Hari ini Dara sudah bersiap-siap berangkat ke kampus, lama sekali ia bercermin, ia melihat penampilan barunya, menggunakan rok, kemeja panjang dan jilbab segi empat, Dara melihat tutorial cara menggunakan jilbab segi empat di YouTube.
Dara memutar tubuhnya, matanya terus memandang cermin, ada rasa takut dalam dirinya, takut akan Bullyan yang akan di lontarkan padanya, tapi berpenampilan seperti ini membuat dirinya lebih nyaman.
Setelah puas bercermin, Dara keluar dari kamarnya, ia turun ke bawah untuk sarapan pagi. Simbok yang melihat penampilan Dara begitu terkejut.
"MasyaAllah...neng Dara geulis pisan, cocok jadi mojang Bandung" Simbok menunjukan senyum bahagia nya.
"Ah simbok bisa saja" Dara tersipu malu mendengar pujian dari simbok.
Ayah Dara yang sudah bersiap-siap pergi ke kantor, ia bergegas menuju meja makan untuk sarapan, Ayah Dara terkejut juga melihat penampilan baru anaknya.
Pak Leon mengusap kepala Dara " anak ayah sangat cantik" Pak Leon mengembangkan senyumannya.
"Bener nih yah?"
"Tentu saja, malah lebih cantik seperti ini, auranya begitu terpancar" Ledek Pak Leon.
"Ah ayah, bisa saja"
Mereka sarapan bersama, selesai sarapan Pak Leon mengantar Dara ke kampusnya.
Sesampainya di kampus Dara segera turun dari mobil ayahnya, tidak lupa Dara mencium tangan Ayahnya lalu mulai membiasakan diri memberi salam.
Tepat di depan gerbang kampus, ada keraguan dalam hati Dara saat akan memasuki kampus, tapi teringat akan nasehat Raka bahwa lebih panas api neraka dari pada panasnya ucapan lambe turah, Lambe netizen dan lambe-lambean yang lain.
"Bismillahirrahmanirrahim" Dara melangkahkan kakinya masuk ke dalam kampus.
Benar saja hampir semua mahasiswa memandangnya sambil berbisik, Dara si gadis sexy kini telah berjilbab.
Dara mempercepat langkahnya hingga di persimpangan Dara bertemu dengan Michel dan Rosa, Mereka berdua memandang Dara dengan begitu sinis. Dara menunduk, namun matanya berkaca-kaca.
"Ada yang mendadak tobat" Sindir Michel.
Dara masih menunduk, ia kemudian berlari menuju kelasnya, di kelas pun sama, banyak mahasiswa yang melihatnya seperti melihat sesuatu yang aneh, bahkan tidak sedikit yang mencibir Dara, Dada dara rasanya begitu sesak.
Dara mengeluarkan ponselnya, ia mengirim pesan untuk Raka.
📨 Dara
Assalamualaikum Raka, gue sekarang di kampus, dan Lo tau begitu banyak yang mencibir gue, bahkan sahabat gue juga, gue ga tahan Ka, sakit banget hati gue, gue harus bagaimana?
Raka yang kala itu sudah berada di meja kerjanya melihat ponselnya yang berbunyi, ia memeriksa ponselnya, ternyata pesan WhatsApp dari Dara, Raka membacanya, Raka juga merasa khawatir dengan Dara, tapi Raka yakin Dara mampu melewatinya. Raka membalas pesan Dara.
📨 Raka
Waalaikumsallam, jangan pedulikan penilaian orang lain Dara terhadapmu saat ini, yang berhak menilai dan mencatat itu malaikat Rokib dan Atid, memang sudah sifat manusia mudah menilai tapi susah berkaca, ini baru awal Dara, tekadkan niatmu.
Raka kembali bekerja, Dara membaca balasan dari Raka, hatinya sedikit tenang.
Hari ini Dara tidak berani pergi ke kantin atau kemanapun, ia duduk diem di kelas sampai jam mata kuliah selesai.
Sudah jam 12 siang, rencananya Dara hari ini sepulang dari kampus akan pergi ke mall membeli kado untuk Michel, ulang tahun Michel yang akan di rayakan malam nanti.
Dara akan memberikan Kado untuk Michel esok pagi saja karena Dara sudah tidak ingin mengikuti party-party mereka lagi.
Dara keluar dari kampusnya, ia memesan taxy online, saat sedang menunggu taxy, Andi datang menghampiri Dara.
"Ra...ini kamu" Andi melihat Dara dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Heh...mata Lo, ga sopan tau"
Andi menertawakan Dara " Hemm lumayan cantik juga, tapi kesan sexy dalam diri kamu masih tetap melekat" Andi masih saja menatap Dara.
Dara langsung memukul lengan Andi dengan buku yang di bawanya.
