Kamar perawatan itu hanya menyisakan cahaya temaram dari luar ruangan. Marinka menidurkan kepalanya disisi ranjang papanya. Hawa dingin yang menusuk pun sudah tidak dirasa lagi. Gadis itu terlalu lelah dan terbuai dalam mimpi saat sedang menjaga Tuan Louis. Bahkan dia lupa jam berapa terakhir makan.
Saking nyenyaknya sampai dia tidak sadar ada seseorang yang masuk kedalam ruangan itu. Orang itu mengambil selimut yang terlipat rapi disofa disudut ruangan. Kemudian menyampirkannya pada tubuh Marinka. Marinka sedikit terusik pada pergerakan itu. Perlahan mulai menggeliat. Matanya menyipit menyesuaikan pada cahaya ruangan.
Tuan Louis pun belum juga sadar, jadi dia bergantian berjaga dengan bibi elly.
"Apa aku membangunkanmu? ". Tanya suara itu dari belakang Marinka. Sontak Marinka pun berjengit terkejut. Memutar lehernya kearah sumber suara. Sambil memegangi dadanya.
" Kau? Apa yang kau lakukan disini?". Tanya Marinka gemetar setelah tau siapa pemilik suara itu.
"Hey... Kenapa kamu ketakutan? Aku takkan mengganggumu Marinka ". Kata seseorang itu yang tak lain adalah Thomas. Dengan tatapannya yang menakutkan membuat Marinka bergidik ngeri.
" Pergilah jangan menggangguku ". Kata Marinka pelan dia tak mau menimbulkan keributan di rumah sakit.
" Aku hanya ingin menjenguk Tuan Louis saja. Bagaimana keadaannya? ".
" Kau tak perlu lakukan itu ".
" perlu Marinka. Kita pernah dekat selama kurang lebih tiga tahun ini. Kita sudah seperti keluarga. Lagi pula aku kesini untuk menawarkan sesuatu padamu.
"Apa? ". Tanya Marinka mendelik curiga.
"Langsung saja.. Kita tau bahwa perusahaanmu sedang terjerat hutang. Dan papamu tidak bisa melunasi hutang tersebut dalam waktu dekat. Jadi begini, biarkan aku mengambil alih perusahaanmu, bagaimana?".
" Tidak akan pernah..! Aku tidak akan menyetujui walaupun papa menginginkannya".kata Marinka geram.
"ayolah Marinka.. Aku ingin membantumu. Akan aku lunasi hutang papamu,sebagai imbalannya biar aku mengurus perusahaanmu. Dan karna aku tidak bisa Menikahi mu, maka kau bisa menjadi simpananku ".
plakkk... Tamparan itu menggema diruangan itu.
" Beraninya kau.. Aku tidak akan pernah kembali padamu Thomas, Apapun itu. Sekarang pergilah".usir Marinka geram.
Namun ternyata tamparan itu tak mampu mengubah keputusan Thomas. Dia mengusap pipinya. Tersenyum getir. Dan mulai berjalan mendekati Marinka. Marinka mulai dilanda ketakutan. Bayangan perlakuan Thomas di pesta itu mulai hadir dalam ingatannya.
"Mau apa kau.. Pergilah dari sini.. Aku mohon Thomas, aku mohon ". Pinta Marinka tak terasa airmata nya pun menetes.
"Marinka,, aku minta maaf atas kejadian tempo hari. Entahlah,, aku tidak tau kenapa aku bisa begitu. Yang jelas aku menyesal. Aku minta maaf".ucap Thomas tercekat. Seperti dia benar-benar menyesal.
"Aku masih menginginkanmu Marinka ". Bisik Thomas parau. Dan itu berhasil membuat Marinka menangis tersedu.
Tak bisa dipungkiri, waktu tiga tahun mereka bersama itu bukan waktu yang singkat. Banyak kenangan manis diantara mereka. Namun semuanya berubah begitu saja dalam waktu sekejap. Hanya gara-gara kebangkrutan perusahaan Marinka. Dan Tuan Anthony tidak mau kesusahan dikemudian hari.
Tuan Anthony ingin mengambil alih perusahaan Marinka. Tapi tetap menjodohkan Thomas dengan orang lain, Agar tidak selalu berurusan dengan Tuan Louis dikemudian hari.
"Aku butuh Emily untuk memperluas jaringan perusahaanku. Aku harus benar-benar berhubungan dengannya agar dia dan keluarganya yakin padaku. Tapi disisi lain aku juga menginginkan dirimu Marinka".
