Hari ini jadwal mata kuliah Dara tidak padat, tapi rencananya ia dan teman-temannya akan jalan-jalan ke mall bersama.
Dara harus menunggu mata kuliah Rosa dan Michel selesai, mereka memang satu kampus tapi berbeda fakultas.
Sambil menunggu Rosa dan Michel, Dara menuju kantin membeli minuman dan cemilan kesukaannya. Ia duduk sendiri di pojokan kantin, bermain game candy saga.
Tring...
Notif pesan WhatsApp masuk di ponselnya, Dara membuka pesan dari Ibunya.
Ibu ✉️
Sayang...maafkan ibu, hari ini ibu menikah.
Pesan dari ibunya bagaikan petir disiang bolong, Dara tahu semua akan terjadi, tapi Dara tidak menyangka ibunya akan menikah secepat ini, padahal pengadilan belum memutuskan perceraian kedua orangtuanya.
Dara melamun, meratapi nasibnya, sudah lelah rasanya tersakiti terus, Dara kadang membayangkan kapan dirinya bahagia. Kenapa kehidupan orang dewasa itu begitu rumit.
Raka selesai bimbingan skripsi terakhir hari ini, hal ini begitu menguras fikirannya, ia merasa lapar, ia pergi ke kantin untuk memesan Gudeg, saat ia ingin memilih tempat duduk, ia melihat dara sedang melamun di pojokan .
"Ra...." Dara terbangun dari lamunannya mendengar seseorang memanggil namanya.
Terlihat Raka sedang membawa soto dan es jeruknya.
"Eh Lo, kemarin aja gue cariin Lo ga ada, giliran ga di cariin suka nongol sendiri, kaya jalangkung Lo" Celetuk Dara.
"Eits...sembarangan"
Raka duduk di depan Dara, ia menyantap makanannya.
" Ra...kamu tidak makan?"
"Engga"
Dara kembali merenung.
"Ra kamu kenapa? jangan melamun, nanti kesambet tau, jalangkungnya kan sudah ada disini" Ledek Raka.
Dara langsung melirik Raka " Heran deh gue ma Lo, suka banget bikin gue takut"
"Ada apa sih, siang bolong begini malah melamun"
" Emang Lo ga tau kalau salah satu karyawan Lo menikah hari ini"
"Boro-boro ngurusin undangan pernikahan Ra, aku sudah pusing dengan skripsiku, proyek-proyek ku juga" Raka meneguk es jeruknya.
"Ibu gue menikah lagi, Lo pasti bisa bayangin lah perasaan gue, ibu gue nikah sama berondong, sedang kan ibu gue belum resmi bercerai sama ayah gue, gue hari ini resmi punya ayah muda, gue benci banget, lagian pacar ibu gue ga punya fikiran apa yah, mau aja sama ibu-ibu yang udah punya prawan" Dara terus saja berbicara mengungkapkan isi hatinya, sedangkan Raka hanya jadi pendengar setia tanpa menjeda pembicaraan Dara.
Lelah berbicara Dara merasa haus, ia langsung mengambil minuman Raka lalu meminumnya. Raka memicingkan mata nya melihat Dara yang seenaknya meminum minumanya.
"Hadeh...kenapa gue mesti curhat sama Lo sih ya, ih dasar ini mulut" Dara memukul pelan mulutnya.
"Aku sudah mendengarnya, tidak perlu di sesali, itu kenapa meminum minumanku"
"Memangnya kenapa? gue haus, minuman gue habis, tenang gue sehat ga kena TBC kok, Lo bersyukur bisa minum segelas berdua ma gue, Lo liat nih bibir gue sexy banget kan, Lo ga rugi Ka" Dara begitu percaya diri.
"Kamu itu perempuan sungguhan apa perempuan jadi-jadian sih, Percaya diri sekali" Raka mengusap kasar wajahnya sambil beristigfar.
"Eh Raka, Lo ga tau sih, disini banyak yang ngejar-ngejar gue tapi kue menghindar, sedangkan Lo, gue kasih minum bekas bibir gue malah protes, Lo tuh yang normal apa engga" Dara malah membalikan pertanyaan pada Raka.
"Normal lah"
"Berarti Lo suka gue dong"
"Engga lah, bukan tipe ku"
"Memangnya seperti apa type Lo"
"Muslimah, tertutup, Solehah" Raka tersenyum sambil membayangkan wanita cantik berjilbab yang nanti akan mendampingi hidupnya.
"Hufttt...Liat aja nanti kalau gue udah pake jilbab, udah jadi Solehah, ntar gue bikin jatuh cinta Lo tau rasa" Dara mengerucutkan bibirnya.
"Hahaha, aku tunggu saat itu tiba"
Tring...
