"sayang.... Kau sudah pulang". Kata Dania senang lalu berhambur memeluk Marvin. Marvin membalas pelukan itu kemudian mencium puncak kepala Dania.
"Kau sendiri? Aku pikir kau bersama kakakmu. Dimana bibi mouli? ".
" Bibi didapur membuat kue. David tidak ikut. Mungkin bulan depan dia berkunjung ". Jelas Dania.
" berarti Kau sudah lama? ". Tanya nya sambil menarik dasi yang melingkar dilehernya. Kemudian duduk disofa. Yang diikuti Dania.
" Aku dari tadi siang. Bibi mencoba menghubungimu tapi kau tak mengangkat ponselmu ". Dania mencebikkan bibirnya. Marvin hanya terkekeh.
" Aku sedang membahas beberapa pekerjaan tadi".
" Apa kau bersama dia ".
" Dia siapa..... Oh maksudmu Marinka? ".
" Tentu saja siapa lagi ". Marvin mulai duduk menghadap Dania.
" Dia bekerja padaku tentu saja dia disana. Kau kenapa Dania. Kau tidak biasanya begini. Dia juga temanmu ".
" Aku tau, aku hanya takut dia merebutmu seperti kata wanita yang di pesta itu ".
" jangan berpikir macam-macam. Aku akan membersihkan diri dulu. Tunggu sebentar ". Kata Marvin beranjak menaiki anak tangga menuju kamarnya yang biasa ia tempati saat sedang menginap dirumah paman nya.
******
" kemarilah Marvin aku membuatkan soup daging untukmu ". Kata Dania berbinar senang saat melihat Marvin turun. Pria itu mengenakan T-shirt putih yang pas ditubuhnya. Dengan celana hitam pendek. Rambutnya masih sedikit basah. Marvin langsung menghampiri di meja makan.
" Makanlah sayang.... Kau belum makan kan. Dania khusus membuatnya untukmu.Diluar hujan soup ini pas dimakan saat dingin ". Kata bibi mouli sambil menepuk bahu Marvin.
"Baiklah bibi tinggal dulu. Kue nya sudah matang. Bibi mau keatas sebentar ". Marvin dan Dania mengangguk.
Sejenak Marvin teringat Marinka. Apa perempuan itu sudah sampai dirumahnya. Dia pasti kesusahan mencari taksi.
" Hey kenapa melamun... Ayo dimakan". Kata Dania sambil menyuapkan soup itu kemulut Marvin.
"Bagaimana rasanya? ". Tanya Dania
" Tentu saja enak kau selalu pandai memasak. Badanku bisa melebar kalau makan masakanmu tiap hari ". Kata Marvin disela dia mengunyah makanannya. Dania senang bukan main.
Tiba-tiba....
" Maaf permisi... apa bibi mouli ada? ". Marvin menengok dia terkejut sampai tersedak.
Uhuk... Uhuk...
" Marvin kau kenapa... Pelan-pelan... ". Kata Dania sambil menyerahkan air minum untuknya. Marvin meminum hingga tandas. Matanya berair. Hidungnya terasa panas tersedak kuah panas dan pedas soup itu.
" Bagaimana? Sudah baikkan? ". Tanya Dania. Marvin hanya mengangguk.
Entah mengapa kejadian di depannya membuat hati Marinka berdesir. Dania bahkan tak menyapanya.
Marinka masih berdiri terpaku karna tak ada seorangpun yang menjawabnya. Wajahnya sudah pucat, sekujur tubuhnya basah karna tadi kehujanan.
"Sayang kau datang... Astaga kenapa kau basah kuyup? ". Kata bibi mouli yang tiba-tiba turun dari atas. Wanita itu terlihat cemas melihat keadaan Marinka.
" Tak apa bibi. Tadi hanya kehujanan ". Jawab Marinka.
" Baiklah.. Tunggu disini. Duduklah bersama Dania. Bibi ambilkan handuk untukmu.
Bibi mouli berlalu. Marinka duduk pelan bergabung bersama Marvin dan Dania. Mereka terlihat canggung. Sekilas Marvin melirik kearah Marinka yang terlihat sedikit menggigil.
"Mm a-apa kabar Marinka ". Sapa Dania kaku memecah keheningan.
" Aku baik.. Kau sendiri ". Jawab Marinka
hati - hati.
" Seperti yang kau lihat. Aku sedang baik-baik saja. Apalagi saat bersama marvin". Dania menjawab sambil tersenyum manis kearah Marvin. intonasinya lembut namun tersirat kesombongan didalamnya.
