Budhe memperlakukan Dara dengan baik, dari dulu budhe memang ingin sekali memiliki anak perempuan, bahkan sampai sekarang Mbak Rengganis selalu di utamakan hak-haknya oleh budhe dan Pakde.
Budhe begitu prihatin dengan keadaan Dara, Budhe menyuruhnya menginap beberapa hari saja di rumahnya sampai ayah Dara kembali dari luar negri.
Karena semakin larut malam, akhirnya Raka berpamitan pulang.
"Budhe, Raka pulang dulu"
Budhe mengangguk, "Nanti sering-sering kesini yah Ka, kasihan Dara"
Raka mengangguk.
Budhe masuk ke dalam, sementara Dara mengantar Raka sampai depan pintu.
"Raka...makasih"
Raka mengangguk, " Jaga diri baik-baik yah"
Dara tersenyum manis, "Raka besok gue ada jam kuliah, apa gue boleh pinjam baju kakak Lo lagi?"
"Boleh, tapi tidak apa-apa yah kalau bajunya gamis semua, Mbak Rengganis memang suka nya memakai gamis"
"Iya ga apa-apa, siapa tahu gue pake gamis, Lo bisa suka sama gue setengah" Ledek Dara.
" Kayanya kamu deh yang ngebet biar aku suka sama kamu, jangan-jangan kamu lagi yang suka sama aku" Raka berbalik meledek.
"Ih Lo nih, malah ngledek gue" Dara mencubit hidung Raka.
Raka langsung salah tingkah, " Ra jangan seperti ini" Raka melarang Dara menyentuhnya.
"Ih kenapa sih, gue tau Lo ga bakalan suka sama gue jadi gue suka ledekin Lo" Dara malah mencubit kedua pipi Raka, lalu menggelitik pinggang Raka.
Raka langsung menangkap tangan Dara, matanya menatap mata Dara, pandangan mereka bertemu.
Astagfirullah, punya dosa apa hamba, ujiannya kenapa harus dengan wanita seperti ini,Batin Raka.
Raka melepaskan tangan Dara, " Jangan seperti ini Dara, aku juga laki-laki normal, jangan memancing"
"Hahaha" Dara malah tertawa terbahak-bahak, entahlah Dara begitu senang menggoda Raka, menurutnya Raka itu laki-laki yang begitu berbeda, tidak seperti kebanyakan laki-laki yang selalu mengagumi kesexyannya, melihat Dara hanya dari tubuhnya.
"Boleh menggoda tapi nanti kalau sudah jadi istri, iya kan Raka?" Tanya Dara.
"Iya" Jawab Raka refleks.
"Eh sudah, sudah larut malam ini, oh ya mana nomer ponselmu, nanti aku WhatsApp ya, kalau ada apa-apa kabari saja" Raka mengeluarkan ponselnya, Dara menyebutkan nomer ponselnya.
Raka langsung kembali ke rumahnya karena sudah larut malam, Dara juga langsung masuk ke dalam kamar tamu yang di sediakan Budhe.
Dara naik ke atas ranjang, ia belum bisa memejamkan matanya, ia masih merasa takut sebenarnya dengan kejadian tadi, namun saat mengingat wajah Raka, Dara merasa rasa takut itu hilang seketika.
Dara mulai senyum-senyum mengingat pertama kali bertemu Raka, walaupun kesan pertama begitu menyebalkan, tapi sekarang justru Raka yang selalu menjadi penolongnya, bahkan tempat meluapkan keluh kesahnya.
Dara akhirnya terlelap juga karena lelah.
☘️☘️☘️
Pagi hari nya Dara sudah terbangun, biasanya ia selalu bangun siang, tapi karena ini di rumah budhe Raka, Dara harus tahu diri.
Dara turun ke dapur, di lihatnya budhe sedang memasak.
"Budhe, boleh Dara membantu"
"Eh Dara, sudah bangun, bagaimana semalam tidurnya? nyenyak, maaf ya jika kamarnya kurang nyaman"
" Engga Budhe, Dara nyaman sekali, Terimakasih banyak Budhe"
Mereka masak bersama, ini pertama kalinya Dara terjun langsung ke dapur, Budhe mengajari Dara dengan telaten, Dara begitu senang, Dara merasakan sosok ibu yang sesungguhnya dalam diri Budhe.
Tanpa terasa Dara begitu terharu, ia meneteskan air mata.
