"Dia siapa?" Tanya Arsen sambil duduk di sofa berpangku kaki, pria itu menatap putrinya dengan intens.
"Dia pemuda yang nolongin aku bawa kerumah sakit Pah." Jawab Sani sambil menerima suapan buah strawberry kesukaannya dari tangan sang Mama.
"Udah ganteng, baik pula. Moga jadi calon mantu idaman." Celetuk Casandra menilai Galen.
Mendengar istrinya memuji pria lain tentu rasa hatinya panas, "Wajah tidak menjamin dia pria baik. Pria baik versi kalian masih ditempati seorang Arsenio Xalendra." Seru Arsen dengan rasa percaya dirinya.
Casandra mencebikkan bibirnya, sedangkan Sani mengulum senyum.
"Ya, yaa.. kau pria terbaik. Belum ada tandingannya." Kata Casandra namun dengan suara mengejek.
Arsen tersenyum puas karena di akui oleh sang Istri.
"Jadi jangan lagi kau memuji pria lain lebih baik dariku, karena aku adalah pria baik versi dirimu."
*
*
Galen kembali ke kampus, pria itu ada jam pelajaran sore sehingga tadi Galen memang benar-benar free. Hanya saja Galen yang berada di kafe tidak sengaja melihat Sani yang mendapat perlakuan buruk yang kembali mempertemukan mereka.
Galen berjalan di koridor kampus dengan langkah lebarnya, siapa yang tidak kenal dengan Galen Bagaswara meksipun masih semester dua, Galen adalah pemuda yang humble, hanya sebatas itu tidak lebih karena nyatanya Galen tidak memiliki kekasih.
"Galen!"
Seseorang memanggilnya dari arah belakang, Galen sempat berhenti dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa, dan Galen kembali berjalan saat seseorang yang memanggilnya sejajar dengan langkah kakinya.
"Kamu baru datang?" tanya seorang wanita cantik primadona kampus.
"Hm," Galen hanya berdehem, sebelum akhirnya mereka sampai di kelas yang sama.
"Pulang kampus nongkrong yuk, kebetulan Widy birthday party."
Galen duduk setelah menaruh tasnya, dan wanita itu duduk di kursi depan Galen.
"Ngak bisa Va, aku ada urusan." Tolak Galen dengan halus.
Nova menghela napas, wajahnya masam. "Ayolah Len, jarang-jarang kita nongkrong bareng, apalagi ini pesta Widy." Ucap Nova dengan wajah memelas.
Melihat wajah sahabatnya yang sendu, membuat Galen menghela napas.
"Liat nanti saja."
Meskipun belum pasti tapi wajah Nova langsung berubah cerah, Nova tersenyum lebar.
"Oke, aku pastikan kamu akan datang." Seru Nova sangat antusias.
Galen menanggapinya dengan senyum santai, pria itu memilih untuk mempelajari materi sebelum kelas di mulai.
Diam-diam Nova mengamati wajah tampan Galen, Nova dan Widy adalah sahabat Galen juga ada Nino diantara mereka.
Galen selalu digadang-gadang menjadi pasangan serasi dengan Nova meksipun Nova sangat berharap dan terus berusaha mendekati Galen dalam artian jadian. Tapi selama mereka berteman Galen tidaklah menunjukan sikap apapun, Galen terlihat santai dan tidak pernah terbawa suasana
Nova sendiri adalah wanita primadona kampus, menolak semua pria yang mendekatinya dan hanya menunggu Galen mengutarakan perasaannya. Tidak mungkin kan Galen tidak tertarik padanya, sedangkan pria lain antusias mengejarnya.
*
*
Sani yang bosan di rumah sakit merengek untuk pulang, wanita itu memang seperti musuh jika sedang dirumah sakit.
"Mah, Sani bosan." Katanya sambil memasang mimik wajah sedih.
Casandra masih diam sambil membaca majalah ditanganya.
"Mah.." Sani kembali merengek saat Mamanya tidak menggubris membuat Sani bertambah kesal.
"Besok sayang, sekarang tidak boleh."
Wajah Sani langsung ditekuk, jika bicara dengan mamanya pasti tidak akan ada hasil, tapi dengan papanya pasti segera terkabul. Tapi masalahnya papanya sekarang tidak ada.
Casandra hanya menghela napas, ia tetap pada posisinya tidak bergeming meskipun wajah Sani tampak kesal.
Tak lama pintu ruangan Sani terbuka, dan munculah dua orang pria yang langsung membuat wajah Sani masam.
"Kenapa wajahmu seperti itu, apa kau mengharapkan pria lain datang!" Ketus Sean saat melihat wajah adiknya masam.
Sean datang bersama Gerald, pria itu tersenyum dan menyapa Ibunya Sani lebih dulu.
"Ya, karena aku menunggu superhero ku," jawab Sani dengan acuh.
Sean memutar kedua matanya malas, "Dasar manja." Gumam Sean yang hanya mendapat pelototan dari Sani.
Sean memilih duduk bersama ibunya, kalau dekat adiknya pasti bawanya pengen ribut.
"Hey, aku dengar dari Sean jika kau masuk rumah sakit." Ucap Gerald yang duduk di kursi sisi ranjang Sani.
"Hm, seperti yang kamu lihat." Jawab Sani berusaha ramah.
Gerald mengangguk, "Wanita sepertimu ternyata bisa sakit juga, aku pikir wonder woman tidak bisa tumbang." Ucap Gerald disertai kekehan dibibirnya.
Sani hanya tersenyum kecil, dan mereka terlibat obrolan kecil yang membuat Sani lupa akan kebosanannya tadi.
"Se, bagaimana menurutmu tentang Gerald?" Casandra yang duduk disofa mengamati interaksi putrinya bersama Gerald.
"Hm, aku rasa Sani wanita yang cerdas untuk memilih pasangannya." Ucap Sean tanpa menatap obyek yang jadi perbincangan mereka, Sean fokus pada ponselnya.
Casandra menghela napas, wanita itu menatap sendu putrinya.
"Mama hanya ingin yang terbaik untuk anak-anak Mama Se, terutama Sani." Katanya dengan tatapan sendu.
Sean langsung mendongakkan kepalanya, menatap Mamanya dengan rasa bersalah.
"Maafkan Sean Mah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Berdo'a saja
dua pilihan buat Sani
2023-10-18
2
Riana
galen atau gerald? 🤔🤔
pilih aku atau dia
2023-10-15
0
Ririe Handay
cie Sani dah ngakuin Galen super Hero
2023-09-08
0