"Ah Iya kau benar ". Sambung Marinka tersenyum kaku. Marvin tak banyak bicara hanya mengaduk-aduk soup di depannya.
" Marvin makanlah. Kenapa hanya dimainkan. Mau ku suapi lagi? ". Tawar Dania.
" Tidak usah aku bisa sendiri ". Tolaknya halus dengan senyuman di wajahnya.
Hening...
Sesaat kemudian bibi mouli datang. Kemudian mendekat mulai mengeringkan rambut Marinka.
" Bibi aku bisa sendiri ". Marinka hendak menolak.
" Hey diamlah.. Bibi sudah lama tidak melakukan ini padamu ". Kata bibi mouli penuh kasih. Marinka hanya menurut. Perlakuan bibi mouli membuat Dania tersulut cemburu.
"Kenapa tadi kau tidak pulang bersama Marvin saja? ". Tanya bibi mouli. Hening tak ada jawaban.
" Mm..... tadi aku masih ada urusan bi ". Akhirnya Marinka menjawab.
" Apa kalian bertengkar? ". Tanya bibi mouli menyelidik.
" Tidak... ".
" Tidak... ". Jawab mereka bersamaan. Membuat bibi mouli mengulum senyum.
" Bibi... Bisa ku bawa kue nya sekarang? Aku takut pada khawatir padaku ".Tanya Marinka cepat, agar tidak ada lagi pertanyaan yang akan membuatnya pusing.
" Baiklah tunggu sebentar ". Bibi mouli pun beranjak mengambil kue untuk Marinka.
Seketika aroma tiramisu itu menguar. Pantas saja.. Dari tadi Marvin seolah mencium aroma kue yang tidak asing.
" ini sayang... Semoga kau suka bibi sengaja membuatnya untukmu ". Kata bibi mouli sambil menyerahkan kue itu. Marvin reflek membanting sendok nya. Hingga membuat semua orang menoleh padanya.
" Trimakasih bibi.. Aku langsung pulang saja ". Kata Marinka berpamitan dengan gugup. Dia merasa kehadirannya tidak diharapkan disini.
" lain kali sebelum membuatkan kue untuk seseorang, bibi tanyakan dulu orangnya mau menerima atau tidak. Kadang orang bisa berubah dalam sekejap. Aku takut kue itu terbuang sia-sia ". Kata Marvin sinis.
Deg.........
Ingatan Marinka berputar pada kejadian beberapa minggu lalu. Ketika Marvin marah dan membuang kue yang tadinya dia berikan padanya.
" Apa maksudmu nak..".
"tidak ada bibi... Aku hanya memberi saran".
"Bibi aku pulang ". Kata Marinka terburu-buru. Hendak beranjak pergi.
" Kau naik apa. Diluar hujan deras. Biar Marvin mengantarmu ya ". Tawar bibi mouli. Dania mengepalkan tangannya tidak suka. Marvin melirik sekilas.
" Tidak bibi tidak usah ". Marinka menolak menyadari perubahan raut wajah Dania yang begitu terlihat.
" Marvin, antar Marinka pulang ya? ".
" Dia tidak mau bi, jadi tidak usah ". Jawabnya ketus sambil menatap Marinka tajam.
" iya bibi tidak usah, aku naik taksi saja ". Kata Marinka.
" Apa kau tega menyuruh nya pulang sendiri malam-malan dalam keadaan hujan Marvin? ".
Kata bibi mouli tegas. Marvin berdecak kemudian berdiri.
" Baiklah,, ayo... ". Marvin berdiri mendahui. Marinka menunduk permisi kemudian berlalu. Dania bersungut kesal.
Sampai di halaman depan Marinka pun membuka percakapan.
" Marvin aku bisa pulang sendiri, jika kau keberatan, tidak usah mengantarku". Ucapnya pelan.
"Apa aku mengatakan kalau aku keberatan? ". Tanya Marvin ketus.
" Bukan.. Maksudku... Aku juga tidak enak pada Dania. Aku tidak mau dia berfikir macam-macam.. Aku takut dia_". Marvin menatap Marinka tajam,membuat Marinka berhenti berbicara.
