Wanita berbeda

Ting

Bunyi pesan masuk di ponsel Sani, wanita itu baru saja selesai menemui klien setelah makan siangnya.

Sani membuka pesan dari nomor baru, tapi dia sudah hafal diluar kepala nomor Brondong yang suka labil itu.

"Gara-gara Tante cantik, aku dihukum merapikan perpustakaan dan harus terjebak satu jam dengan pemandangan yang tidak mengenakan."

Isi pesan Galen yang disertai foto di bawah pesan itu, foto gadis nerd yang Galen pinta tadi.

Melihat wajah gadis kutu buku yang Galen kirim fotonya justru membuat Sani tertawa, ia membayangkan wajah Galen masam dan cemberut melihat pemandangan gadis kutu buku itu.

Tanpa di duga jemari Sani langsung berselancar mengetik balasan untuk Galen.

"Seharunya kamu bisa memanfaatkan keadaan, aku rasa nilai kuliahmu sangat buruk jadi kamu bisa gunakan kesempatan untuk mendekatinya hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus." Sani mengetik pesan di akhiri dengan emot jempol. Wanita itu tersenyum saat melihat pesannya terkirim dan langsung dibaca bahkan statusnya Galen sedang mengetik.

Di tempat yang berbeda mata Galen langsung berbinar dan wajahnya berseri, jarinya langsung bergerak lincah untuk membalas pesan Tante cantik.

"Apakah aku terlihat seperti pemuda bodoh, asal Tante tahu, pelajaran yang sulit pun aku bisa melakukanya meskipun harus campur tangan Tuhan."

Galen mengirim kembali sambil cekikikan, entah apa yang sedang dia rencanakan.

Kembali pada Sani saat Ingin membuka berkas ponselnya kembali mendapat pesan masuk, Sani kembali melihat dan membukanya.

Alisnya berkerut, memikirkan pesan yang Galen kirim.

"Apa sekarang ada mata kuliah dengan campur tangan Tuhan?" Ucap Sani justru memikirkan hal yang diluar pikiranya.

"Aku rasa tidak ada dalam matkul, campur tangan Tuhan."

Keduanya justru malah sibuk berbalas pesan. Galen yang duduk di pojokan lantai sambil bersila justru senyum-senyum sendiri membuat gadis berkacamata yang melihatnya sejak tadi malah takut sendiri.

"Apa hantu di sini suka pria tampan juga." Katanya sambil bergeridik berlalu pergi.

"Ada, tapi aku membutuhkan bantuan tente cantik untuk mempraktekkannya, karena aku jelas tidak bisa sendiri untuk mendatangkan Boneka Tinkerbell yang bernyawa."

Sani yang membaca pesan Galen mendadak matanya membulat sempurna dengan wajah merah padam.

Bebagai umpatan dalam hati ia tunjukan untuk Galen yang tidak tahu diri mengerjainya.

"Dasar brondong mesyum." umpat Sani sambil melempar ponselnya tidak membalas pesan Galen meskipun kembali ada pesan masuk.

Cukup malu dan juga sebal, tapi juga lucu menjadi satu menurut Sani.

Saat akan kembali memeriksa berkas pintu ruanganya kembali di ketuk membuat Sani menghela napas.

Fani menyembulkan kepalanya saat mendengar perintah.

"Nona ada tuan Gerald ingin bertemu," Lapor Fani dengan senyum mesam-mesem.

Sani yang melihat wajah asistennya mendengus kesal, Fani memiliki spek wanita yang menyukai pria-pria berwajah tampan.

"Aku akan keluar." Jawab Sani yang memilih bertemu diluar dari pada Gerald yang akan masuk keruangannya.

Menghargai niat baik orang tuanya Sani akan bersikap baik dan menganggap Gerald sebagai teman. Tidak tahu dengan Gerald yang jelas Sani bisa melihat jika Gerald memiliki seorang kekasih.

Di sofa tunggu diujung lorong ruangan Sani. Pria itu berdiri saat Sani berjalan mendekat kearahnya.

Gerald menyambut kedatangan Sani dengan senyum tampan, tanpa diduga Gerald mendekat dan menarik pinggang Sani lalu mendarat kecupan di pipi.

Mendapat sambutan seperti itu membuat tubuh Sani mematung wajahnya tampak kaku dengan tatapan tak sukanya.

"Aku rasa kita tidak sedekat itu tuan Gerald." Ucapnya dingin dengan tatapan tajam.

Gerald justru terkekeh, pria itu tersenyum menatap wajah Sani yang tegang.

"Aku rasa sambutan seperti itu umum dilakukan tidak harus dekat, kita pun sudah mengenal satu sama lain. So it doesn't matter, does it?" Ucap Gerald santai.

'Jadi tidak masalah bukan?'

Sani membuang napas kasar. Ia tidak suka karena mereka memang tidak memiliki kedekatan apapun.

"Masalah bagi saya, karena saya bukan wanita yang sudah anda temui di luar sana." Ucap Sani dengan tegas.

"Oke, sorry kalau membuat mu tersinggung, aku pikir semua wanita memiliki pemikiran yang sama. I'm sorry for making you uncomfortable."

'Aku minta maaf sudah membuat mu tidak nyaman"

Niat hati ingin meluluhkan hati wanita didepanya, Gerald justru terjebak dengan perlakuannya sendiri.

"Dia memang wanita berbeda dari wanita kebanyakan." ucap Gerald dalam hati.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MAIN SOSOR AZA NI SI GERALD, JGN2 11-12 DGN NICK, MAU SEX DLU SBLM HALAL

2023-12-03

2

Ita rahmawati

Ita rahmawati

main sosor aj 🤦‍♀️

2023-11-20

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

Galen lebih asyik

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!