Perlakuan manis

Sani mencoba tidak mengambil pusing apa yang Gerald katakan, karena Sani bukan wanita yang suka memendam kekesalan, Sani lebih suka mengutarakan apa yang dia tidak suka dan sukai. Dan salah satunya sentuhan fisik dengan orang asing yang bukan siapa-siapa.

Gerald cukup lega saat ajakannya untuk pergi sekedar minum kopi di setujui oleh Sani, ia pikir Sani akan marah dan tidak mau melihatnya lagi. Sifat Sani ini justru menambah kekaguman untuk Gerald, ia tertarik dengan kepribadian Sani.

"Saya pesan americano dan," Gerald melirik Sani yang duduk di depannya.

"Coffe latte."

"Ah ya, dan coffe latte." Ucap Gerald pada pelayan yang mencatat pesanan keduanya, "Tambahkan cake strawberry." Tambahnya lagi yang di angguki pelayan.

Gerald menatap Sani yang sejak tadi hanya diam, bicara kalau dia yang bertanya. Kesan Gerald Sani berubah menjadi dingin berbeda saat pertemuan mereka sebelumnya.

"Kamu masih marah?" tanya Gerald memecah keheningan di antara keduanya.

Sani yang sedang menatap ponsel mendongak, "Marah kenapa?" tanyanya balik dengan wajah datar.

Gerald menghela napas, "Soal di kantor tadi, aku minta maaf, jangan marah lagi Sani yang aku kenal sebelumnya tidak sedingin ini." Tutur Gerald.

Sani hanya mengangguk, tanganya meletakkan ponsel di dalam tasnya, bersamaan dengan pesanan kopi mereka datang.

"Silahkan,"

"Terima kasih." Ucap Sani dengan senyum tipis.

Sani menyesap minuman yang dia pesan, Gerald menyodorkan cake yang dia pesan di depan Sani.

"Kata Sean kamu menyukai cake strawberry." ucapnya dengan bibir mengulas senyum.

Sani mengangguk, tidak menolak pemberian Gerald.

Melihat Sani mencicipi cake yang di pesan, tentu saja Gerald sudah senang.

"Ngomong-ngomong kenapa kamu-"

"Gerald!!"

Suara yang cukup keras dari arah belakang membuat dua orang yang sedang duduk menoleh bersama.

"Kamu ngapain di sini? dia siapa?" Seorang wanita mendekat sambil menunjuk Sani yang duduk.

Sani duduk diam dengan santai, tangannya memotong cake dan memasukkannya ke mulut.

"Dona, kamu di sini!" Gerald berdiri dari duduknya, pria itu menyentuh lengan wanita bernama Dona.

"Ini kafe favorit aku kali, kamu lupa!" Wanita itu menatap Gerald dengan tatapan memicing.

Gerald tersenyum kaku, "Tidak lupa, tapi-"

"Dia siapa? kenapa kamu tidak bilang kalau kesini sama klien mu." Dona bicara sambil melirik wanita yang duduk santai seolah tidak terjadi apapun di sekitarnya.

"Em, dia-" Gerald bingung sendiri untuk menjawab pertanyaan Dona.

"Sayang, kamu sibuk tidak. Hari ini ada tas keluaran terbaru limited edition, aku ingin membelinya." Dona merangkul manja lengan Gerald, bahkan kepalanya ia sandarkan di bahu Gerald.

Gerald sendiri menjadi kikuk melihat tingkah Dona, "Aku lagi kerja, kamu bisa pergi dengan temanmu." Gerald mencoba untuk melepaskan rangkulan Dona dari tangannya.

"Yah, sayang aku kan pengen di temenin kamu." Dona mengerucutkan bibirnya merajuk.

Gerald menghela napas panjang, kali ini entah kenapa dia tidak suka melihat tingkah Dona yang menurutnya kekanakan dan menyebalkan.

"Kamu tahu aku sedang sibuk, biasanya kamu juga pergi sendiri." Gerald mencoba menahan kekesalannya agar tidak membentak Dona.

Dona yang merasa mendapat perlakuan kasar dengan ucapan Gerald mendadak matanya berkaca-kaca.

