Memperkenalkan pacar

Sepulang dari kantor Raka, Dara langsung merebahkan dirinya di atas kasur.

Dara menatap langit-langit kamarnya, ia mengingat kembali saat sholat bersama Raka lagi, ia merasa hatinya yang gersang seperti tersiram air, nyaman rasanya.

Apalagi saat Raka membaca doa-doa, Dara merasa ada kekuatan yang muncul dalam dirinya yang saat itu sedang rapuh karena perceraian kedua orangtuanya.

Ingin sekali Dara mengulangi nya sekali lagi, tapi Dara tidak bisa sholat, gerakan dan bacaannya saja tidak tahu, seperti asing baginya. Dari kecil orang tuanya tidak pernah mengajaknya sholat, ia tahu sholat paling lewat televisi atau melihat langsung orang-orang di mushola, tapi Dara tidak pernah ikut.

Apa lain kali gue ajak Raka saja ya buat sholat yang kaya tadi, Batin Dara.

Dara juga tidak faham bahwa sholat mempunyai waktu-waktu tertentu tidak sembarang waktu.

Lelah membayangkan hal yang sudah terjadi akhirnya dara terlelap juga dalam angan-angannya.

Tak terasa sudah pukul 5 sore, simbok mengetuk pintu kamar Dara, simbok ingin berpamitan pulang.

Dara mengerjapkan matanya, ia bangun lalu melangkah ke pintu, membuka pintunya, simbok berpamitan pada Dara, Dara mengiyakan.

Dara kembali lagi masuk ke dalam kamarnya, ia bergegas mandi karena hari sudah sore.

Selesai mandi seperti biasa Dara hanya menggunakan hotpants dan kaos oblong.

Ia turun ke bawah, duduk di ruang tv memakan cemilan sambil bermain ponsel, sementara TV nya tetap di biarkan menyala.

Bu Nadia berteriak memanggil Dara, tapi Dara tidak bergeming dari tempat duduknya.

Bu Nadia masuk ke dalam rumahnya dengan membawa seorang laki-laki.

"Dara..." Teriak Bu Nadia.

Dara melirik sekilas, namun ia terkejut, ternyata Bu Nadia tidak sendirian melainkan membawa laki-laki asing masuk ke dalam rumah ini.

"Siapa Dia?" Tanya Dara dengan ketus.

Terlihat lelaki itu jauh lebih muda dengan Mama nya, Mungkin laki-laki itu berumur sekitar 35 tahun, berbeda jauh dengan Ibunya.

"Dara perkenalkan ini teman baik Ibu" Bu Nadia tersenyum pada Dara juga pada Adi yang di sebut sebagai teman dekatnya itu.

"Bilang saja pacar" Dara menatap kedua orang yang ada di depannya dengan jengah.

"Ya bisa di bilang seperti itu Nak"

"Apa?" Dara bangun dari duduknya.

"Ibu...ibu masih istri sah ayah, dan berani-beraninya ibu membawa laki-laki lain masuk kedalam rumah ini, apalagi ibu bilang ini pacar ibu" Sambung Dara.

Adi menatap dara dengan pandangan mata jahilnya, Adi tidak menyangka jika Nadia memiliki anak yang sudah dewasa, apalagi cantik dan sexy seperti ini. Adi mulai tergiur dengan kemolekan tubuh Dara.

"Heh Lo...Lo itu masih muda, Lo bisa cari cewe yang lebih muda dari Lo kan banyak, kenapa Lo malah rusak hubungan pernikahan ibu dan ayah gue, Lo mau jadi pebinor hah, Lo udah ga laku lagi, apa Lo cuma mau manfaatin ibu gue doang" Dara mengeluarkan kata-kata pedasnya.

"Dara..."

Plak...

Tamparan mendarat di pipi mulus Dara, Dara tidak menyangka ibunya akan menamparnya hanya karena teman laki-laki nya itu.

Dara memegang pipi bekas tamparan ibunya itu. Bu Nadia tampak syok karena ia sudah menampar anaknya.

