Kopi yang disuguhkan bibi elly sudah hampir habis. Namun Marinka tak juga turun.
"Astaga wanita.. Butuh berapa lama sebenarnya untuk merias diri". Gerutu Marvin kesal.
"Marinka belum juga turun Marvin? ". Tanya Tuan Louis menghampiri Marvin.
" Entahlah paman bisa-bisa saat kami datang kami akan merangkap menjadi petugas kebersihan, karna pestanya sudah selesai ".
Tuan Louis tersenyum." Bersabarlah sedikit lagi, wanita memang seperti itu. Aku dengar dari paman mu kemarin malam kau habis berkelahi? Ada masalah apa hah?. Apakah soal pekerjaan? ".
" Ah masalah kecil paman, tidak terlalu serius. Jangan khawatir ". Ucap Marvin meyakinkan.
" Baiklah kalau begitu. Anak muda selalu punya cara sendiri menyelesaikan masalahnya. Oh ya bagaimana kabar kekasihmu Dania? ".
" Dia baik paman, mungkin malam ini kita akan bertemu dipesta. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya ".
" Dania beruntung memilikimu. Kau baik, mapan dan bertanggung jawab. Kuharap kalian selalu berbahagia ". Ucap Tuan Louis tulus. Marvin tersenyum mengangguk.
Tak lama kemudian Marinka turun mengenakan long dress berwarna royal blue. Sangat cantik dan elegan. Bagian depan yang yang berbentuk V neck memperlihatkan lehernya yang panjang putih bersih. tapi masih sopan karna potongan lengannya pun panjang. Rambutnya disanggul acak terlihat manis sekali.
Sesaat Marvin tertegun menatap Marinka. Hingga tak berkedip. Jantungnya tiba-tiba berlomba memukul.
Apa ini... Kenapa jantungku jadi berdetak tak karuan..
" Maaf Marvin.. Aku membuatmu menunggu lama ". Kata Marinka tak enak.
Marvin berdehem menetralkan perasaannya.
" Kau memang sengaja membuatku pingsan menunggumu. Ayolah pestanya sebentar lagi dimulai.
"Baiklah.. Baiklah dasar cerewet ". Jawab Marinka sambil menggerutu." papa kami pergi dulu. ".
" Jaga diri baik baik, Jangan merepotkan Marvin. Sampaikan salam ku pada Tuan Daniel. Sampaikan permintaan maaf karna papa tidak bisa ikut hadir dalam pesta ulang tahun pernikahannya".
"Baiklah papa, nanti akan aku sampaikan. Da... Papa ". Kata Marinka kemudian berlalu.
Marvin sudah terlebih dahulu masuk kedalam mobil. Berkali-kali menekan klakson.
" Kau ini cerewet sekali Marvin".kata Marinka sambil buru-buru membuka pintu dan menutupnya kembali. Kemudian mulai memasang sabuk pengaman.
"Aku ada janji dengan Dania. Dia baru datang dari luar negeri. Aku tak mau membuatnya menunggu ". Ucap Marvin setengah jengkel.
Sesaat gerakan Marinka memasang sabuk pengaman pun terhenti. Kemudian menghembuskan nafas berat. Mungkin lain kali dia harus membiasakan diri tanpa Marvin. Tidak mungkin dia terus merepotkan Marvin. Dia juga punya kehidupan sendiri.
"Maaf Marvin, Lain kali aku tidak akan merepotkanmu. Aku sudah sering menyusahkan mu dari aku kecil ". Kata Marinka pelan sambil menunduk.
Marvin menoleh sebentar sambil terus mengemudi. Mungkinkah perkataannya tadi menyinggung Marinka. Marvin berdehem.
" Tidak Marinka, bukan begitu. Maksudku... ".
" Aku tidak tau kalau Dania sudah kembali. Jika aku tau, aku tidak akan merepotkanmu. Aku bisa pergi memenuhi undangan Tuan Daniel sendirian ". Marinka memotong ucapan Marvin.
Selebihnya hanya hening yang tercipta didalam mobil itu. 30 menit kemudian mobil sudah berhenti di sebuah hotel berbintang milik keluarga Tuan Daniel. Banyak orang penting yang datang.
