Happy reading 🌻🌻🌻🌻🌻
***********
" Dania apa kau masih lama?". Tanya Marvin.
"Sebentar lagi, aku masih ingin menghabiskan waktu denganmu? ".
" Aku tidak enak meninggalkan Marinka sendirian dirumah. Ayo pulang sekarang ".
" kenapa kau peduli padanya. Dia cuma istri pura-pura ". Bentak Dania dan itu langsung membuat orang-orang memperhatikan mereka. Akhirnya Marvin pun diam. Memilih untuk menuruti kemauan Dania dan berharap besok tidak akan direpotkan lagi.
Hingga matahari hampir tergelincir mereka belum juga pulang, bahkan beberapa waktu lalu Marvin sudah mengirim pesan akan segera pulang. Tapi Dania seolah sengaja mengajak Marvin berlama - lama diluar.
******
Marinka tidur tengkurap sambil memainkan ponselnya. Dia bingung harus berbuat apa. Seharian hanya berada di dalam kamar. Ingin kebawah tapi takut jika bertemu dengan bibi.
Ceklek....
Pintu terbuka Marinka tak menengok sedikitpun . Sudah pasti itu Marvin yang terlambat pulang. Marinka pun berusaha tidak memperdulikan itu. Bahkan sekuat tenaga menahan lidahnya untuk tidak bertanya.
Namun tiba-tiba....
Deg....
Marinka mencium aroma parfum yang asing di indra penciumannya. Ini bukan parfum Marvin. Buru-buru ia membalikkan badan. Betapa terkejutnya ternyata bukan Marvin yang datang, melainkan David.
"Apa kabar pengantin baru? ". Sapa David basa-basi.
" Apa yang kau lakukan disini? Keluarlah ..!! ". Marinka mulai dilanda ketakutan. Sebentar lagi Marvin pulang. Meskipun ini pernikahan yang tidak diinginkan , tapi dia tidak mau Marvin berpikiran buruk.
" Aku susah payah masuk kemari dan kau mengusirku. Setidaknya berilah aku sesuatu agar aku bisa pergi dari sini dengan senang hati ". Kata David yang mulai mendekat mengikis jarak.
" Keluarlah... Sebentar lagi Marvin datang. Aku tidak mau dia berpikir yang bukan-bukan jika melihatmu disini ". Ucap Marinka bergetar. Setelah dia terpojok di dinding.
" Itu tujuan utamaku ". Bisik David tepat di depan telinga Marinka. Seketika Marinka menangkap sinyal bahaya. Marinka hendak bergeser namun David cepat mencengkeram pundak Marinka hingga menimbulkan ngilu dan sakit luar biasa.
" David.. Jangan kurang ajar. Aku adalah istri Marvin ".
" Setelah ini tidak akan lagi ". Ucapnya tepat didepan bibir Marinka. Segera dia memalingkan wajahnya. Airmatanya sudah jatuh. Dia sungguh ketakutan. Bayangan Thomas beberapa waktu lalu tiba-tiba saja datang.
David tiba-tiba memeluk Marinka erat. Marinka yang terkejut terlambat menolak. Marinka terus meronta. David mencoba mencium bibir Marinka. Namun Marinka tetap berusaha agar tidak tersentuh. Marinka mencoba meraih apa pun.. Meraba - raba sekiranya ada benda yang bisa menyelamatkan dirinya.
Prakkkkkk
Figura Marvin jatuh. Pecah berantakan, itu adalah foto kenangan satu-satunya saat dia dipanti. David terkejut. Marinka semakin ketakutan. Tanpa pikir panjang dia menarik tangan David yang mulai lengah kemudian menggigitnya. Tangan yang sedari tadi merangkul nya.
"arggghhhh...! ". Teriak David. David berusaha meraih tubuh Marinka namun malah kukunya melukai lengan Marinka. Tak mau berlarut-larut Marinka lalu melayangkan kakinya kepangkal paha David.
Dua kali David meringis kesakitan. Marinka lalu berlari sekuat tenaga menggapai pintu. Dan terus berlari menemui siapapun yang bisa menolongnya.
Buggghhhh
Marinka menabrak bibi Hana di tangga , bibi Hana terkejut.
"Astaga nona, anda kenapa? ". Tanya bibi Hana terkejut yang melihat penampilan Marinka tak karuan. Kemudian membawanya turun perlahan.
" Ada apa ini? Kenapa ribut sekali? ". Tanya bibi mouli yang muncul dari dapur karna mendengar ada keributan.
" Ada apa denganmu? Kenapa penampilanmu kacau sekali? ".
" Bibi tolong aku... David berlaku kurang ajar padaku. Tolong aku bibi ". Ucap Marinka sambil memegangi tangan bibi mouli. Bibi Hana terkejut mendengar itu. Terlihat David muncul dari atas. Berjalan dengan santai nya.
" Apa itu benar David? ". Tanya bibi mouli tajam.
" Tidak bibi dia berlebihan.. Tidak mungkin aku begitu. Aku hanya menyapanya. Tapi dia berfikir yang tidak-tidak ". Jawab David santai.