"Dara...kenapa menangis"
Dara memeluk Budhe " Dara sangat bahagia bisa merasakan kehangatan seorang ibu bersama budhe, Dara mau setiap hari bisa belajar masak, tidak apa-apa Dara terkena minyak panas, ataupun teriris pisau, asal Dara bisa merasakan kehangatan ini.😢😢"
"Sudah-sudah, budhe mengerti perasaanmu, kamu boleh kapan saja main kesini, budhe malah senang sekali, rumah kita kan berdekatan" Budhe menepuk-nepuk punggung Dara.
Mereka kembali lagi memasak, dan menyiapkan sarapan pagi.
"Budhe apa boleh Dara meminjam baju lagi"
"Boleh, nanti Budhe ambilkan baju rengganis"
Dara tersenyum, Dara sebenarnya ingin sekali bertanya siapa itu Rengganis, dan kenapa tidak ada di rumah ini, tapi nanti saja lain kali jika waktunya pas.
Dara berangkat ke kampus bersama Raka, walaupun Raka hari ini tidak ke kampus.
Sesampainya di kampus Dara segera turun dari mobil Raka.
" Ra...kalau ada apa-apa telfon yah"
Dara mengangguk " Thanks ya Ka"
Raka tersenyum, lalu melambaikan tangannya. Raka segera berangkat ke kantor.
Semua mata tertuju pada Dara, Dara si gadis sexy hari ini menggunakan gamis, walaupun tidak menggunakan jilbab, tapi Dara menjadi pusat perhatian semua mahasiswa kampus.
Michel dan Rosa juga kaget kenapa Dara tiba-tiba menggunakan gamis, dimana Dara si sexy yang di kagumi semua mahasiswa.
"Ra, kamu kesambet ya" Ledek Rosa.
"Eh jangan-jangan Dara lagi berusaha buat Deket sama Raka, Raka kan type nya yang bergamis" Ledek Michel.
"Diem Lo berdua" Dara menatap Michel dan Rosa.
Michel dan Rosa langsung memeluk Dara " Sorry bercanda sayang " Ucap Rosa.
"Gue kemarin hampir di nodai sama si Brondong suami baru ibu gue" Dara mencoba menceritakan kejadian semalam.
"Hah...apa 😱" Rosa dan Michel teriak berbarengan.
"Ra kamu tidak apa-apa kan" Rosa memeriksa Tubuh Dara.
"Kok bisa sih Ra?" Michel mengusap lengan Dara.
Dara menceritakan kejadian semalam saat dirinya hampir di nodai ayah tirinya, Dara juga menceritakan Raka lah yang menolongnya, Dara juga menjelaskan kenapa dia bisa memakai baju gamis ini.
"Ra...aku turut prihatin"
Dara mengangguk " Kita bertiga memang memprihatinkan"
Mereka bertiga malam tertawa, mereka bertiga memang memiliki nasib yang hampir sama, yaitu kurang kasih sayang dan salah pola asuh.
"Eitss... jangan bersedih, nanti sepulang dari kampus bagaimana kalau kita bersenang-senang di club', pacarku kemarin merekomendasikan club' yang bagus" Ucap Michel.
"Masa gue ke Club pake gamis sih, yang benar saja" Dara menyentuh baju gamisnya.
"Ya sekali-kali tidak apa-apa" Ledek Rosa.
"Eh sembarangan, tau ga ini tuh gamis wanita Solehah, jangan di bawa masuk ke Club" Jawab Dara.
"Mungkin Raka ingin agar kamu ketularan solehahnya Ra"
"Hahaha siapa tahu Ros, besok-besok gue insaf jadi gamisan terus"
"Yah Nanti tidak ada yang sexsoy lagi di kampus kita" Ledek Michel.
Mereka bertiga tertawa, karena jam kuliah sudah akan di mulai, mereka berpencar menuju fakultas masing-masing, mereka sudah berjanji akan saling menunggu sepulang dari kampus, ke mall membeli baju untuk Dara, lalu bersenang-senang di club' malam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
💯💯💯💯💯💯💯💯💯💯 ayo vote vote, jangan lupa like juga.
"Boleh menggoda tapi nanti kalau sudah jadi istri, iya kan Raka"
Ciat...ciat, Baper akoh, di iyain lagi sama babang Raka.
Author : Kamu baper engga?
Readers : Kita mah yang ada laper thor...laper terus
Author : Inget timbangan woy...
Readers : Bodo amat, misua sukanya yg semok Thor...
Author : Ya wis lanjutkan makan 😁 jangan lupa sambil makan sambil pencet like nya, komen segrintil dah ga papa, vote ya pake poin bukan pke nasi😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sutannasati Tanjung
pelajaran bagi anak perawan
2022-05-14
0
Santoso Zha
oaoe nylah
2022-05-13
0
Narty nartyna
oia hp nya dara ko tiba2 ada d tgnx dara ya gmn critax
2022-03-19
0