Marinka masih menunggu kedatangan Marvin. Laki-laki itu mengatakan akan mengantarnya pulang setelah kembali dari apartemen Dania. Dan Marvin menyuruhnya menunggu karna memang jarak dari Apartemen ke hotel tempat berlangsungnya acara tidak terlalu jauh. Kira-kira sekitar 30 menit.
Tringg....
"Tunggulah didepan, 15 menit lagi aku sampai. Kau masih disana?". Pesan dari Marvin.
"iya baiklah... Aku ketoilet dulu. Tunggulah di depan". Jawab Marinka.
Marinka pun beranjak menyusuri lorong panjang menuju toilet. Tinggal sedikit tamu yang masih berada ditempat tersebut. Karna sebagian lagi sudah pulang. Dan beberapa petugas hotel sedang membersihkan sisa pesta tadi.
Saat sedang menuju toilet Marinka merasa ada yang mengikutinya.Tapi saat dia berbalik tidak ada siapapun kecuali seorang wanita petugas hotel. Marinka mengedikkan bahunya masa bodoh. Lalu memasuki salah satu ruangan ditoilet.
Beberapa menit berlalu Marinka keluar. Dia mencuci tangan sambil merapikan diri di depan cermin besar. Setelah dirasa cukup dia melangkah keluar. Belum sampai dia melangkah tiba-tiba lampu padam. Marinka terkejut. Mencoba memanggil petugas hotel yang sempat dilihatnya tadi.
" Apa ada orang diluar? Kenapa lampunya padam? ". Teriak Marinka.
Karna tidak ada sahutan dia berdecak kesal.
" menyebalkan sekali.... Hotel mewah macam apa ini ". Katanya sambil berjalan pelan meraba - raba sekitar.
Tiba-tiba.....
Ada yang memeluk Marinka dari belakang. Marinka terkejut, mencoba berontak hendak melepaskan diri.
" siapa kau...? Lepaskan aku..! ". Teriak Marinka sambil meronta.
" Tega sekali kau melupakanku. Kita berpisah baru beberapa hari. Dan beberapa waktu lalu kita bertemu bukan? ". Bisik laki-laki itu tepat di telinga Marinka sambil terus memeluk Marinka erat dari belakang. Marinka menangkap sinyal bahaya dari sana.
" Thomas...? Apa yang kau lakukan? Bukankah kau tadi sudah pergi. Aku mohon lepaskan aku ". Kata Marinka gemetar mencoba melepaskan pelukan Thomas.
" Aku memang mengantar Emily pulang. Tapi begitu aku melihat Marvin pergi. Aku menyuruh supirku yang mengantar Emily. Kenapa..? Kau senang bukan, aku masih menginginkanmu? ". Kata Thomas yang mulai berani menciumi rambut, telinga dan mulai menyusuri leher Marinka.
" Thomas jangan begini aku mohon... Menjauhlah.... ". Kata Marinka terus meronta namun dia kalah tenaga.
Thomas memutar tubuh Marinka kini mereka berhadapan. Thomas bisa melihat wajah Marinka yang cantik. Namun wajah itu penuh ketakutan. Tatapan Thomas sungguh menakutkan, seolah akan memghabisinya dalam sekejap.
"Apa kau tidak mau bersenang-senang sebentar?, aku merindukanmu. Selama 3 tahun bersama kita tidak pernah Sedekat ini bukan. Kau tidak mau mencoba hah...? ". Kata Thomas pelan. Membuat Marinka bergidik ngeri. Tanpa sadar Marinka mendorong dan menampar wajah Thomas. Seketika Thomas pun geram.
Kurang ajar............
Di tempat lain Marvin dibuat kesal karena menunggu Marinka lama.
" Apa dia tidur ditoilet. Lama sekali.. Huh". Gerutu Marvin.
Sementara Marinka masih belum terlepas dari cengkraman Thomas. Tamparan yang dilayangkan Marinka membuat Thomas marah. Thomas berusaha berbuat kurang ajar pada Marinka.