"Dona-" Geram Gerald saat melihat air mata Dona menetes.

Sani yang melihat drama keduanya, tiba-tiba merasa muak, ia berdiri dan meraih tasnya.

"Sepertinya aku harus pergi, terima kasih traktiran nya." Sani tersenyum simpul.

Gerald ingin mengejar Sani, tapi tangannya di cekal oleh Dona.

"Kamu selingkuh!"

*

*

Sani Keluar dari kafe sambil memesan taksi online, wanita itu berdiri di sisi kafe yang terdapat tempat duduk.

Sibuk dengan ponselnya Sani tidak memperhatikan sekitar, hingga tiba-tiba Sani yang fokus pada ponsel terkejut saat seseorang tiba-tiba duduk di depannya.

"Kamu!"

"Hay Tante cantik'nya aku?" Galen senyum-senyum tidak jelas dengan wajah polosnya.

Sedangkan Sani memutar bola matanya malas melihat tingkah pemuda labil didepanya ini.

"Tante ngapain disini? belum kenyang tadi makanan yang Aa Galen kirim."

Galen berpangku tangan di dagunya dengan tatapan selalu mengarah pada wanita didepanya.

"Ck, geli tau ngak. Aa...Aa.. apaan!" Sani bicara ketus, ia memang geli dengan panggilan yang Galen sematkan.

"Ya udah deh, Tante sukanya panggil aku apa? sayang? ayang? hubby? Beby? honey? atau-"

"Ngak penting, kamu lama-lama bikin aku hipertensi." Keluh Sani dengan wajah sebal.

Galen mengerucutkan bibirnya lucu membuat Sani mendengus kesal.

"Bocil." Gumam Sani.

"Bocil yang bisa buat bocil juga loh Tante." Galen menaik turunkan alisnya menggoda Sani yang wajahnya sudah merah karena kesal.

"Kau itu, ihhh." Sani yang greget hanya bisa mendesis geram. Mimpi apa dirinya di pertemukan dengan pemuda menyebalkan seperti ini.

"Tante kita jalan yuk?" Galen tersenyum dengan tatapan mata yang sejak tadi tidak teralihkan dari wajah Sani.

"Males capek, jalan aja sana sendiri." Sani hendak berdiri tapi tiba-tiba tubuhnya membeku dengan wajah kaku.

"Kenapa Tante?" Galen yang melihat langsung berdiri, pria itu menatap Sani dengan tatapan penasaran.

"Em," Sani melirik kebelakang, matanya terpejam dengan wajah masam.

"Tante kenapa?" karena tidak mendapat jawaban, Galen memutar tubuh Sani dan melihat kebelakang.

"Kamu apa-apaan sih!" Sani mendorong tubuh Galen karena merasa tidak nyaman.

"Ya ampun Tante!" Galen langsung melepaskan jaket yang dia pakai, lalu melingkarkan di pinggang Sani dan mengikatnya di bagian depan.

"Galen-" Suara Sani tercekat saat wajah Galen berada didepan di depan wajahnya.

Untuk seperkian detik keduanya saling tatap dalam waktu cepat.

Sani memalingkan wajahnya, tiba-tiba kok wajahnya terasa panas. Apakah dia salting dengan brondong Galen.

"Aku antar kamu pulang." Galen menarik tangan Sani, pemuda itu membawa Sani untuk naik kendaraanya.

Bagi Sani ini memalukan, bisa-bisanya dia kedapatan tamu saat di luar seperti ini. Tentu saja Sani malu apalagi ada Galen yang notabennya masih pelajar. Tapi perlakuan Galen barusan membuat wajah Sani tiba-tiba terasa panas, sederhana tapi begitu manis.

"Jangan tergoda Sani, semua pria pasti akan melakukan hal yang sama jika keadaanya seperti tadi."

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HEMM, TERNYATA BENAR, 11-12 DGN NICK, JGN2 JUGA UDH SRING BRBAGI DESAHAN DGN DONA..

2023-12-03

4

Ita rahmawati

Ita rahmawati

sweetny galen 🥰🥰

2023-11-20

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

ketemu asli nya lagi

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!