"Sudahlah Thomas.. Pergilah. Pengakuanmu tidak akan merubah apapun".
"Hanya aku yang bisa mencukupimu kelak, aku akan membayar semua hutang perusahaan juga hutang pribadi papamu ".
Astaga,, kepala Marinka seakan mau pecah. Kenyataan papanya terbaring dirumah sakit masih membuatnya bingung.
Sekarang dia dihadapkan pada hutang papanya yang besar. Dan pihak bank sudah mulai melayangkan surat peringatan tadi siang.
Dia sudah hampir tak punya apa-apa. Dia tidak mungkin akan selamanya menumpang hidup pada paman Mike.
Itu akan sangat memalukan sekali. Tapi jika dia menerima tawaran Thomas. Maka akan lebih memalukan lagi jika publik mengetahui dia menjadi simpanan mantan kekasihnya demi bertahan hidup.
Dan dia juga tidak punya keahlian apapun. Dia baru belajar soal perusahaan kepada Marvin dan Leo baru-baru ini. Dia belum mengerti apa pun.
Tiba-tiba badan Marinka terhuyung. Saking pusing memikirkan beban hidupnya yang tiba-tiba datang bersamaan. Mengetahui hal itu Thomas reflek memeluknya. Bersamaan dengan itu...
Ceklek.........
Marinka dan Thomas menoleh kearah sumber suara. Meskipun remang tapi mereka paham betul siapa yang berdiri di sana.
Marvin.......
"Apa yang kalian lakukan? ". Tanya Marvin dingin setelah pada saat yang bersamaan melihat Thomas dan Marinka seperti berpelukan menurutnya.
Thomas kemudian menjauhkan tubuh Marinka darinya. Kemudian mendekati Marvin.
" Tidak ada, aku hanya menjenguk Tuan Louis saja sekaligus membawa penawaran menarik untuk putrinya ". Jawab Thomas sambil menyeringai.
" malam-malam begini? ". Kata Marvin menyelidik. Kemudian dia mengalihkan pandangannya pada Marinka yang menunduk. Wanita itu terlihat gemetar, dan ketakutan, yang teramat sangat.
" kurasa kapan pun itu adalah urusanku. Baiklah Marvin, urusanku sudah selesai. Aku pamit".kata Thomas berpamitan, namun kemudian menoleh kearah Marinka. "pikirkan ucapanku tadi. Jangan sampai menyesal". Kata Thomas kemudian berlalu.
Bersamaan pintu tertutup Marinka menjatuhkan tubuhnya. Kemudian menjatuhkan tubuhnya kelantai diiringi tangisannya.
Marvin yang melihat hal itu langsung menghampiri Marinka. Kemudian menariknya kedalam pelukannya.
"kenapa Marinka? Ada apa? Bicaralah. Apa Thomas mengatakan sesuatu? ".
Tanya Marvin khawatir. Tapi Marinka tetap menangis terisak sambil mencengkeram kemeja bagian depan Marvin. Kemudian mengangguk cepat.
" Dia mengatakan akan mengambil alih perusahaan papa dan akan melunasi hutang pribadi dan juga hutang perusahaan. Dia juga menawarkan ku untuk jadi simpanannya. Dengan jaminan akan mencukupi kebutuhan hidupku Marvin ". Kata Marinka terisak.
" Kurang ajar, berani sekali dia bicara begitu ". Geram Marvin seketika itu.
" Aku bingung Marvin, aku harus apa. Tiba-tiba aku dihadapkan pada pilihan rumit. Kenapa papa bisa berhutang sebanyak itu dan aku tidak tau. Kenapa pegawai papa sampai berkhianat sekejam ini".
" Aku sedang mencari jalan keluar bersama paman Mike. Tenanglah Marinka ". Kata Marvin meyakinkan.
" Aku tak mungkin seumur hidup akan bergantung pada paman Mike". Kata Marinka pilu sambil menatap dalam mata Marvin. Seketika itu Marvin menjauhkan tubuh Marinka dengan tatapan marah.
" Lalu kau memilih menjadi simpanannya? ". Sentak Marvin. Marinka menggeleng cepat.
" Bukan begitu Marvin ". Marinka masih terisak.
" Lalu apa..? ".
" Entahlah... Aku tidak tau... Aku bingung ".
" Paman ku menawarkan sesuatu. Jika kau bersedia. Maka aku rasa bisa sedikit meringankan bebanmu ". Kata Marvin ragu.
