Bertemu Nick

Ting

Bunyi ponsel Sani diatas meja, wanita itu hanya melirik pesan dari nomor baru.

Sani kembali menatap layar laptopnya, sejak makan malam satu minggu yang lalu Sani belum pernah lagi bertemu dengan Gerald, padahal Gerald sempat menyempatkan diri ke kantor Sani, tapi pas kebetulan wanita itu sedang bekerja di luar.

Sani tidak memikirkan pertemuannya dengan Gerald, dia hanya menghormati orang tuanya yang berniat baik.

Ketukan pintu membuat Sani menghentikan pekerjaan sejenak, dan masuklah Fani.

"Mbak jadikan ikut pemotretan?" Tanya Fani sambil memberikan berkas yang harus ditandatangani atasanya.

"Hm, boleh." Jawab Sani tanpa melihat asistennya, ia sibuk membaca dan meneliti sebelum ia tanda tangani.

Meskipun Fani sudah memeriksanya, Sani tetap kembali memeriksa agar tidak ada kesalahan sebelum ia tanda tangani.

"Yaudah kalau gitu, aku suruh supir siapkan mobil." Ucap Fani berlalu pergi.

Sani memijat kepalanya yang terasa berat, beberapa hari ini pekerjanya sangat banyak apalagi harus keluar masuk kantor untuk melihat pemotretan dan mensurvei langsung pembuatan produksi Liora Secret Yang ia pantau langsung. Alhasil tubuhnya merasa lelah dan kepalanya pusing.

Setelah menunggu beberapa saat, Sani pun keluar dari pintu lift, supir berserta mobil sudah menunggu Sani dan Fani.

"Ke lokasi xxx pak," Ucap Fani pada supir.

"Baik Mbak."

Sedangkan Sani dibelakang duduk dengan kepala bersandar di kursi, tangannya masih sibuk dengan tab nya meskipun kepalanya merasa pusing.

Karena sejak selesai kuliah Sani di beri kepercayaan untuk mengelola fashion dari anak cabang Xalendra, Sani sibuk bekerja sampai melupakan segalanya. Memiliki kekasih itupun jika dirinya memiliki ketertarikan, dan Sani tidak memiliki kriteria khusus untuk seorang pria. Anggap saja selama ini ia sedang menyeleksi pria yang benar-benar baik dan menerima dirinya. Pria yang seperti papa Arsen tentunya.

Fani asik mengobrol dengan supir, ia tidak memperhatikan atasanya yang memiliki wajah pucat.

Beberapa saat mobil mereka sampai di parkiran lokasi untuk pemotretan, tempat yang sama dimana Sani terakhir datang kemari dan bertemu dengan Galen.

"Mbak sudah sampai." Fani sampai membukakan pintu untuk Sani, dan ternyata wanita itu tertidur didalam mobil.

"Oh, maaf aku ketiduran." Sani sedikit merapikan rambutnya yang ia ikat.

Saat Sani keluar Fani baru menyadari jika wajah Sani sedikit pucat.

"Mbak sakit?" Tanya Fani dengan punggung tangan menyentuh kening Sani.

"Aku gak papa Fan, ayo!"

Sani berjalan lebih dulu, tanpa mereka sadari sejak keluar dari Liora Secret mobil mereka ada yang mengikuti.

Saat berjalan tiba-tiba tangan Sani di tarik paksa, membuat Sani terhuyung kuat sampai tubuhnya ambruk di tanah.

Akkhhh

"Mbak Sani!" Pekik Fani saat melihat atasnya ambruk di tanah dengan kuat.

Mungkin karena tubuh Sani sedang tidak fit, wanita itu sampai terjungkal dan jatuh.

Fani menatap pria yang berdiri menjulang tinggi didepan mereka, dengan tatapan marah Fani menatap Nick nyalang.

"Pria brengsek! berani nya kau kasar dengan wanita!" omel Fani dengan suara kerasnya.

Mereka masih diluar parkir dekat kafe, karena pemotretan mereka di lakukan dibelakang kafe sehingga suara Fani yang keras mengundang beberapa orang didalam kafe menatap mereka.

Nick tersenyum miring, melihat Sani yang terjatuh sampai membuat telapak tangan wanita itu terluka.

"Nick, apa-apaan kau!" Sani menatap wajah mantan kekasihnya dengan tajam, menelisik penampilan Nick Sani yakin jika pria didepanya ini sedang tidak baik-baik saja.

Mata Nick memerah, penampilannya berantakan.

"Apa? puas kau membuat perusahaan ku hancur wanita sialan!!" Pekik Nick dengan keras membuat Sani memejamkan matanya.

Fani sampai mengusap dadanya kaget mendengar suara Nick yang menggelegar.

"Jaga bicara anda tuan Nick!!" Maki Fani balik yang tidak terima atasanya di katai.

"Wanita sialan!!, kau menghancurkan hidup ku, kau lebih pantas mati wanita sialan!!" Kedua tangan Nick maju dan mencekik leher Sani dengan kuat.

Fani yang mencoba menghalangi kalah kuat dengan Nick yang seperti orang kesetanan. Sedangkan supir mereka ijin ketoliet membuat Fani berteriak minta tolong dengan wajah panik melihat Sani yang dicekik Nick.

"Tolong!!"

Fani berteriak sambil berusaha memukuli tubuh Nick dengan tasnya, tapi namanya Nick yang sudah dikuasi amarah menggunakan kakinya untuk menendang Fani sampai tersungkur ketanah.

"F-fani, uhuk... uhuk..."

Tangan Sani mencoba untuk melepaskan tangan Nick, wajah Fani sudah pucat pasti merasakan pasokan napasnya mulai menipis.

"Mati saja kau wanita sialan!!" Umpat Nick lagi dengan tawa jahanamnya.

Bugh

Bugh

Arggkk

Tubuh tegap Nick jatuh tersungkur ketanah saat merasakan tendangan dua kali di kaki dan punggungnya.

Sani hampir jatuh ketanah kembali kalau tidak ada tangan yang merangkulnya.

Wajah Sani sudah terlihat pucat, tubuhnya sangat lemah hingga pandangnya mulai mengabur.

"Tante, Tante tidak apa-apa?" Galen menepuk sisi pipi Sani saat wanita itu hampir kehilangan kesadarannya, wajah Galen begitu panik.

"To-"

Belum sempat Sani bicara, tubuhnya sudah luruh dan semua tampak gelap.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

UNTUNG ADA GALEN..
HAJAR TU SI NICK .

2023-12-03

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

waaah Nick marah tuh

2023-10-18

1

Riana

Riana

tante berhutang budi sama aku😁😁🤣🤣aku sudah bantu tante

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!