Ponsel Dara berbunyi, Ibunya mengirim pesan lagi, kali ini ibunya mengirimkan foto pernikahannya dengan suami barunya.
"Huft..." Dara mendengus kesal.
"Kenapa?" Tanya Raka.
Dara menunjukan foto pernikahan ibunya pada Raka.
"Padahal ibu mu belum resmi bercerai, seharusnya hal seperti ini tidak boleh terjadi, seandainya ingin menikah pun harus sampai selesai masa Idah dahulu, baru boleh menikah lagi, Islam tidak boleh sembarangan asal menikah, semua ada aturannya" Ucap Raka.
"Yah Lo tau sendiri, keluarga gue ga ngerti yang begituan, gue aja ga bisa sholat, ga bisa baca Alquran apalagi sama hal-hal begituan, tambah ga ngerti" Dara begitu jujur dengan kondisi nya yang penuh kekurangan.
"Ra...selagi kamu masih bernafas, selagi nyawamu belum sampai tenggorokan, Allah akan menerima tobatmu" Raka memandang Dara dengan wajah sendu.
Raka sebenarnya kasihan dengan Dara, Raka percaya Dara gadis baik-baik, hanya saja salah didikan dan pola asuh saja.
Dara terdiam mendengar perkataan Raka yang begitu menusuk hatinya.
" Gue yang Lo bilang kaya Tarzan ini apa masih pantas mendapatkan ampunan? gue ga yakin Allah memafkan gue" Dara menundukan kepalanya.
"Ra...Allah itu Maha baik, maha pemaaf, kata Allah Jika hambanya mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.”
Tanpa terasa Air mata Dara menetes dari ujung matanya, Dara langsung menyekanya.
Entahlah, Ucapan Raka benar-benar membuat hatinya terenyuh, apalagi saat ini hatinya sudah begitu rapuh.
"Ra...kamu nangis? maafin aku ya Ra, aku tidak bermaksud...."
"Engga...engga Lo ga nyakitin gue, justru Lo baik banget ma gue"
"Dara...." Suara cempreng Rosa memanggil Dara begitu kerasa, hingga pengunjung kantin memandang ke arah Rosa.
Rosa dan Michel berlari menghampiri Dara, mereka berdua terkejut ada Raka juga di depan tempat duduk Dara.
"Eh Kaka Senior" Rosa memanggil dengan nada manja.
"ET dah segala Kaka Senior, ganjen lu Ros" Ucap Dara sambil menarik tangan Rosa agar duduk di sampingnya.
"Hihi...kan biar berkesan Ra"
"Ngapain harus berkesan segala di depan dia" Dara melirik Raka.
"Hemm ya sudah, aku mau pergi dulu yah" Ucap Raka yang sudah siap berdiri.
"Makasih ya Kaka senior sudah menamani teman kita yang cantik jelita ini" Rosa kembali menggoda Raka dengan nada manjanya.
Raka hanya tersenyum ia lalu melangkah pergi meninggalkan kantin.
Sementara Michel dan Rosa langsung mengintrogasi Dara, kapan berkenalan dengan Raka, karena setahu Rosa, Raka cukup populer di kalangan mahasiswi, namun Raka bukanlah pemuda yang mudah di taklukan.
"Eh...eh sepertinya Raka naksir kamu deh Ra"
Dara langsung tertawa " Gue itu bukan type nya dia, dia itu suka nya cewe yang pake gamis, sedangkan gue, gamis aja ga punya, kalau tengtop banyak" Dara kembali tertawa terbahak-bahak.
"Eh udah Yuh ah, kita langsung cabut aja"
Michel, Dara dan Rosa meninggalkan kantin, mereka bertiga memang sudah sepakat hari ini akan bersenang-senang di mall.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🔊🔊🔊 Author : Jangan lupa like...like...like... tombol yang bawah pencet aja icon jempol,jangan lupa juga pencet yang icon love nya juga, lebih seneng lagi kalau mau komen, tapi komen nya jangan cuma next, up, pelit banget 😁 padahal aku dah ngetik 1000 kata / episodenya.
Kalau mau crazy Up, Vote dong, keluarkan harta kalian 😁😁
Readers: Denger Thor kita ge, ga usah pake toa begitu, budeg tau...
Author: Hahaha mangap...mangap hilap
❤️ Sudah dapat pelajaran apa hari ini di episode ini?? komen di bawah 👇👇 ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Nani Mulyani Memed
udah dspet pelajaran dsri Raka yg alim.semoga dara mendapat taufik dsn hidayah.kRna nasihaf Raka.up ya thor
2023-03-07
0
Siska handayani
ceritanya cukup seru banyak pula pelajaran pelajaran dlm kehidupan sehari hari
2022-08-02
0
💕Desember💞
Masya Allah Tabarakallah Bagus ceritanya. 😍🥰
2022-06-06
0