EPS-11

"Mau kemana!" Bentak Jay, dia heran, kenapa Tere justru berlalu dari sana, bukan ikut makan disampingnya, dan menyiapkan sarapan untuknya.

"Belakang!" Singkat Tere, dia terus berjalan tanpa memper dulikan umpatan Jay, bik Ana yang melihat itu hanya mengutuki keberanian Tere, dia tidak ingin Tere mendapatkan masalah, namun justru wanita itu sendiri yang mencari masalah, mengingat ini pertemuan keduanya setelah 3bulan berlalu.

"Kenapa Nona Tere tidak mengalah saja," batin Bik Ana yang mulai was - was melihat perubahan diwajah Jay, karena bagaimanapun Jay yang berkuasa disini.

"Biar saya saja tuan," bik Ana segera mengitari meja dan akan menyiapkan sarapan Jay, namun langkahnya terhenti ketika melihat Jay mengangkat tangannya, karena tujuan pria itu hanya untuk memberi perintah pada Tere, agar wanita itu sadar akan posisinya saat ini, meskipun jika diluar, wanita itulah yang akan berkuasa, namun tidak untuk saat ini.

"Sepertinya wanita itu mulai kembali akan membuat ulah," umpat Jay dalam batinnya, dia berdiri dan berlalu dari sana, karena pagi ini pria itu ada rapat, dan moodnya sudah buruk, sehingga dia malas untuk menyelesaikan sarapannya.

Tidak lama Jay sudah berada diruangannya.

"Tuan," sapa Dio.

Jay hanya berdehem, "dimana laporan yang saya pinta kemaren?"

Tanpa menjawab, Dio segera menyerahkan maps yang sejak tadi sudah iya bawa untuk diberikan pada bosnya.

Namun tiba - tiba Maps itu melayang tempat dibadan Dio.

"Kurang ajar! Berani sekali mereka menipuku!" Berang Jay, namun tidak lama, seringai Jay terlihat begitu jelas, sehingga Dio menelan salavinya dengan susah payah, Dio kenal betul seperti apa pria didepannya ini, apa lagi senyum mengerikan itu.

"Tuan, ma-maaf, apa yang harus saya lakukan tuan," gagap Dio, apa seperti yang sudah- sudah, pikir Dio.

"Apa kamu akan selalu bertanya dengan Hal yang sudah kamu tahu jawabannya?" Ucap Jay, bahkan Jay menyatukan alisnya demi menatap asisten sekaligus orang kepercayaannya ini dengan tajam.

"B-baik tuan," Dio segera berlalu dari sana dan menelfon seseorang untuk melakukan tugas seperti biasa.

Sehingga sore menjelang, terlihat Dio memasuki ruangan Jay dan memberi tahu, jika semuanya sudah selesai, sehingga senyum mengerikan terbit dari sudut bibir pria didepannya ini.

"Biarkan dia merasakan terlebih dahuli nikmatnya tempat itu, satu minggu lagi saya sendiri yang akan menemuinya," Jay berdiri dan bersiap untuk pulang  karena perjalanan yang iya tempuh cukup jauh, entah kenapa Jay ingin sekali pulang kemansionnya yang berada ditengah hutan, alih- alih untuk memberi pelajaran pada Tere, namun nyatanya Jay tidak seberingas itu pada Tere, Entahlah.

Jay melihat siluit Tere yang tengah menyirami taman, dia bisa melihat dengan jelas dari halaman mansion, "apa ini pekerjaannya setiap hari" gumam Jay, namun tidak lama dia langsung masuk begitu saja, tanpa ada niatan menghampiri wanita itu.

Tok... tok...

"Tuan, makan malam sudah siap!" Terdengar pengawal mansion tengah mengetuk pintu kamar Jay, sebab sejak pulang pria itu tidak keluar kamar sama sekali, setelah mendengar deheman dari dalam, pengawal itupun berlalu dari sana.

"Apa sudah dipanggilkan Qi?" Tanya bik Ana.

"Sudah Bik, kalau begitu saya permisi," Laqi berlalu dari sana setelah memdapat anggukan dari bik Ana.

"Nona," sapa bik Ana ketika melihat Tere berjalan menghampiri dirinya.

"Iya bik, apa yang harus aku kerjakan bik?" Tanya Tere yang baru saja selesai mandi, dia tidak ingin terlambat ke-ruang makan, jika tidak ingin mendengar singa itu mengaung.

"Sudah selesai Nona, sebaiknya Nona makan malam, temani tuan Jay."

"Tidak mau bik! dan tidak akan pernah mau!" Sepontan Tere dengan suara lantangnya.

"Apa yang tidak mau!"

Tere dan bik Ana menoleh, Tere langsung membulatkan kedua bola matanya, sungguh sepertinya tere mengundang masalah untuk dirinya sendiri kali ini.

"Silahkan makan malamnya tuan" sela Bik Ana, bik Ana bisa melihat ketakutan diwajah Tere.

"Apa yang tidak mau!" Ulang Jay tanpa menjawab perkataan Bik Ana, namun bik Ana dan Tere lebih memilih diam.

Jay melihat kedua orang didepannya ini hanya diam, dia lebih memilih duduk setelah menghembuskan nafasnya dalam, "siapkan makan malam saya! dan duduk disini temani saya makan! Mulai hari ini, kamu saya tugaskan menyiapkan segala kebutuhan saya!" Sebenarnya Jay mendengar dengan jelas obrolan keduanya tadi, namun dia memilih diam dan ingin mendengarkan apa jawaban Tere, ketika mendengar penolakan Tere, tiba- tiba ada yang mendidih dalam diri Jay.

"Tidak ada bantahan!" Tambah Jay, ketika melihat Tere yang hendak menjawabnya,Sehingga Tere mengurungkan niatnya untuk menjawab.

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

kayaknya si Jay, minta dicipok bibirnya Tere. Biar gak teriak2 melulu jadi orang.. /Tongue//Tongue/

2024-05-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!