Nick masih terduduk kesakitan akibat tendangan di kakinya oleh pemuda yang tidak ia kenal, pria itu mengumpat berkali-kali karena melihat Sani yang pergi di bawa oleh pemuda itu. Niatnya ingin memberi pelajaran pada Sani justru dirinya yang ketiban sial, kakinya pun sangat susah digerakkan.
Galen membawa Sani masuk kedalam mobil di bantu oleh Fani meskipun wanita itu berjalan sambil tertatih karena rasa sakit di pinggangnya akibat tendangan dari Nick.
"Loh mbak Fani kenapa? eh, itu non Sani kenapa?" Supir yang baru datang terkejut, melihat bos dan aisistennya kesakitan dan Sani pun tak sadarkan diri.
"Pak, bapak urus pria baji*ngan itu. Sepertinya dia punya dendam dengan Tante cantik." Ucap Galen pada supir.
Si supir sempat bingung yang Galen sebut Tante cantik, tapi melihat bos-nya tak sadarkan diri dia jadi paham.
"Eh, iya Mas. Tapi non Sani?"
"Biar saya yang bawa ke rumah sakit." Galen mengulurkan tangannya meminta kunci mobil, "Bapak hubungi kepolisian saja atau keluarga Tante cantik, dia tidak akan bisa jalan dalam waktu beberapa jam kedepan." Lanjut Galen memberi tahu.
Ya Nick pasti sangat kerepotan dan bahkan tidak bisa jalan karena Galen menendang kaki Nick tepat di betisnya dengan kuat.
"B-baik Mas." Supir pun patuh.
Galen masuk kedalam mobil, duduk di balik kemudi yang dibelakang Fani sedang memangku kepala Sani yang tak sadarkan diri.
Tanpa kata geleng langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju rumah sakit untuk membawa Sani.
Sedangkan si supir menghubungi pihak kepolisian dan kantor, pak supir tidak tahu siapa yang harus dihubungi kecuali kantor. Dan dari kantor Sani menghubungi kantor pusat yaitu Xalendra Grub.
Fani mendesis lirih merasakan ngilu dan panas di pinggangnya membuat Galen melirik Fani dari kaca spion.
"Mbak kenapa?" Tanya Galen yang memang tidak tahu jika Fani kena tendang, karena Galen datang ia melihat Fani terduduk di tanah.
"Hm, tidak apa hanya sakit pinggang." Ucap Fani benar, tapi ini sakit pinggang akibat tendangan Nick.
"Nanti sekalian periksa Mbak, kalau-kalau mbak punya encok," Ucap Galen ringan tanpa dosa.
Fani melotot mendengarnya membuat Galen hanya meringis bodoh.
*
*
Sampainya di rumah sakit Galen membopong tubuh Sani yang tak sadarkan diri, pemuda itu buru-buru merebahkan tubuh Sani ke atas brankar saat perawat menghadangnya.
"Sus, itu tolong kasih kursi roda." Ucap Galen yang melihat Fani sangat kesusahan untuk berjalan.
Cukup Tante cantik saja yang Galen gendong, tapi tidak dengan Sani.
"Masnya tunggu diluar dulu, biar dokter periksa." Suster mencegah Galen yang hendak ikut masuk ke UGD.
Galen pun hanya pasrah, ia menunggu di depan pintu ruangan dengan cemas dan mondar-mandir.
Galen menunggu dengan setia, sampai tiga puluh menit menunggu pintu ruangan didepanya baru terbuka dan munculnya pria berjas putih.
"Dokter bagaimana?" Tanya Galen dengan cemasnya.
"Hanya demam, akibat kelelahan dan kurang istirahat, pasien harus di rawat beberapa hari agar tubuhnya kembali sehat."
Galen bernapas lega, ia pikir pria tadi sempat melukai Tante cantiknya.
Dokter pamit pergi, dan Galen mengurus pemindahan ruangan Sani lebih dulu. Ia mengurus semua administrasi data Sani, Galen membawa tas Sani yang tadi diberikan oleh Fani karena keduanya harus mendapat perawatan untuk kedepan dirumah sakit.
"Sani Liora Xalendra," Gumam Galen saat membaca indentitas Sani yang ia ambil di dompet wanita itu.
"Namanya cantik seperti orangnya," Gumam Galen lagi dengan senyum lebarnya.
*
*
Tinggalkan JEJAK kalian sayang 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
H
😂😂😂😂
2024-09-05
0
Berdo'a saja
keberuntungan si brondong
2023-10-18
2
Riana
makin yakin ini galen buat dekatin sani
2023-10-15
1