"Ibu...demi laki-laki brengsek ini, ibu tega tampar Dara, Dara benci ibu" Dara langsung lari ke kamarnya, ia langsung mengganti hotpans nya dengan celana panjang, setelah itu Dara menggunakan jaket levisnya dan mengambil tas kecilnya.

Dara turun lagi ke bawah, ia berlari keluar rumah, entahlah laki-laki itu dengan ibu nya pergi kemana, Dara sudah tidak perduli.

Dara menelfon Rosa, Dara ingin menginap di rumahnya untuk beberapa Malam, ia benar-benar tidak ingin melihat wajah ibunya lagi.

Dara ingin sekali menangis, tapi dirinya sudah tidak bisa menangis karena sudah terlalu sering menangis, mungkin sumber air matanya sudah mengering.

Dara datang ke rumah Rosa, disana mama muda Rosa yang membukakan pintu untuk Dara.

"Hemmm anak gadis seperti kalian ini, kerjaannya hanya menghambur-hamburkan uang orang tua saja" Sindir mama muda Rosa.

Dara yang kala itu ingin menaiki tangga menghentikan langkahnya, ia berbalik lalu menghampiri mama muda Rosa.

"Menilai orang itu memang paling mudah, yang paling susah itu ngaca" Dara menunjuk mama muda Rosa dengan telunjuknya.

"Maksudmu apa heh?"

"Lo itu seumuran gue, kalau gue sama Rosa ngabisin duit orang tua kita itu wajar-wajar saja, mereka orang tua kita, sedangkan Lo, pelakor, Lo rebut semuanya, Lo lebih buruk dari kita, gara-gara Lo kehidupan Rosa jadi berantakan jadi ga usah sok suci, mending gue jomblo dari pada Lo punya laki tapi hasil dari nyuri laki orang" Dara langsung pergi naik ke atas, dia begitu puas memaki mama muda Rosa itu, lumayan untuk melampiaskan kekesalannya pada mama nya, salah sendiri duluan menghina.

Mama muda Rosa terdiam Namun begitu marah dengan perkataan Dara yang begitu berani.

"Ros..."

Rosa ternyata sedang mandi, Dara langsung merebahkan tubuhnya di kasur sahabatnya itu.

Tidak berapa lama Rosa keluar menggunakan handuk kimononya. Rosa melihat ada Dara yang sedang menatap langit-langit kamarnya.

"Kamu kenapa Ra?"

Dara menengok ke arah Rosa.

"Biasa ibu gue"

"Kenapa lagi" Rosa menatap cermin di meja riasnya.

Dara bangun dari rebahannya, ia duduk dan bercerita pada Rosa.

"Gila...ibu gue punya brondong, Gedeg banget gue, pusing gue ah"

"Hahaha ayahku punya cabe-cabean, ibu mu punya brondong sedangkan kita jomblo, ngenes" Ledek Rosa.

"Nasib Ros, Lo tau ga gue sebel sama si brondong itu, gue maki-maki lah, ngapain dy nyari cewe yang udah tua kaya ibu gue, eh gue malah di tampar ma ibu gue"

Rosa langsung membalikan tubuhnya menghadap Dara.

"Serius Ra" Rosa segera bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Dara.

"Pipimu sedikit bengkak Ra"

Rosa keluar kamarnya mengambil waslap dan air dingin.

"Kompres dulu Ra, nanti takut tambah bengkak"

"Makasih ya Ros"

Rosa menganguk, ia lalu berganti baju, sementara Dara mengompres pipinya dengan perlahan.

"Pasti sakit ya Ra"

"Sakit ini tidak ada apa-apanya ros, dari pada sakit hati gue ini karena keegoisan mereka" Wajah Dara berubah sendu.

"Keluarin aja air matanya Ra, biar plong"

"Gue bahkan udah ga bisa nangis Ros,"

Rosa menghampiri Dara lalu mengelus punggungnya.

