naen todong² bae
2023-09-20
0