Like, komen,.... 🌻🌻🌻🌻
"Dimana dia?".
"Didalam. Kemana saja kau. Menyusahkan saja. Aku tidak bisa tidur semalaman menjaga istri orang ". Jawab lelaki itu yang tak lain adalah Leo.
" Salah siapa tidak tidur". Kata Marvin santai sambil melangkahkan kakinya memasuki apartemen itu.
"Tentu saja salahmu, apa kau pikir itu salah tetanggaku. Yang benar saja ". Gerutu Leo.
Marvin lantas menuju kamar yang ditunjukkan Leo. Dibukanya pintu kamar itu sedikit.
Terlihat Marinka tertidur pulas meringkuk. Dengan wajah kusut dan mata sembab. Dan parahnya lagi masih memakai jubah mandi. Dia baru ingat semalam Marinka pergi tanpa mengganti baju.
Marvin lalu masuk perlahan dan matanya tanpa sengaja melihat memar di betisnya. Dan juga lecet dibeberapa jari kakinya. Mungkin karna kemarin terlalu lama memakai heels.
Kasian sekali dia, seharian tersiksa karna pesta itu, ditambah semalam tidak bisa langsung istirahat.
Marvin mengambil selimut dan membalutnya ditubuh Marinka perlahan. Kemudian dia memilih untuk keluar.
"Kau tidak macam-macam kan? ". Tanya Marvin mendelik setelah kembali menghampiri Leo. Leo memutar bola matanya malas.
" Kau pikir aku ini apa? Seandainya pun begitu dia juga tidak akan tau. Lihatlah tidurnya seperti orang mati ". Jawab Leo kesal.
" Berani kau begitu kepotong tanganmu ".
"Kau ini bagaimana, istrimu keluyuran dijalan. Dan kau bersenang - senang dengan wanita lain ". Kata Leo kesal.
" Senang - senang kepalamu. Dia aku antar pulang setelah Marinka pergi".jawab Marvin lebih kesal.
"kenapa Dania itu tidak mengerti juga. Kalaupun nanti kalian berjodoh dan berniat untuk bersama lagi,Setidaknya tunggu beberapa saat lagi. Kalian tidak memikirkan perasaan Marinka. Meskipun kalian tidak ada perasaan apapun, tapi sebagai seorang wanita dia juga merasa terluka". Kata Leo panjang lebar.
Marvin lalu merebahkan tubuhnya disofa. Satu tangan terlipat untuk bantalan sedang yang satu lagi diatas keningnya. Matanya terpejam. Penampilannya tidak seperti pengantin baru. Malah lebih seperti orang yang habis bercerai.
"Aku juga tidak mau seperti ini Leo. Kau pikir aku menikmatinya. Aku tertekan. Tentu kau tau darimana asalku. Aku bisa seperti ini juga karna keluarga paman Mike dan paman Louis. Aku menikahi Marinka karna mereka sangat berjasa padaku. Sedangkan aku tidak bisa membiarkan Dania begitu saja juga karna bibi mouli. Dia berharap banyak padaku. Dia memberiku kasih sayang seperti ibuku sendiri. Menurutmu aku harus bagaimana? ". Marvin berbicara setengah tercekat bahkan bibirnya sedikit bergetar.
" Entahlah Marvin. Aku bingung memikirkan nasib pernikahanmu. Tapi jika terus seperti ini akan banyak hati yang terluka. Apa kau menyukai salah satunya ". Tanya Leo menyelidik.
" Aku tak tau... ". Kata Marvin lalu mendudukkan tubuhnya." Aku akan membawa Marinka pulang.
"Baiklah... Tapi ini masih dini hari Marvin ".
" Kau benar juga. Baiklah aku akan tidur sebentar ". Kata Marvin lalu menuju kekamar tempat Marinka tidur. Membuat mata Leo membulat sempurna.
" Hey kau.. Tidak punya sopan santun. Dasar pasangan pengantin aneh. Kau membiarkan tuan rumah tidur disofa. Sedangkan kau malah bisa tidur nyenyak ". Teriak Leo kesal. Marvin mengeluarkan kepalanya dari balik pintu.
" Diamlah.... Berisik sekali. Jangan lupa bangunkan aku 2 jam lagi. Sekalian kau siapkan sarapan ". Perintah Marvin.
" Enak saja.. Sudah menumpang tapi berlagak seperti tuan rumah".gerutu Leo. Sambil berbaring disofa.
"lihat saja akan kupotong gajimu ". Kata Marvin lalu menutup pintu.
" Terserah kau.. Ini bukan jam kantor. Aku masih punya banyak waktu untuk memakimu. Dasar bos kurang ajar ". Gerutu Leo.
*****
Hening. Didalam mobil tidak ada pembicaraan yang berarti. Hanya sepatah dua patah kata. Marvin mengajak Marinka pulang dengan berbagai macam bujukan. Akhirnya setelah mandi dan sarapan, mereka akhirnya pergi dari Apartemen Leo.
Mobil masih membelah jalanan yang dingin. Enam puluh menit berlalu akhirnya mereka tiba dirumah Tuan Mike.
"Kalian sudah datang? Bagaimana istirahat kalian? ". Sapa paman Mike setelah melihat dua anak kesayangannya memasuki rumah. Dan duduk berbaur dengan yang lainnya di meja makan.
" nyaman paman.. Tempatnya sangat nyaman. Marinka suka, dia tertidur pulas seperti orang mati ". Jawab Marvin setelah sebelumnya Marinka tak memberi jawaban atas pertanyaan Tuan Mike. Sontak itu membuat Marinka melototkan matanya kearah Marvin. Bersamaan itu pula senyum Tuan Mike tersungging.
