Happy reading 😘😘😘
**************
Matanya terpejam kepalanya dia letakkan di sandaran kursi dengan sebelah tangannya yang memainkan balpoin. Mencoba berdamai dengan perasaan . Saat sedang bekutat dengan pikirannya tiba-tiba dia dikagetkan oleh sesuatu.
"auchhh.... ". Marinka terkejut ada yang melemparnya dengan sebungkus kecil permen mint. Sepasang mata sedang melihatnya tajam . Itu adalah mata Leo si asisten yang selalu sempurna. Satu lagi sepasang mata yang menatapnya meminta penjelasan tentang apa yang sedang dia kerjakan. Buru-buru dia berdiri merapikan bajunya.
" Selamat pagi Tuan Marvin ". Sapa Marinka gugup.
" Pagi.. Silahkan ikut keruanganku ". Kata Marvin berlalu.
" Astaga ceroboh sekali aku. Kenapa aku melamun ". Gerutunya meratapi kebodohannya. Pagi - pagi bukannya bekerja malah menghayal.
****
Tok.. Tok.. Tok..
" Masuk... ". Sahut Marvin dari dalam. Marinka pun lalu membuka pintu dan masuk keruangan Marvin. Marinka berdiri dibalik meja atasannya.
" Leo kau bisa tinggalkan kami ". Kata Marvin kepada asisten pribadinya. Leo menunduk permisi dan meninggalkan ruangan itu.Marvin beranjak menuju sofa yang ada di pojok ruangan itu. Marinka pun mengikuti dari belakang.
" Duduklah Marinka". Ucap Marvin setelah menyandarkan tubuhnya di sofa. Marinka pun menjatuhkan tubuhnya lemas.
"Ada masalah apa? Tidak biasanya kau murung ditempat kerja? ". Tanya Marvin setelah menelisik ke wajah Marinka yang entah kenapa tak berbentuk pagi ini. Lingkaran mata yang hitam. Mata sembab, hidung mancungnya yang memerah.
" Apa akhir pekanmu kau habiskan menonton drama yang menguras airmata mu? Apa dirumahmu tidak ada kaca? Apa kau tidak bercermin tadi pagi? ". Kata Marvin mulai meledek. Marinka memutar bola matanya kesal.
" Diamlah... Kau berisik sekali. Kau mana tau orang sedang patah hati. Kau tak pernah punya kekasih ". Jawab Marinka kesal.
" Kata siapa aku tak punya kekasih? Aku punya...... ".
" Ya.. ya... Aku tau Dania kan? Katanya kekasih tapi jarang bertemu. Kau juga sering menghindarinya. Hubungan macam apa itu? Jika aku jadi Dania, aku akan meninggalkanmu dan mencari pria yang lebih serius. Kenapa kau tak menikahinya..? Kau bilang kau menyukainya sejak lama, tapi kau tak juga menikahinya. Bukankah paman dan bibi juga menyukainya".ucap Marinka panjang lebar.
" Dasar berisik.. Kau tidak tau yang sebenarnya jadi Diamlah. kenapa kau jadi membicarakanku, aku sedang bertanya masalahmu, ada masalah apa kau dengan dengan Thomas? Bagaimana rencana pernikahanmu? ". Tanya Marvin serius. Marinka terdiam kemudian menghela nafas berat. Matanya kembali berkaca-kaca.
" dua minggu lagi pernikahan akan digelar Marvin ". Kata Marinka sendu.
" lalu apa yang kau pikirkan, kau akan menikahi pria yang kau sukai, seharusnya kau bahagia. Kenapa malah kacau seperti ini". kata Marvin bingung.
" Tapi Marvin, Thomas tidak akan menikahiku, melainkan menikahi Emily pilihan orang tuanya ". Marinka berkata dengan bergetar sambil berusaha menahan airmata nya.
Marvin terkejut, dia tau hubungan Marinka dan Thomas sudah hampir 3 tahun. Dan selama ini mereka tidak ada masalah. Bahkan orang tua Thomas terbilang baik dan cukup menyayangi Marinka.
"Apa masalahnya Marinka? Kau tidak sedang bercanda kan? . Tanya Marvin berhati-hati takut menyakiti hati sahabatnya itu.
"Bibi Julia bilang karna sekarang perusahaan papaku sedang krisis keuangan dan diperkirakan bangkrut. Dia tidak mau berbesan dengan keluarga miskin. Takut akan merepotkan dimasa depan, kecuali jika papa mau memberikan perusahaan itu atas nama Thomas, maka mereka akan menikahkan kami". Marinka sudah tidak bisa lagi membendung air matanya.