Sekuat tenaga Marinka berusaha lepas. Memukul menendang mencakar, dia lakukan sebisanya untuk lepas dari Thomas.
"Arggghhh.... ". Thomas berteriak saat Marinka menggigit tangannya.
Plakk... Plakk...
Thomas menampar Marinka. Ada sedikit darah yang keluar dari sudut bibir Marinka . Marinka terperangah. Air matanya pun mulai menetes. Perasaan sakit, marah takut jadi satu. Thomas mencengkram erat pundak Marinka. Hingga menimbulkan rasa sakit.
"Thomas hentikan, kau menyakiti ku ". Lirih Marinka dalam isaknya.
Krekkkkk.........
Astaga.... Marinka terkejut matanya membulat mendapati bajunya robek disisi kiri dan kanan dibagian pundak. Marinka mulai memukul membabi buta.
Thomas pun tak mau kalah berusaha memeluk dan menguasai Marinka. Hingga Marinka melihat ada vas bunga kecil disudut wastafel, secepat kilat diambil kemudian dipukulkan kearah Thomas. Tepat mengenai kepalanya, tidak terlalu parah lukanya tapi cukup membuat Thomas sedikit terkejut dan melepas cengkramannya.
Tak menunggu lama Marinka menendang pangkal paha pria itu kemudian mencoba mencari jalan keluar. Sementara Thomas masih mengaduh mengumpat dan berteriak tak jelas. Marinka berlari sekuat tenaga. Hingga akhirnya.....
Brukk...
"Apa kau tak punya mata? Kau dikejar hantu?".
" Marvin..... ". Batin Marinka tersadar bahwa yang dia tabrak adalah Marvin.
Sekejap Marvin tersadar tentang apa yang terjadi, ternyata orang yang menabraknya adalah Marinka. Astaga wanita didepannya sangat memprihatinkan. Rambut acak-acakan. Ada luka di bibir kiri dan kanan, dikedua pipinya pun memar merah. Dan..... Robek dibaju bagian pundak nya.
"Astaga Marinka... Apa yang terjadi padamu?. Siapa yang melakukannya? ". Tanya Marvin geram.
Marinka mencengkeram kedua lengan Marvin tangannya terus bergetar saking takutnya.
" Marvin bawa aku pergi dari sini, kumohon. Aku ingin pulang ". Kata Marinka sambil terus menangis.
" katakan dulu padaku apa yang terjadi. Siapa yang mengganggumu? ". Kata Marvin sambil memakaikan jasnya pada Marinka. Kemudian memeluk menenangkan Marinka yang masih ketakutan. Tiba-tiba sudut matanya menangkap sosok yang tak asing. Thomas.. Ya... Laki-laki itu keluar dari toilet sambil memegangi sebelah kepalanya yang terluka ringan.
Marvin melepaskan pelukannya dan menghampiri Thomas.
Bughhhh.....
Satu pukulan mendarat di wajah Thomas. Marinka terkejut dan buru-buru menghampiri Marvin.
"Marvin sudah.. Kita pulang saja. Kalau sampai orang lain tau nanti kita dalam masalah".kata Marinka khawatir sambil terus menarik Marvin. Disisi lain Thomas tersenyum puas.
" Pukulanmu masih sama dengan kemarin. Tidak terlalu kuat. Lemah sekali kau ". Kata Thomas mengejek.
" Kau.... ".Marvin menepis tangan Marinka dan berlari mendekati Thomas, mencengkeram kerah kemeja lelaki itu.
" Apa yang kau lakukan pada Marinka. Berani sekali kau menyentuhnya ". Ucap Marvin geram.
" Marvin kumohon ayo kita pulang ". Kata Marinka takut sambil terus memegang tangan Marvin berusaha melepaskan cengkraman di kemeja Thomas.
" Aku tidak akan menyentuhnya jika dia tidak meminta Marvin. Dia yang menyuruhku kesini. Hanya saja kami tidak menemukan kesepakatan jadi berakhir seperti yang kau lihat ". Kata Thomas berbohong. Marvin menoleh kearah Marinka geram. Marinka menggeleng membela diri.