Sebenarnya Marvin ragu mengatakannya tapi setelah melihat keadaan Marinka yang kacau. Mau tidak mau dia harus menyampaikan tawaran itu.
" Apa tawarannya....? ".
*******
Akhirnya disinilah mereka bertiga, di Coffee Shop yang berada diseberang rumah sakit tempat Tuan Louis dirawat. Marinka masih menunduk wajahnya pucat karna kurang istirahat beberapa hari . Sedang Marvin menatap kesembarang arah. Tuan Mike masih tetap duduk tenang sambil sesekali meneguk minumannya.
"Jadi bagaimana tawaran paman? ". Tanya Tuan Mike tenang. Marinka masih meremas tangannya yang dingin dibawah meja. Marvin masih kemudian mengamati wanita yang duduk didepannya itu. Dia tau Marinka sedang bingung.
" Entahlah paman... Aku bingung ". Jawab Marinka. Bingung... Yah hanya itu yang bisa dia katakan. Bingung karna tiba-tiba dia jatuh miskin dalam sekejap dan tiba-tiba mendapat tawaran untuk menjadi simpanan Thomas atau menikah dengan Marvin.
" kami sudah berusaha Marinka, tapi dewan direksi seolah mempersulit. Mereka lebih memilih Anthony yang mengambil alih perusahaan papamu. Anthony memberikan mereka keuntungan yang menggiurkan jika mereka memilihnya. Tapi jika kamu menikah dengan Marvin maka secara langsung Marvin bisa memegang kendali perusahaan itu selaku menantu. Jika itu terjadi maka kedua perusahaan kita akan saling menguntungkan. Dan juga kepercayaan investor akan perusahaanmu akan kembali naik jika kita bersama ".
" Tapi bagaimana dengan Dania. Aku takut dengan kejadian ini dia semakin membenciku paman ". Marinka berucap sambil mengusap kasar airmata nya dan masih tetap menunduk.
Astaga rasanya Marvin ingin memeluk wanita ini. Biasanya wanita ini selalu ceria. Tak ada sedikit pun kesedihan dalam dirinya. Namun hanya dalam hitungan minggu seolah semuanya berubah drastis. Dimulai dari gagalnya rencana pernikahan Marinka dengan Thomas.
Dimata banyak orang Marvin memang kekasih Dania. Namun tak bisa dipungkiri ikatan antara Marvin dan Marinka begitu kuat. Mereka terbiasa bersama sejak kecil. Bahkan hanya dengan isyarat atau tatapan mata saja mereka bisa tahu pikiran masing-masing.
Hubungan Marvin dan Dania berawal dari kasihan semata. Berusaha menghibur saat Dania ditinggal orang tuanya bersamaan. Dan entah mengapa sejak saat itu Dania seolah menuntut lebih. Dania seakan bergantung pada Marvin.
"pikirkan baik-baik. Paman pergi dulu ". Ucap Tuan Mike membuyarkan lamunan kedua orang yang duduk didepannya dengan pikiran masing-masing. Marvin dan Marinka hanya mengangguk.
" Bagaimana Marinka... Apa kau setuju? ". Tanya Marvin meyakinkan kembali.
" Entahlah Marvin aku bingung.. Aku takut Dania membenciku. Dia menginginkan menikah denganmu ".
" Aku tau Marinka. Tapi mau bagaimana , aku berhutang banyak juga pada papamu. Dia sama seperti paman Mike. Mereka sudah seperti ayah bagiku. Hanya dengan begini aku bisa membantunya ".
" bicaralah dulu pada Dania, baru aku akan memberimu jawaban ". Marinka memohon. Berusaha menghindar.
" Hasilnya akan sama Marinka, aku akan menikahimu dengan atau tanpa persetujuan Dania. Semua hanya tergantung padamu ".
" bagaimana jika kita lakukan ini sampai perusahaan membaik. Jadi kau bisa kembali pada Dania kelak. Jujur aku tak sampai hati menyakitinya ". Tawar Marinka. Membuat Marvin menatap tajam.
" Apa yang kau katakan.....? ".Marvin berkata geram.
Dan itu sontak membuat Marinka ketakutan.
" Maksudku..... ".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ida
Thomas 😈😈😈😈
2020-08-26
2
Lale Ajha
bagus crtax
2020-08-18
1
Rou Hui
Hari ini up?
2020-07-20
1