Raka masuk ke ruangan tempat untuk menjenguk,terlihat Dara dengan tangan terborgol menghampir Raka dengan mata sendu.
"Raka...."
"Dara..."
Dara duduk di sebelah Raka, petugas kepolisian menunggu di depan pintu.
"Raka tolongin gue" Dara memelas pada Raka.
"Tapi prosedurnya kamu harus tes darah dan tes urin terlebih dahulu, aku tidak bisa mengeluarkanmu, walaupun menggunakan jaminan" Raka menunduk, merasa sedih juga.
"Raka gue ga mau tidur disini" Dara mulai menangis.
"Jangan menangis, sudah...hanya untuk malam ini"
"Raka...aku takut"
"Aku akan menemanimu" Raka berniat akan menginap di kantor polisi malam ini.
"Raka terimakasih"
"Ra...kamu sudah dewasa, kamu harus bisa mengambil hikmah dari kejadian ini semua"
Dara mengangguk, menghabiskan malam di sel adalah pengalaman paling buruk bagi Dara. Rasanya Dara tidak ingin lagi mengunjungi club', Dara benar-benar trauma.
Waktu jenguk Raka habis, Raka meminta izin kepolisian agar bermalam di mushola kantor polisi, untung saja petugas polisi mengizinkannya.
Dara kembali ke sel, ia benar-benar tidak bisa memejamkan matany, beginikah rasanya terpenjara, sunyi sepi dingin menyeramkan.
Dara tahu jika Raka tidur di mushola, karena Raka besok akan ikut Dara untuk tes darah.
Dara semakin kagum dengan Raka yang mau berkorban untuknya, Dara merasa malu, dirinya yang begitu nakal tapi Allah mengirimkan Raka untuknya.
Dara mulai berfikir dengan jernih, benar kata Raka, ia harus mengambil hikmah dari kejadian ini.
Di sepertiga malam Raka terbangun, Raka melaksanakan sholat tahajud untuk mendoakan Dara, bukankah Rasulullah SAW bersabda:
“Malaikat diperintah Allah untuk turun ke bumi di waktu sepertiga malam terakhir, lalu Allah berseru, “adakah orang-orang yang memohon (berdoa) pasti akan Ku kabulkan, adakah orang yang meminta, pasti aka Ku berikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan Ku ampuni baginya sampai tibah waktu subuh.”
Entahlah Raka juga tidak mengerti kenapa ia begitu perduli dengan Dara, padahal mereka baru mengenal beberapa hari, Raka sebenarnya cukup prihatin juga dengan nasib Dara, Raka juga mendoakan agar Dara bisa menjadi wanita yang lebih baik lagi.
☘️☘️☘️
Pagi harinya semua tawanan di giring ke rumah sakit dengan pengawalan ketat petugas kepolisian.
Raka begitu khawatir ketika melihat wajah Dara sudah pucat pasi, setelah Dara menjalani serangkaian tes, tes darah juga tes urin, hasilnya tidak lama kemudian langsung keluar, Dara dinyatakan negatif narkoba. Sedangkan kedua temannya di nyatakan positif, sehingga harus menjalani masa rehabilitasi.
Dara begitu senang, hingga ia jatuh pingsan, Raka langsung membawanya ke ruangan perawatan, disana Dara di tangani dokter, terlihat suster sedang memasang jarum infus di tangan Dara.
Raka meminta izin tidak masuk kantor lewat asisten pribadinya bahwa hari ini karena ada kepentingan mendadak.
Dara sudah di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP, Dara masih tertidur, ini kesempatan Raka untuk membeli sarapan di luar.
Setelah membeli makanan di luar, Raka segera kembali ke ruangan Dara di rawat, Dara masih tertidur, Raka segera makan makanan yang ia beli.
Mata Dara perlahan terbuka, Dara bingung melihat sekeliling ruangan yang tampak asing baginya. Mata nya menelusuri setiap sudut ruangan, hingga akhirnya tertuju pada Raka yang tengah makan.
"Raka..."
Raka melihat ke arah Dara yang sudah sadar, ia segera minum lalu menghampiri Dara.
"Kamu tadi pingsan Ra, jadi aku membawamu kesini"
Dara mengangguk mengerti " Iya, terimakasih"
"Kamu mau makan?"
Dara kembali mengangguk, Raka meminta petugas rumah sakit mengantarkan makanan untuk Dara.
"Raka..."
"Iya kenapa?"
"Tolong bantu gue duduk, gue ga mau berbaring"
Raka membantu Dara duduk, Dara langsung memeluk Raka.
"Dara jangan seperti ini" Raka berusaha melepaskan pelukan Dara.