" Jangan berbohong, bukankah semalam Marinka pergi meninggalkan hotel. Beberapa pegawai melihatnya dilobi. Dan dari sejak saat itu mereka membicarakannya". Kata bibi mouli memancing.
Tuan Mike lalu menatap tajam kearah pasangan pengantin baru itu. Ditatap seperti itu membuat Marinka pucat. Tangannya mulai berkeringat. Marvin yang mengetahui hal itu lalu menenangkan Marinka dengan merangkul pundaknya.
" Bibi benar, ada sesuatu yang harus membuat kami terpaksa pindah dari situ. Kami bermalam ditempat lain ". Jawab Marvin santai.
" Paman tidak mau mendengar berita buruk apapun tentang kalian. Apapun yang terjadi kalian harus tetap bersama. Apa Kalian mengerti? ". Kata Tuan Mike tegas.
Marinka dan Marvin hanya mengangguk dan tersenyum paksa. Seketika bibi mouli pun meninggalkan tempat itu dengan raut wajah yang marah.
*****
Marvin mendudukkan tubuhnya diranjang. Sedangkan Marinka sedang membereskan beberapa alat make up nya.
" Lain kali beri tau aku jika kau mau pergi kemanapun ". Ucap Marvin memijit tengkuknya yang pegal. Dia merasa sangat lelah setelah berdiri seharian dan malamnya dia harus berurusan dengan dua wanita keras kepala. Dan juga harus mengitari jalan raya mencari wanita yang katanya istrinya itu.
" Aku tidak mau". Kata Marinka sambil terus menata make up nya. Tanpa menoleh kearah Marvin.
"Aku tidak mau berdebat ". Kata Marvin menatap tajam kearah Marinka.
" Kau pikir aku mau berdebat. Aku juga malas berdebat denganmu ".
" Marinka....!!!! ". Kata Marvin meninggi. Membuat Marinka terkejut. Marinka menghentikan kegiatannya. Satu butir airmata nya lolos.
" Maaf..... ". Suara Marvin melemah kemudian dia berdiri disebelah Marinka sambil mengamati Marinka yang mulai melanjutkan kegiatannya tadi.
" Tak masalah... Bentaklah aku sesukamu lalu minta maaflah juga sesukamu. Aku tidak apa-apa. Seharusnya aku juga tau diri,kau sudah banyak membantuku juga keluargaku. Bahkan kau juga harus meninggalkan kekasihmu demi aku. Seharusnya aku tidak merepotkanmu berulang kali ". Kata Marinka bergetar sambil sesekali menghapus airmatanya kasar. Entah sudah berapa kali dia menangis.
" Demi Tuhan Marinka,Bukan seperti itu. Aku tidak pernah berpikir kau merepotkanku. Tidak pernah sama sekali. Aku hanya khawatir jika kau sendirian diluar. Aku hanya tidak ingin sesuatu terjadi padamu".
"Trimakasih sudah mengkhawatirkanku ".kata Marinka kemudian berdiri didepan Marvin.
"Mulai saat ini aku akan bersikap baik. Aku tidak akan merepotkanmu. Jika aku lupa ingatkan aku lagi. Anggap saja ini sebagai hutang budi ku padamu ".
" Marinka aku___-". Belum sempat Marvin berbicara pintu terbuka. Ada Dania disana. Marinka segera menghapus air matanya dan berbalik membelakangi Dania.
"Wah... Apa Kalian sudah bertengkar pagi ini? ". Tanya Dania senang. Sambil sesekali melirik kearah Marinka yang sedang membereskan baju.
" Ada apa kau kemari? ". Tanya Marvin tanpa menjawab pertanyaan Dania.
" Temani aku pergi sebentar. Ada beberapa barang yang harus kubeli ". Kata Dania manja.
" Aku lelah aku ingin istirahat sebentar. Bagaimana kalau nanti sore ". Tawar Marvin. Marinka sibuk membereskan bajunya namun telinganya tetap mencuri dengar. Dania berbicara seolah hanya ada dia dan Marvin disini. Tanpa melihat bahwa ada Marinka disitu.
" Aku tidak mau aku mau sekarang. Aku juga bicara pada bibi. Dan bibi mengizinkannya ". Dania mulai begelayut manja.
Marvin menghela nafas berat.
" Baiklah.. Tunggulah dibawah sebentar ". Ucap Marvin kemudian.
" Baiklah.... ". Cup... Dania mengecup pipi Marvin tiba-tiba kemudian berlari keluar dengan senang. Membuat Marvin membeku sepersekian detik. Tentu saja Marinka juga mendengar kecupan itu.
Entahlah kini Marinka yang malah merasa malu.
" Dengan Dania kau selalu mengalah. Tapi denganku kau selalu saja marah-marah tanpa alasan".kata Marinka kemudian memasuki kamar mandi dengan pintu yang tertutup kencang. Marinka sengaja membantingnya. Dadanya bergemuruh mendapati perlakuan Marvin yang berbeda antara dirinya dan Dania.
Marvin hanya mampu mengusap kasar wajahnya.
"Aku harus bagaimana lagi.. ".
Like... Like.. Like...
😍😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
sanjiaran
marvin kaya makan buah simalakama....
2020-08-30
2
Alya Alghazali
nyesek Thor bacanya kasian banget sih nasib Marinka 😭😭😭😭
2020-08-28
0
Ida
hahaha bingung ya Marvin
2020-08-26
1