Dari jauh Marinka melihat Thomas dan keluarganya juga datang. Rasa sesak tiba-tiba menguasai Marinka.
"Kau tidak apa-apa? Tanya Marvin mengetahui Marinka mulai tak nyaman mendapati dirinya ada di satu tempat yang sama dengan keluarga Thomas.
"Tidak, aku baik-baik saja ". Jawab Marinka singkat.
" Apa dia masih kesal padaku. Sejak kejadian kemarin aku merasa Marinka terlihat lebih sensitif ". Batin Marvin sambil mengamati sahabatnya itu.
Pesta pun berjalan begitu meriah. Tuan Daniel adalah pebisnis yang terkenal. Perusahaannya ada dimana-mana. Jadi banyak sekali rekan bisnis yang diundang diacara tersebut.
Setelah menemui Tuan Daniel dan memberi selamat. Marinka dan Marvin menuju ke Taman menikmati live musik bersama tamu yang lain sambil berbincang.
Saat sedang berbincang dengan beberapa kenalannya, Marinka menangkap sosok yang amat dia kenali. Thomas dan Emily. Marinka hendak menghindar namun ternyata sudah tertangkap basah.
"Hai Marinka bagaimana kabarmu. Lama kita tidak berjumpa ". Ucap Thomas sambil hendak memeluk Marinka. Namun dengan cepat ditahan Marvin dan didorong nya pelan untuk menjauhi Marinka.
" oh hay Marvin ternyata kau disini juga ". Sapa Thomas basa basi setelah mengetahui Marvin berada disitu.
" Jadi inikah Nona Marinka itu? Yang sering kau ceritakan padaku sayang? ". Kata Emily sambil mengamati penampilan Marinka dari ujung rambut sampai ujung kaki membuat Marinka risi. Marinka tidak menjawab. Bibirnya rapat tak mambu membuka suara.
Thomas pun mengamati Marinka dengan tatapan yang menakutkan dengan seringai tipisnya nyaris tak terlihat. Seolah akan menelanjangi Marinka saat itu juga. Kemudian tatapannya ternyata sampai pada mata Marvin yang ternyata saat itu menangkap basah dirinya.
" memangnya apa yang kekasih mu itu katakan tentang temanku? ". Tanya Marvin dingin, namun tak melepaskan tatapan matanya dari Thomas
" Tidak ada... hanya saja aku dengar dia adalah wanita yang suka mendekati pria kaya, untuk menumpang hidup. Dan suka meminta dibelikan barang mewah. Apakah itu benar nona Marinka? ". Kata Emily sinis.
" Aku tidak perlu mendekati pria kaya hanya untuk bertahan hidup. Atau bahkan untuk membeli beberapa tas bermerk seperti yang sedang kau pegang itu, nona Emily ". Kata Marinka penuh penekanan, tak kalah sinis sambil melirik tas tangan yang ada pada Emily. Wajah Emily merah padam.
Tentu saja Marinka puas melihatnya. Sebab seingat Marinka clute itu adalah pilihan Marinka saat Thomas mengajaknya berbelanja beberapa waktu lalu. Marinka belum sempat membawanya karna waktu itu tertinggal di mobil Thomas. Dan saat ini benda itu sudah berada ditangan Emily.
Thomas pun terlihat kikuk menanggapi ucapan Marinka.
"Sudah Marinka jangan diteruskan ". Bisik Marvin pada Marinka.
Saat mereka dalam suasana perang dingin tersebut tiba-tiba orang yang ditunggu Marvin datang.
" Hai Marvin kau sudah lama menunggu? Maaf aku tadi masih berbicara sebentar dengan tuan Daniel ". Kata Dania sambil bergelayut manja pada Marvin. Tapi kemudian Dania menangkap adanya kekakuan ditempat tersebut.
" Apa kedatanganku mengganggu? ". Tanya Dania hati-hati sambil menatap wajah orang disitu satu per satu.
" Tidak Dania. Bagaimana kabarmu? Kapan kau datang? ". Sapa Marinka mencairkan suasana. Sambil memeluk kekasih sahabatnya itu.
" Aku baru datang siang tadi. Kabarku baik Marinka". Ucapnya sambil membalas pelukan Marinka.