Marvin mengeraskan rahangnya begitu marah mendengar penjelasan Marinka.
" Perusahaan Papamu belum sepenuhnya bangkrut Marinka.,aku dan paman Mike sedang berusaha membantu".marvin berkata dengan gusar. Tak trima sahabat masa kecilnya itu mengalami ketidakadilan.
" Dari awal hanya berpura-pura baik padaku Marvin, mereka berbohong, mereka munafik mereka bilang aku akan terpuruk tanpa mereka, dan aku tak pantas mendampingi Thomas yang punya segalanya ". Ucap Marinka tersedu.
" Lalu bagaimana dengan Thomas? Apa dia hanya menonton saat kau di perlakuan begitu? Apa dia tidak mengatakan apapun?". Tanya Marvin kesal.
" Dia tidak berkata apapun selain meminta maaf. Dan itu membuatku muak".kata Marinka sambil terus tersedu.
"Lalu kenapa dia mengajakmu kerumahnya untuk meminta restu. Dasar Thomas si*l*n". Kata Marvin marah.
" Entahlah Marvin paman Anthony bilang Thomas bersedia menikahi Emily demi mendapatkan kedudukan penting diperusahaan. Dan demi kerjasama perusahaan tentunya. Mungkin itu yang membuatnya berubah pikiran. Mengingat dia sangat terobsesi menduduki jabatan penting diperusahaan papanya. Terlebih lagi orang tua Emily memghadiahkan satu anak perusahaan untuk Thomas jika dia mau menikahi Emily". Marinka mulai tenang bercerita.
"Dasar manusia serakah. Akan kuberi pelajaran lain waktu".kata Marvin geram.
" Tidak perlu Marvin. Aku sedang bertekad untuk memantaskan diri. Aku akan bekerja dengan baik diperusahaan mu, belajar banyak padamu sebelum aku menggantikan papa nanti. Aku akan buktikan aku bisa hidup tanpa harus melakukan pernikahan bisnis ". Kata Marinka bertekad penuh.
" Baiklah, nanti aku akan temui paman Louis, untuk membicarakan masalah ini. Sekarang kembalilah bekerja. Astaga Marinka lihatlah wajahmu seperti badut ". Ejek Marvin. Mata Marinka membulat sempurna.
" Sebenarnya kau ingin memujiku atau menjatuhkanku? Dasar manusia tidak konsisten. Baru sedetik kau ingin membantuku lalu kemudian kau meledekku. Kau ini sebenarnya temanku atau bukan". Kata Marinka kesal.
" Baiklah aku hanya bercanda, katakan pada Papamu nanti malam aku akan berkunjung bersama paman Mike. Percayalah, perusahaan Papamu belum separah itu. Mereka hanya mengada-ada. ".kata Marvin berdiri sambil mengacak puncak kepala Marinka. Marinka menepis kasar tangan Marvin.
"Kau ingin semakin mengacaukan penampilanku lagi ". Marinka menggerutu sambil berlalu dari ruangan Marvin. Marvin pun hanya terkekeh melihat sahabatnya itu kesal.
" Tenanglah Marinka tak kan kubiarkan perusahaan Papamu kesulitan. Aku dan paman Mike sedang berusaha untuk itu. Pamanku dan Papamu bersahabat sejak kecil. Dan mereka sangat menyayangi ku dari saat pertama aku dibawa kekota ini". Gumam Marvin sambil memutar kembali memorinya 20 tahun silam. Saat dia di adopsi paman Mike dan bibi Mouli. Mereka sangat menyayangi Marvin seperti anaknya sendiri. Karna memang paman Mike dan bibi Mouli tidak memiliki putra.
Kemudian dia bertemu dengan paman Louis dan putrinya yang menggemaskan itu, Marinka kecil yang riang . Saat itu Marvin berumur 7 tahun dan Marinka berumur 5 tahun. Marinka kecil tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Karna ibunya meninggal saat melahirkannya. Sejak saat itu mereka tumbuh besar bersama. Meskipun Marvin bukan anak kandung tapi mereka tak pernah membiarkan Marvin kekurangan. Bahkan saat ini Marvin sudah mulai memimpin perusahaan paman Mike.
Tuan Louis pun juga sangat menyayangi Marvin. Keinginannya memiliki putra hilang sudah saat istrinya meninggal ketika melahirkan Marinka kecil.
**TBC
Senin, 06 juli 2020**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
choi yongah
awal yg bagus👍
aku suka
lanjut
2021-08-08
1
Junaedi
poin 8
2021-07-07
0
Ika Purwaningsih
penulisan yg rapi,,next
2021-06-19
0