"Baiklah.. Baiklah.. Terserah padamu saja ". Kata Marinka mengalah dia bergidik ngeri melihat tatapan Marvin yang menakutkan. Mereka akhirnya memasuki mobil. Mobil itu membelah jalanan. Berkali-kali Marinka mengusap lengannya yang terbalut kemeja itu. Kemejanya masih setengah basah. Membuatnya merasakan hawa dingin yang menusuk.
Marvin melirik kearah Marinka kemudian meminggirkan mobilnya. Marinka menatap bingung.
"Mau apa dia..... "
Marvin mengambil sweater yang terlipat rapi di kursi belakang. Lalu melemparnya kearah Marinka. Membuatnya terkejut.
" Apa ini.....? ". Tanya nya bingung.
" masih saja bertanya, pakailah,,, kau kedinginan ". Perintah Marvin.
" Tidak perlu Marvin. Tidak usah ". Marinka menyodorkan sweater itu.
Marvin menatap nya dingin.
"Bisa tidak kau tidak membantah perkataanku. Tinggal pakai saja susah sekali".
Marvin sedikit meninggikan suaranya.
Tak mau memperpanjang urusan,akhirnya Marinka pun mengenakannya juga.
"Dasar pemaksa.. ". Gerutu Marinka.
" Dasar keras kepala ". Sahut Marvin. Marinka melototkan matanya.
" menyeramkan.. Matamu hampir keluar.. Mengerikan.. ". Marvin bergidik seolah - olah ketakutan.
Marinka reflek hendak menjambak rambut Marvin. Marvin mengangkat tangannya melindungi rambutnya. Namun Marinka tersadar kemudian menarik tangannya. Mereka saling menatap sepersekian detik. Terasa canggung. Mereka memutuskan menghadap kearah depan lagi.
" jalankan mobilnya... Jangan sampai kekasihmu marah lagi ". Perintah Marinka.
" banyak bicara ". Marvin melajukan kembali mobilnya.
****
" Dania kau kenapa melamun? ". Tanya bibi mouli melihat keponakannya hanya melamun setelah kepulangan Marinka.
"Tidak ada bibi...". Jawab Dania malas.
"Ayolah ceritakan ada masalah apa?". Paksa bibi mouli. Terdiam cukup lama.
"Bibi aku tak suka jika Marvin terlalu dekat dengan Marinka ".
" Kenapa sayang? Bukankah dari dulu mereka memang seperti itu. Mereka memang dekat dari kecil ".
" Entahlah... Aku jadi khawatir. Apalagi bibi juga seperti menyayanginya ".
" Sayang.. Bibi juga menyayangimu.. Bibi sayang kalian. Tapi kalau untuk menjadi pendamping Marvin, bibi tetap memilihmu sayang. Kau tetap kerabat dekat bibi kan. Kau tetap prioritas". Jelas bibi mouli. Dania tersenyum senang mendengar jawaban bibinya.
"Lagi pula Marvin hanya menganggapnya sebagai adik saja. Tidak lebih... ". Lanjutnya.
" Baiklah bibi, aku akan mencoba bersikap biasa ".
****
" Terimakasih.... ". Ucap Marinka setelah sampai dipelataran rumahnya.
" Tidak usah berlebihan. Masuklah ".
" Kau tak masuk? ". Tanya Marinka.
" Kau lupa? Aku tidak akan mengunjungi rumah paman. Meskipun kalian memaksa". Ucap Marvin tegas. Seketika wajah Marinka memanas. Dia tentu ingat kejadian itu. Tapi tak bisakah jangan membahas nya lagi.
Rasanya airmata nya sudah hampir keluar. Marinka melepas sweater Marvin yang ia kenakan tadi. Marvin mengamati.
"pakai saja, kau masih kedinginan.. ". Kata Marvin ketus.
" ternyata aku juga lupa, jika aku sudah pernah mengatakan, kalau aku juga tidak menginginkan apapun darimu. Jadi maafkan aku yang lupa ". Kata Marinka kemudian meletakkan sweater itu dan keluar dari mobil Marvin.
Astaga salah bicara lagi..... Batin Marvin
" Sekali lagi trimakasih... ". Marinka menunduk permisi. Kemudian setengah berlari menuju pintu rumahnya.
Lelaki itu hanya bisa menatap Marinka yang telah menghilang dibalik pintu.
Kenapa menyakitkan sekali rasanya.... Ada apa denganku....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
choi yongah
masih bingung 😊jodohnya siapa
2021-08-08
1
Ida
oh no ruwet sekali
2020-08-25
1
Rou Hui
Crazy up dong, Thor 😁
2020-07-16
5