" Dia bohong Marvin, aku tak melakukannya ". Kata Marinka membela diri.
" Lalu menurutmu untuk apa aku kembali kesini, sedangkan aku tadi sudah bersama kekasihku. Bukankah kau ingin menawarkan sesuatu agar kita bisa melanjutkan hubungan kita. Bukankah begitu? ". Kata Thomas memancing kemarahan Marvin.
Bughhhh... Bughhhh...
Marvin mulai memukuli Thomas. Marinka terus berusaha melerai keduanya. Hingga akhirnya keributan itu membuat tamu yang masih berada di dalam tempat pesta berlarian ke lorong arah toilet.
"Apa apaan ini Marvin, Thomas ". Suara Tuan Daniel menghentikan pertikaian mereka.
Dengan terpaksa Marvin melepas cengkramannya pada Thomas.
" Ah Tuan Daniel... Tidak ada masalah. Hanya masalah kecil".
"Masalah apa hingga membuat kalian berkelahi seperti ini. Memalukan..!! ". Kata Tuan Daniel marah. Sudut matanya melirik Marinka yang berpenampilan kusut tak karuan.
". Aku memutuskan hubunganku dengan putri Tuan Louis. Tapi dia tidak mau menerima nya. Dan menuduhku berbuat yang bukan bukan. Padahal dia yang mengodaku ".
Jelas Thomas berbohong lagi.
Dalam sekejap terdengar bisik - bisik dari beberapa wanita disitu menjelekkan Marinka.
"kenapa sampai memutuskan hubungan, bukankah dia perempuan baik".
"Tidak tau malu sudah ditolak tapi masih menggoda".
" kenapa putra Tuan Mike sampai mau repot membantu wanita ini. Apa sebenarnya hubungan mereka".
Kurang lebih begitu kata kata yang Marinka dengar. Marinka memejamkan matanya.
Ya tuhan kenapa jadi begini....
" Marvin... Bawa Marinka pulang.. Jangan sampai membuat keadaan semakin rumit ". Tuan Daniel memberi saran.
" Baiklah Tuan Daniel,Aku meminta maaf aku menyesal telah mengacaukan acaramu.. Kami permisi ". Ucap Marvin tulus penuh penyesalan. Marinka hanya menunduk pamit tak bisa berkata apa pun.
Marvin lalu menarik paksa tangan Marinka agar mengikutinya cepat. Karna sepatunya tinggi Marinka kesulitan mengikuti Marvin. Sampai pada akhirnya Marinka terjatuh.
"auchhh...... ". Marinka menunduk memegang pergelangan kakinya. Marvin mau tak mau berhenti. Kaki Marinka mungkin terkilir.
" Apa kakimu patah hah.. Cepat bangun ". Bentak Marvin membuat Marinka terkejut. Selama ini dia tidak pernah melihat Marvin semarah itu.
Air matanya berhasil lolos.
Marinka mengannguk kemudian mencoba berdiri. Berjalan terpincang pincang mengikuti langkah Marvin yang cepat menuju parkiran.
Astaga rasanya sakit sekali. Kakinya seperti mau patah. Marinka menggigit bibir bawahnya agar isakannya tak terdengar Marvin.
Marvin membuka pintu mobil dan menarik tangan Marinka kemudian mendorongnya kasar masuk kedalam mobil. Marinka berkali-kali menyeka air matanya.
Marvin mengemudikan mobilnya dengan kencang. Sesekali terdengar hembusan nafas berat menahan amarahnya. Dan Marinka hanya bisa menangis dalam diam.
Tapi tunggu ini bukan jalan pulang kerumahnya. Tapi ini jalan kearah apartemen Marvin.
Kenapa membawaku kesini....
TBC
Jumat, 10 juli 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
choi yongah
ketahuan sifat jelek Thomas
jahat
2021-08-08
2
Junaedi
poin 8
2021-07-07
1
Alya Alghazali
OMG thorr kasian banget marinka🥺🥺
2020-08-28
2