Mimpi apa

Sani sempat terkejut melihat pemuda yang masih dia ingat malam itu, pemuda yang memanggilnya Tante.

"Kamu!!"

Pemuda itu menaikkan satu alisnya, menatap wanita yang berdiri didepannya dengan wajah tertutup masker dan memakai topi, dengan berani pemuda itu langsung menarik masker Sani membuat wanita itu mengumpati pemuda itu.

"Hey, jangan kurang ajar ya!" Sani hendak menghalangi tangan pemuda itu, tapi Sani kalah cepat dari pemuda itu.

"Tante cantik." Ucap pemuda itu dengan wajah sumringah dan tersenyum lebar, tanpa malu rasa takut pemuda itu malah kembali menarik topi Sani sehingga membuat rambut Sani tergerai.

"Hey, kurang ajar!" Umpat Sani dengan wajah memerah.

Sedangkan pemuda tadi dengan santai memakai topi Sani diatas kepalanya.

"Tante cantik sepertinya kita berjodoh, tidak ada yang kebetulan di dunia ini kecuali Tuhan yang menghendaki." ucap pemuda itu begitu puitis.

Sani menggeram kesal, belum apa-apa ia sudah dibuat badmood lebih dulu oleh pemuda tidak jelas ini.

"Sudah ku bilang, aku bukan Tante mu!" Ketus Sani sambil berlalu pergi di ikuti dengan Fani yang sejak tadi menjadi penonton.

Bukan penonton, lebih tepatnya Fani terpesona dengan sosok rupawan pemuda tadi.

Dengan sengaja pemuda itu mengejar langkah Sani dan kini pemuda itu tersenyum lebar didepan Sani sambil jalan mundur.

"Tante kenalan yuk, namaku Janu," Ucapnya dengan senyum khas yang membuat pipi pria itu menunjukan lesung pipi.

"Janu?" Beo Sani membuat pemuda itu mengangguk.

"Ja-nu jangan halangi aku untuk mencintaimu!" Katanya sambil mengedipkan matanya genit.

Mata Sani melotot, sedangkan Fani menahan tawanya mendengar gombalan garing pemuda itu.

"Stres!" Geram Sani tanpa peduli jika dibelakang pemuda itu ada lubang genangan air sisa hujan tadi malam.

"Tante cantik yang bikin aku stres." ucap pemuda itu dengan wajah merengut, "Tante kita menik-"

Bruk

Hahahaha

Tawa Sani langsung meledak saat melihat pemuda sok kenal itu jatuh berlumuran air di jalan. Bukan hanya Sani, Fani dan beberapa orang yang melihat juga ikut tertawa.

"Sial!!" Pemuda itu menatap jijik air berwarna coklat bercampur tanah itu, ia menatap Sani yang tertawa lepas.

"Cantik," Gumamnya dengan senyum simpul di bibirnya.

*

*

Seorang pemuda memasuki rumah dengan pakaian kotor oleh air genangan sisa hujan, pemuda itu tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatnya aneh.

"Gelen! dari mana kamu!" Suara seorang perempuan dari arah belakang membuat pemuda yang dipanggil Galen itu menoleh.

"Habis kompetisi gebuk guling Bu." Katanya sambil tersenyum bodoh.

Wanita yang di panggil ibu itu memicingkan matanya, menatap putranya penuh selidik.

"Mana ada kompetisi begituan, kamu habis nagapain baju kamu kotor kayak gitu!" Wanita itu mendekati putranya yang hanya cengengesan.

"Beneran Bu, tadi di kampus ada kompetisi gebuk guling diatas empang, yang menang dapat pacar cantik." Katanya lagi sambil membayangkan wajah cantik Sani saat tertawa tadi.

Plak

"Ngawur kamu kalau ngomong, sana mandi jorok!"

Galen langsung ngacir menuju kamarnya untuk membersihkan diri, pemuda itu juga tidak betah dengan kotoran yang menempel di tubuhnya.

Setelah beberapa saat Galen sudah keluar dari kamar mandi dengan tubuh bersih dan bau segar, pemuda itu hanya memakai handuk yang melilit pinggangnya. Galen menuju meja nakas, ia megambil topi Tante cantik yang ia ambil paksa tadi.

Galen tersenyum, "Sekarang topinya, besok apalagi ya." Gumamnya sambil geleng kepala.

Galen Bagaswara adalah pemuda yang berusia 21 tahun, Galen seorang mahasiswa semester dua.

Galen terkenal playboy karena banyak wanita yang mendekatinya, bahkan hampir semua wanita di kampus mengidolakan seorang Galen Bagaswara yang memiliki wajah rupawan dan menawan, semua akan terkesima jika sudah melihat senyum Galen, hanya saja sepertinya Galen menemukan satu wanita yang sudah mengatainya stres.

"Tante cantik," Gumam Galen mengingat wajah Sani saat pertama kali bertemu.

*

*

Setelah melihat dan mengatur beberapa skeju untuk syuting dan pemotretan, Sani kini sedang duduk sambil memeriksa berkas yang harus ia tanda tangani. Wanita itu begitu profesional jika sudah bekerja tidak peduli jika hatinya sempat koyak namun hanya sebentar, kini dirinya sudah lupa dengan nama pria yang sudah mengkhianatinya.

"Adakah audisi untuk remaja sampai 22 tahun, sebentar lagi projek fashion untuk kalangan remaja akan selesai, kita butuh model itu." Ucap Sani pada sekretarisnya Fani.

"Iya mbak, tapi ngomong-ngomong pemuda tadi tampan mbak, bagaimana kalau-"

"Jangan macam-macam kamu, saya butuh model yang berkompeten."

Fani langsung menutup mulutnya rapat-rapat, saat melihat tatapan kesal atasanya.

"Baik Mbak." Fani memilih pergi karena tidak ingin kena semprot, sepertinya atasanya memiliki kesan buruk pada pemuda tadi.

Setelah semua selesai tanpa halangan, kini semua crew dan juga Sani kembali untuk pulang, hari sudah hampir malam dan mereka baru saja selesai melakukan projek besar untuk lounching brand Liora Secret.

"Mbak bukanya itu pemuda tadi?" Fani menujuk pemuda yang bersandar di body mobil mereka.

Sani yang melihat hanya mendengus kesal, "Mimpi apa gue di kejar-kejar brondong." gumamnya dalam hati.

*

*

Mimpi ketimpuk popcorn 🤣

Terpopuler

Comments

Lina RA

Lina RA

emg gallen nganggur, 21 thn baru semester 2?? sorry thor 😀🙏

2023-12-10

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

GOMBAL JUGA SI BRONDONG😘😘😘😘🥰🥰🥰🥰🥰

2023-12-03

1

susi 2020

susi 2020

🤣🤣🤣

2023-11-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!