"Terimakasih untuk semua, Raka gue janji mau nurutin semua kemauan Lo, Lo jangan tinggalin gue, gue udah ga punya siapa-siapa " 😭😭😭 Dara menangis sambil terus memeluk Raka.
"Iya iya, kita bisa bicarakan baik-baik, tapi lepaskan pelukanmu dulu yah"
Dara akhirnya melepaskan pelukannya.
"Kenapa sih Lo kalau gue peluk pasti ga mau, heran deh gue"
Pakai nanya lagi ni Tarzan tengil, Batin Raka.
" Dara aku juga laki-laki normal, jadi jangan sembarangan"
Dara mengerucutkan bibirnya " Tapi kalau sudah jadi istri boleh ya peluk-peluk Raka?"
"Iya kalau sudah halal itu apapun juga boleh"
"Ya sudah kita menikah saja yuk" Ucap Dara sambil tersenyum.
Raka malah tertawa lalu menyentil kening Dara.
"Kamu ini mengajak nikah seperti mengajak jalan-jalan saja, asal ayuk, sudah ayo makan"
Petugas rumah sakit datang membawa makanan untuk pasien.
"Raka ini tidak enak" Dara hanya makan beberapa suap.
"Raka aku tidak mau disini terlalu lama, aku ingin pulang bertemu budhe" Sambungnya lagi.
"Iya tenang saja, jika cairan infus itu habis kita akan langsung pulang"
"Benarkah?" Dara begitu senang mendengarnya.
Benar kata Raka, saat cairan infusnya habis Dara sudah di perbolehkan pulang.
Di perjalanan pulang Dara merengek meminta makan di salah satu restoran.
Raka juga ingin membicarakan beberapa hal dengan Dara.
Dara memesan beberapa menu makanan, Raka sampai geleng kepala dibuatnya, makan Dara begitu banyak.
"Hey...kau ini rakus sekali" Ledek Raka.
"gue lapar sejak semalam belum makan, tubuh gue hanya di isi cairan infus, mana kenyang " Dara melahap makanan yang ada di depannya.
"Raka kenapa sih Lo baik banget sama gue"
Raka bermain ponsel sambil menunggui Dara makan. Raka hanya memesan mochacinno kesukaannya.
"Karena sudah kewajiban"
"Raka lebih baik kita pacaran aja yuk" Dara meminum jus jeruknya dengan sekali tegukan.
Dasar si Tarzan ini, tadi mengajak menikah, sekarang mengajak pacaran, Batin Raka.
"Eh Ka, gue ga pernah pacaran lhooo, berarti nanti Lo jadi pacar pertama gue" Ucap Dara sambil terkekeh.
"Ra, seandainya aku menemukan wanita yang aku inginkan, aku tidak akan mengajaknya pacaran, aku akan mengajaknya menikah, laki-laki yang baik itu pasti akan memuliakan wanitanya, menjemput wanitanya dengan jalan yang di ridhoi Allah " Ucap Raka.
" Lo gimana sih, tadi gue ajakin nikah ga mau, gue ajakin pacaran juga ga mau" Dara menunjukan muka sebalnya.
"Hehehe bukan seperti itu Ra, menikah itu jangan asal menikah Ra, karena menikah itu kalau bisa sekali saja seumur hidup, jadi harus membekali diri dulu jangan asal mengikuti nafsu" Raka mencoba memberi penjelasan pada Dara.
"Gue bercanda kok Ka, apa yang Lo omongin itu memang benar, yang gue lihat pernikahan itu tidak seindah di dongeng-dongeng Cinderella," Wajah Dara berubah sendu.
"Sudah-sudah, habis kan makanan, kita langsung pulang saja"
Dara mengangguk, ia segera menghabiskan makanan yang ia pesan, sebenarnya Raka ingin banyak bertanya tentang kehidupan Dara, tapi Dara terlihat belum benar-benar sehat, Raka akan bertanya besok saja saat Dara sudah benar-benar sembuh.
Setelah Dara selesai makan, mereka bergegas pulang ke rumah Budhe Raka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Readers : Thor jangan gantung-gantung lagi ya, di gantung itu ga enak.
Author : Ah masa, padahal survei membuktikan, laki-laki dan wanita sama-sama suka sesuatu yang menggantung🤭😁😁😁
Readers : Tik..tok..tik..tok (Mikir keras)
Author : Udah jangan di fikirin, langsung like komen vote jangan lupa 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Santoso Zha
yahuuuut
2022-05-13
0
Santoso Zha
bagus
2022-05-13
0
Galih
klo di sana ada Aisyah di sini ada Raka👍
2022-04-13
0