"Kita harus bertahan hidup untuk diri kita sendiri, jika sudah tidak ada orang lain yang membuat kita semangat setidaknya kita harus semangat untuk diri kita sendiri, jika sudah tidak ada orang lain yang menyayangi kita, kita yang harus menyayangi diri kita sendiri Ra"

Dara mengangguk, kali ini Rosa yang membantu Dara mengompres luka lebam di pipi Dara, Rosa juga prihatin dengan kehidupan Dara yang sebenarnya tidak jauh beda dengan kehidupan nya sendiri.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.( Jangan lupa like komen dan vote ya, Like nya pindahin ke sini, votenya pindahin ke sini hehe)

Mario Tegap :Kekerasan yang dialami anak akan menimbulkan luka hati dan juga trauma pada anak. Dampaknya dalam kehidupan anak selanjutnya akan sangat besar, salah satunya depresi, stress, dan gangguan psikologis lainnya yang dapat mengganggu kehidupan sosial serta aktivitas sehari – hari. Anak juga akan menjadi takut tehadap segala bentuk kekerasan, bahkan yang terkecil sekalipun, misalnya suara – suara keras, pembicaraan bernada tinggi, dan lain – lain. Stop kekerasan pada Anak.

Terpopuler

Comments

Lenina

Lenina

bener bet..egois aja..enggak apa2..

2022-05-27

0

M Paing

M Paing

untung punya teman baik.... kalau tidak.... mau curhat ama siapaaa...

2022-05-26

0

Mam Yosarr

Mam Yosarr

km

2022-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Gadis Tarzan
2 Visual
3 Pertengkaran
4 Club' Malam
5 Perceraian
6 Mengembalikan jas
7 Memperkenalkan pacar
8 Pernikahan
9 Dilecehkan
10 Pertolongan Raka
11 Merasakan kasih sayang
12 Terciduk
13 Lagi Lagi Raka
14 Mencoba Menyadarkan
15 Niat Baik
16 Bacaan Alquran itu...
17 Ayah Pulang
18 Kedatangan Rosa dan Michel
19 Hijrah
20 Ternoda
21 Marwah wanita
22 Allah Maha Pengampun
23 Nyeri Hati
24 Perasaan apa ini?
25 Memberitahu Rengganis
26 Mau jadi pacarku
27 Episode 27
28 Dosen baru
29 Terkejut
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Percayalah Aku Masih Perawan
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Hari H
79 POV DARA & RAKA
80 Gagal First Kiss
81 Resepsi
82 Gagal Malam Pertama
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Sore Yang Indah
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 TAMAT
91 PENGUMUMAN
92 Promosi
93 PROMO 2
94 PROMO lagi
95 Open PO
96 promo novel terbaru
97 Sekilas Info
98 Novel Baru
99 Open Po Sovenir
100 Mak San Kembali
101 intermezzoo
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Gadis Tarzan
2
Visual
3
Pertengkaran
4
Club' Malam
5
Perceraian
6
Mengembalikan jas
7
Memperkenalkan pacar
8
Pernikahan
9
Dilecehkan
10
Pertolongan Raka
11
Merasakan kasih sayang
12
Terciduk
13
Lagi Lagi Raka
14
Mencoba Menyadarkan
15
Niat Baik
16
Bacaan Alquran itu...
17
Ayah Pulang
18
Kedatangan Rosa dan Michel
19
Hijrah
20
Ternoda
21
Marwah wanita
22
Allah Maha Pengampun
23
Nyeri Hati
24
Perasaan apa ini?
25
Memberitahu Rengganis
26
Mau jadi pacarku
27
Episode 27
28
Dosen baru
29
Terkejut
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Percayalah Aku Masih Perawan
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Hari H
79
POV DARA & RAKA
80
Gagal First Kiss
81
Resepsi
82
Gagal Malam Pertama
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Sore Yang Indah
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
TAMAT
91
PENGUMUMAN
92
Promosi
93
PROMO 2
94
PROMO lagi
95
Open PO
96
promo novel terbaru
97
Sekilas Info
98
Novel Baru
99
Open Po Sovenir
100
Mak San Kembali
101
intermezzoo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!