" Kau dengar itu Marinka, jangan berlebihan menanggapi setiap perlakuan orang kepadamu. Jika sampai Marvin mendengar ini dan dia berpikir buruk soal David, kau akan tau akibatnya ". Ancam bibi mouli.
" Bibi aku tidak berbohong, David sungguh mengangguku, kenapa bibi tidak percaya padaku. Aku tidak pernah berbohong bibi". Kata Marinka diantara Isak tangisnya.
"Diamlah... Jangan sampai Marvin mendengar apa pun, dan kau hana jangan sampai kau berbicara apapun pada siapapun. Anggap kau buta dan tuli. Kau mengerti ". Setelah mengatakan itu bibi mouli dan David berlaku dari situ.
Wanita paruh baya malang itu hanya mampu menatap iba pada nyonya mudanya.
" bersabarlah nona, lain kali berhati-hatilah, kunci kamarmu. Bibi tidak bisa membantumu nona ".ucapnya lembut sambil mengusap lengan Marinka.
" Bibi, apa bibi juga tidak percaya padaku? ". Tanya Marinka terisak.
" Bibi lebih tau perangai orang yang tinggal disini melebihimu. Bibi hanya bisa berpesan hati-hati. Kalau perlu pindahlah dari sini. Kau akan lebih aman dan nyaman kedepannya. Tuan Marvin orang yang baik. Dia tidak akan mengabaikanmu ".
Marinka mengangguk "Trimakasih bibi".
Tak lama terdengar suara mobil terparkir. Itu mobil Marvin. Marinka yang ingat sudah merusakan pigura Marvin lantas bergegas keatas.,membereskan kekacauan tadi.
Dia mengambil papper bag kosong untuk membuang pecahan kacanya.
"Sedang apa kau? ".
Marinka terkejut sampai-sampai dia terkena pecahan kaca.
" Auchhh... ". Marinka lalu memasukkan jarinya yang terluka kedalam mulutnya. Marvin bergegas menghampiri.
" Apa yang kau lakukan?. Kenapa ini berantakan? ". Tanya Marvin tajam.
" maaf Marvin, aku tidak sengaja memecahkannya. Aku tidak sengaja, maafkan aku ". Ucap Marinka dengan mata berkaca-kaca.
" Apa yang kau katakan, aku tidak mempemasalahkan itu. Kemarilah,, lihat tanganmu ".
" tidak usah.. Ini tidak sakit ".
" kemarikan jangan membantah ". Ucap Marvin lalu menarik tangan Marinka.
" lukanya tidak dalam, hanya butuh plester luka saja. Akan aku ambilkan ". Marvin mengambil kotak obat dilaci. Kemudian dengan tlaten membalut luka Marinka.
Marvin berulang kali menatap Marinka.
" Apa kau sakit, kenapa kau berkeringat, seperti orang habis dikejar hantu ". Tanya Marvin setelah mengamati wajah Marinka yang pucat dan berkeringat.
Marinka menggeleng cepat.
" Ti.. Ti.. Tidak. Aku.. Tidak apa.. Apa.. ". Jawab Marinka terbata. Marinka kelihatan salah tingkah. Marvin menyipitkan matanya. Bertahun-tahun tumbuh bersama tentu dia tau kebiasaan Marinka. Dia akan berkali-kali menggosok hidungnya Jika sedang gugup. Itu akan terjadi jika dia berbohong atau menutupi sesuatu.
"Kau kenapa, apa yang kau sembunyikan? ". Tanya Marvin lembut. Marinka tetap pada pendiriannya.
" Aku tidak mungkin mengatakannya, dia tidak akan percaya sama seperti bibi ".
" Katakanlah.. Aku akan mendengarkan, aku tidak akan marah kalaupun kau berbuat salah marinka ". Marvin menghampiri Marinka dan memegang pundaknya untuk meyakinkan Marinka.
" Aishhhhh... ". Marinka meringis kesakitan.
" Kenapa? Pundakmu terluka? Apa kau jatuh? ". Tanya Marvin khawatir.
" Biarkan aku melihatnya ".
" Tidak mau ". Marinka menggeleng cepat dan menjauhkan tubuhnya dari Marvin.
" kemarilah jangan membuatku kesal ". Marinka berlarian kesana kemari menghindari Marvin. Dan Hap...... Tertangkap.
Marvin lalu menyingkap paksa baju bagian pundak Marinka. Ada memar disana. Terlihat begitu jelas di kulit Marinka yang putih bersih.
Ada pula bekas cakaran dilengan putih itu.
Marinka sudah gemetar hebat. Tidak tau harus mengatakan apa jika Marvin bertanya.
Haruskah berbohong ataukah jujur.
"Siapa yang melakukannya...? ". Tanya Marvin dengan mata yang penuh kilatan amarah.
" Marvin... Aku........ ".
********
Hayoooo kira-kira jujur pa bohong nie....
Tetep like.. Komen.. Ya kakak sayonkk...
Mohon maaf jika masih ada yang kurang berkenan...
Terimakasih 😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Junaedi
poin 9.
2021-07-07
0
Asna Deli
kasian simarinka..😭
2020-12-08
0
Priska Sampetoding
seharusx jujur
2020-11-18
0