"Aw...Sakit Ra"
"Lo tu ya Dasar, heran gue, gue sexy lo ga berhenti goda gue, gue udah tertutup gini juga Lo tetep aja goda gue, berarti selama ini bukan penampilan gue yang senonoh, tapi emang otak Lo yang kotor" Dara begitu sebal dengan tatapan Andi yang seolah-olah sedang menjelajahi tubuhnya.
"Galak banget"
"Bodo amat, mata Lo di jaga itu" Dara langsung pergi meninggalkan Andi, untung saja taxy yang ia pesan sudah datang, Dara langsung menaiki taxy menuju mall.
Sesampainya di mall, Dara langsung menuju toko jam tangan bermerk, Dara tahu betul jika Michel sangat menyukai jam tangan, banyak sekali jam tangan koleksinya.
Jam tangan sudah terbeli, Dara jalan-jalan mengitari mall, ada rasa sedih dalam dirinya, biasanya ia jalan-jalan bersama teman-temannya, tapi kali ini ia sendirian, ada yang ia rindukan, namun Dara tepis perlahan.
Dara ke mushola Mall, ia melaksanakan sholat Dzuhur, kebetulan sekali di mushola ada yang mengimami, jadi ia bisa ikut berjamaah, namun suara seseorang yang mengimami seperti tidak asing di telinganya.
Selesai sholat Dara berencana makan siang di dalam mall saja, Dara keluar dari mushola, ia berjongkok menggunakan sepatunya.
"Dara...."
Dara menengok ke belakang.
"Raka...ko Lo bisa ada disini"
Raka tersenyum, ia melihat penampilan Dara yang begitu anggun, Raka tidak memungkiri Dara memang benar-benar cantik.
"Oh..aku sedang melihat proyek di belakang mall ini akan di bangun apartement, jauh mencari masjid di sekitar sini, jadi aku sholat di mushola Mall saja"
"Oh..."
"Kamu sedang apa? jangan bilang bolos mata kuliah ya " Ledek Raka.
"Yee enak saja, gue udah pulang kuliah kok"
Raka dan Dara berjalan meninggalkan mushola, mereka mencari tempat makan karena kebetulan Raka juga belum makan siang.
" Terus, belanja?"
Dara menggeleng "Gue beliin kado buat Michel, hari ini dia ulang tahun"
Dara menceritakan kejadian kemarin di rumahnya, sahabatnya bahkan ingin memutuskan persahabatan yang sudah mereka jalin beberapa tahun ini.
"Kamu tidak sakit hati dengan perlakuan mereka?" Tanya Raka.
Dara menggeleng "kata Lo biarlah malaikat yang menilai, gue pengen selalu tetep baik ke mereka, kata Lo walaupun kebaikan kita tidak di balas oleh mereka pasti Allah akan membalasnya lewat orang lain"
Raka tersenyum, "Neng Dara sudah mulai pintar nih" Ledek Raka.
" Kan berkat Aa Raka yang ajarin Neng"
Mereka berdua tertawa bersama, Raka begitu senang dengan perubahan Dara, apalagi melihat Dara tertawa itu sudah cukup membuat hatinya lega, Raka juga tidak mengerti perasaan apa yang sedang ia rasakan.
Dara selalu merekam dengan baik kata-kata dan nasehat dari Raka, dan sedikit demi sedikit Dara juga menerapkan nasehat dari Raka, Raka yakin dengan niat Dara yang benar-benar ingin berubah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mario Tegap : Sering-seringlah kita senantiasa mengintrospeksi diri atas segala kesalahan dan kekurangan kita.
Jangan merasa sok paling suci karena hanya Allah yang tahu siapa di antara hamba-hambanya yang paling bertakwa. Bisa jadi, kita yang hari ini baik belum tentu hari esok kita berada dalam kebaikan,
Begitu pula sebaliknya, orang yang hari ini kurang baik mungkin besok bisa jadi jika hidayah datang kepadanya maka akan menjadi orang baik.
[Jangan lupa, like komen vote,]
Salam sayang,
Santypuji
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Putra Alief Akbar
aduuhh bisa ga sih sy balik jd perawan lagi😁
2024-01-12
0
sea23
taxi not taxy
atau kalau bahasa indonesia bisa ditulis taksi 🙏🏻
2022-07-18
0
Arifin
𝘼𝙇𝙃𝘼𝙈𝘿𝙐𝙇𝙄𝙇𝙇𝘼𝙃
𝘼𝙗𝙨𝙤𝙡𝙪𝙩𝙚𝙡𝙮 𝙗𝙚𝙨𝙩 𝙨𝙩𝙤𝙧𝙮... 𝙞 𝙨𝙪𝙥𝙥𝙤𝙨𝙚 𝙩𝙤 𝙜𝙞𝙫𝙚 𝙪 𝙖𝙡𝙛𝙖𝙩𝙞𝙝𝙖𝙝 ?!
2022-05-28
0