Tamu

Liora Secret

Sejak launching produk baru yang Liora Secret luncurkan, sejak itulah Sani juga semakin sibuk karena produknya begitu membeludak, bahkan diatas rata-rata yang mereka rencanakan.

Tidak hanya itu, Liora Secret yang hanya membuat kapasitas terbatas harus menambah penjualan lagi karena permintaan yang masih banyak. Liora Secret memiliki kualitas yang sangat baik, kenyamanan untuk pemakaian membuat mereka begitu selalu tertarik untuk membeli label Liora Secret.

Tok..Tok...Tok...

Suara pintu ruangan Sani diketuk, membuat Sani menyerukan suaranya memberi perintah untuk masuk.

Fani muncul dengan berkas ditanganya yang ia peluk di dada.

"Sudah ada tiga kandidat calon model untuk Liora Secret fashion, mbak tinggal memutuskan saja mau pilih yang mana." Fani meyerahkan berkas CV para model.

Sani menerima dan melihatnya, membaca tiga biodata model yang harus ia pakai.

"Oke, ambil Vio dan Revan." Sani menatap asistennya yang mengangguk setuju.

"Nanti aku pulang cepat, ada janji dengan keluarga. Jadi kalau kamu sudah selesai boleh pulang juga." Lanjutnya lagi sambil kembali memeriksa apa saja yang harus ia perhatikan.

"Baik Mbak, memangnya acara keluarga apa mbak, tumben?" tanya Fani kepo.

Sani hanya melirik Fani sekilas, "Acara cari jodoh, apa kamu mau ikut?" Tanya Sani sambil menaikkan alisnya sebelah.

Fani menggeleng, "Tidak mbak, kalau begitu aku permisi." Fani keluar dari ruangan Sani sambil geleng kepala. "Perjodohan antara orang kaya mengerikan." Gumam Fani.

*

*

Hampir pukul enam sore Sani baru saja sampai rumah kedua orangtuanya, wanita itu berjalan sambil melihat ponselnya di tangan. Katanya pulang cepat kok hampir petang?

Ya begitulah Sani, pulang cepat yang ia maksud adalah sebelum lewat jam 6, itu yang dinamakan pulang cepat versi Sani, karena biasanya dia akan pulang larut ataupun jam 8 malam.

"Mama mana bik?" tanya Sani yang berpapasan dengan pelayan di rumahnya.

"Di kamar non, mungkin sedang bersiap m" Jawab bik Nana yang di angguki Sani.

Sani menaiki tangga menuju kamarnya, tapi saat akan melewati kamar kakaknya pintu kamarnya terbuka.

"Kak Sean mau kemana?" tanya Sani yang melihat Sean keluar.

"Ada pekerjaan di luar kota," Jawab Sean sambil berlalu pergi.

Sani hanya mencebikkan bibirnya, dia juga penggila kerja, tapi tidak seperti kakaknya yang hampir 24 jam bekerja.

Memasuki kamarnya Sani langsung melepaskan semua pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi, Sani masuk kedalam bathtub untuk merileks kan tubuhnya.

dibawah genangan busa yang banyak Sani berendam sambil menutup matanya karena terasa nyaman dengan aroma busa sabun yang menenangkan.

*

*

*Sani sudah pulang bik?"

"Sudah nyonya, sejak tadi." Jawab bik Nana.

Casandra mengangguk, ia ikut menata makanan yang akan dihidangkan untuk menyambut tamu mereka.

"Sean sudah berangkat sayang?" Arsen berjalan mendekati Istrinya yang sedang menata makanan di atas meja.

Casandra menoleh pada suaminya sebentar, dan kembali pada kegiatannya lagi.

"Sudah tadi," Jawab Casandra.

Saat Sean pamit ke kamarnya Arsen memang sedang mandi jadi tidak tahu.

"Apa Tiara tidak berkabar dengan mu,"

Casandra menggeleng dengan wajah sendu, "Mereka pergi tidak ingin kita ganggu by," lirih Casandra.

Arsen mengehela napas, "Tuhan lebih tahu kapan mereka akan dipertemukan, lagi pula Andien juga baru beberapa bulan meninggal," Ucap Arsen sambil mengusap lengan istrinya.

Casandra mengangguk, ia mengerti kenapa Louis menyembunyikan keberadaan mereka, tapi biar bagaimanapun Casandra juga merindukan mereka yang sudah di anggap saudara sendiri.

Tak lama bel rumah berbunyi, bik Nana berjalan sambil berlari kecil untuk membukakan pintu.

"Mungkin itu Sofyan, ayo kita temui." Arsen merangkul pinggang sang Istri yang masih memiliki lingkar pinggang yang sama sejak masih muda, perubahan Casandra pun tidak banyak berubah meskipun sudah tak lagi muda.

Arsen dan Casandra meyambut kedatangan Sofyan, rekan kerja Arsen saat masih memimpin perusahaan, dan kini kerja sama mereka masih berlanjut anak-anak mereka yang memegangnya sekarang.

"Lama tidak bertemu Sofyan." sapa Arsen sambil berpelukan, begitu juga dengan Casandra dengan istri Sofyan.

"Lama tidak bertemu, tapi kamu tidak pernah berubah Ars, masih gagah." Mereka pun tertawa.

"Kenalkan ini putra pertama ku, kamu mungkin belum pernah bertemu, tapi Sean sudah pasti mengenal Gerald." Sofyan tertawa sambil memperkenalkan putranya.

"Malam Om, Tante " Pria yang bernama Gerald itu menyapa Arsen dan Casandra.

"Sebenarnya Gerald, pernah melihat putri jeng Casandra, makanya dia setuju datang kemari."

Gerald menajamkan matanya pada sang ibu yang membuka rahasianya tadi sebelum berangkat, karena memang ia juga penasaran dengan putri Xalendra.

"Jadi nak Gerald sudah mengenal putri Tante?" Tanya Casandra dengan senyum ramah.

"Belum Tante, hanya saja saya pernah melihat."

Casandra mengangguk, Arsen mengajak tamunya untuk duduk lebih dulu, dan Casandra memanggil putrinya yang tak kunjung keluar.

"Sayang!" Casandra membuka pintu kamar Sani kosong, tidak ada siapapun.

"Kemana nih anak," Gumam Casandra sambil menuju kamar mandi.

Di bukanya pintu kamar mandi, Casandra melangkah kedalam dan matanya terbelalak melihat Sani di dalam bathtub yang hampir tenggelam.

"Sani!!"

*

*

Ngapain lu Sani!

Terpopuler

Comments

Mamah Kekey

Mamah Kekey

seperti lagunya Bcl Sani..😂

2024-08-15

0

Atik Marwati

Atik Marwati

ketiduran sampai hampir tenggelam.
.

2023-10-21

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

ketiduran

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!