"ehemmm... Apakah kau ini kekasih Marvin? Aku Emily calon istri Thomas. Senang berjumpa denganmu ". Kata Emily berbasa basi sambil mengulurkan tangan.
" Aku Dania, senang berjumpa denganmu ". Kata Dania tersenyum membalas uluran tangan Emily.
" Baiklah... Saatnya kami pergi. Silahkan kalian bersenang - senang ". Kata Thomas sambil merangkul pinggang Emily. Mata Marinka menatap itu. Sesak rasanya baru hitungan hari dia sungguh melihat perubahan yang drastis pada mantan kekasihnya itu.
" kenapa tidak dari tadi. Cepatlah pergi ". Kata Marvin melihat perubahan diwajah Marinka.
" Kau ini terburu - buru sekali Tuan Marvin. Tanpa kau suruh kami pun akan pergi ". Kemudian pasangan itu berlalu.. Baru dua langkah Emily berbalik.
" Nona Dania.. ".
" ya.. ". Merasa dipanggil dia menoleh ke arah suara itu.
" Kurasa kau harus cepat - cepat menikah dengan Tuan Marvin. Tidak baik menunda terlalu lama. Apa lagi Tuan Marvin punya sahabat cantik yang selalu menempel padanya. Jangan sampai dia mengganggu hubunganmu. Wanita seperti itu sangat berbahaya. Dia bisa melakukan apapun termasuk menjual tubuhnya. Beberapa waktu lalu dia bahkan menggoda calon suamiku. Kau bisa menanyakan kepada beberapa orang disini jika kau tak percaya ".
" Kau.... ". Marinka hendak berdiri menghampiri Emily. Namun segera ditahan oleh Marvin. Sementara Dania hanya tertegun melihat kejadian yang baru saja terjadi.
" Jangan didengarkan. Biarkan saja dia berbicara semaunya ". Kata Marvin menenangkan.
Emily pun tertawa puas sambil berlalu dr tempat itu disusul Thomas. Thomas masih sesekali melihat kearah Marinka dengan tatapan yang sulit ditebak. Marvin pun melihat itu.
" ini minumlah... Dan tenangkan dirimu". Kata Marvin menyodorkan segelas air putih untuk Marinka. Marinka meminumnya hingga tandas. Nafasnya memburu menahan amarah.
"Memangnya siapa dia. Bisa menilaiku seenaknya. Benar - benar ingin ku tarik rambutnya ". Kata Marinka penuh emosi. Marvin masih terus menenangkan Marinka. Dania hanya diam menatap. Mungkin awalnya biasa saja melihat kedekatan Marvin dan Marinka, karna memang mereka sudah kenal dari kecil.
Tapi setelah mendengar ucapan Emily, ada ketakutan yang tiba-tiba melanda hati Dania. Dania masih menatap dua orang di depan mereka secara bergantian. Yang masih menenangkan satu sama lain. Bahkan Marvin seolah abai akan kehadiran dirinya.
Apakah terjadi sesuatu selama aku pergi?
"Marvin, bisakah kau mengantarkan ku pulang dahulu ". Kata Dania tiba-tiba. Marvin tersentak. Astaga dia lupa ada Dania disini.
" Kau mau pulang sekarang? ".
Dania mengangguk" Besok aku ada janji dengan temanku untuk membicarakan soal boutique ku yang baru ku buka. Aku takut terlambat bangun. Aku harus berangkat pagi sekali ". Ucapnya datar.
Marvin jadi salah tingkah. Tiba-tiba dia bingung saat harus dihadapkan pada sahabat dan kekasihnya itu. Dia tidak mungkin membawa Marinka bersamanya. Tapi dia juga tidak mungkin meninggalkan nya.
" Antarkan Dania pulang Marvin. Aku bisa pulang sendiri".kata Marinka seolah tau apa yang dipikirkan Marvin. Dan Dania bisa membaca itu. Dan entah kenapa itu sedikit membuatnya kesal.
Sedekat itukah mereka sampai - sampai bisa membaca pikiran mereka satu sama lain.
TBC
Kamis, 09 juli 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Junaedi
poin 6
2021-07-07
0
Ida
hahaha Thomas kere belagu ya tas hasil Marinka kau ksh ke emely
2020-08-25
2