"Berjalanlah cepat! Dasar lelet!" Kesal Jay, karena Tere masih tertinggal dibelakang, sedangkan dia harus menunggu wanita itu didepan lift khusus presdir.
Tere berjalan dengan banyaknya berkas dan rantang makan ditangannya, sedangkan Jay dan Dio sudah berada didepan, menunggu wanita itu yang kesusahan membawa berkas, Jay sengaja menyuruh Tere membawa semua barang- barang yang berada dimobil, karena memang itu rencana Jay membawa Tere kekantor.
"Tuan, biarkan saya mem bantu Nona Tere," namun tatapan tajam Jay mengurungkan Niat Dio untuk membantu Tere, pria itu langsung menunduk dan tidak lagi meneruskan ucapannya.
Sedangkan banyak sekali karyawan yang menggunjing Tere, ketika wanita itu masuk kedalam prusahaan yang bergerak dibidang IT itu.
"Lihatlah wanita itu, apa bos membawa pembantu rumahnya kesini, sungguh menjijikkan."
"Mungkin saja, tapi apa bos gak malu ya, lihat saja penampilannya"
"Kenapa malu," timpal yang lain.
"Apa kamu tidak melihat penampilannya, bahkan OB disini lebih baik dari pada dirinya."
Para karyawan bergidik melihat semua itu.
Seluruh desas desus perkataan para Karyawan disana bisa didengar dengan jelas oleh Tere, meraka bukan berbisik, melainkan mengatai Tere dengan jelas, tanpa ada rasa takut sedikitpun, apa yang perlu ditakutkan, pikir mereka semua.
Dari kejauhan, Jay juga melihat dan mendengar gunjingan para karyawannya, dia tidak pedulu, bahkan terlihat sekali senyum licik diwajahnya, Dio dapat menangkap itu walaupun hanya sekilas menatap atasannya itu.
"Jangan berani bermain api tuan, atau anda akan terkena sendiri nanti," batin Dio, Dio kasihan melihat Tere yang kesusahan, namun dia juga tidak bisa membantu apa- apa, dan hanya bisa memberi semangat melalui senyuman saja, yang justru terlihat menyebalkan dimata Tere.
Tere kini sudah berdiri dihadapan Jay, dan Dio segera memencet tombol lift untuk menuju lantai 8, dimana disana ada ruangan Jay, agar segera sampai, Dio sungguh tidak tega pada wanita didepannya ini, karena jelas- jelas bosnya hanya mengerjainya saja, sebab berkas itu bukan untuk kantor ini.
"Sabar Tere, seperti biasa, anggap saja ini hasil perbuatanmu dimasa lalu" batin Tere, meskipun merasa tidak terima, apa lagi mendengar gunjingan para karyawan, namu dia tidak bisa berbuat banyak, yang bisa dia lakukam hany diam dan diam, mau menyahutipun tidak mungkin, bukan karena takut, tapi dia tidak ingin ada masalah lagi.
"Hufff akhirnya," Tere bisa bernafas Lega, ketika sudah sampai diruangan Jay dan menaruh semua barang bawaannya, dia mengatur nafasnya yang ngos- ngosan.
"Apa yang masih kamu lakukan disini!"
Tere menatap bingung pada Jay, namun dia juga tidak ada niatan untuk bertanya.
"Cepat buatkan saya kopi! Awas saja kalau rasanya tidak enak!" Ancam Jay.
"Cepat keluar! Kenapa masih berdiri disini!"
"Saya tidak tahu, dimana pantrinya," jawab Tere dengan sedikit dongkol.
"Apa kamu bisu! Sehingga tidak bisa bertanya pada karyawan lain diuar!" Sarkasnya.
Tanpa banyak kata, Tere langsung keluar, sungguh, Tere merasa sesak nafas jika terus bersama pria didepannya ini dalam satu ruangan.
"Maaf mbak, mau tanya, pantry dimana ya?" Tanya Tere pada sekertaris Jay yang berada diluar ruangan, Tere menatap penampilan wanita didepannya ini, dia merasa malu sendiri melihatnya, karena bajunya yang seperti sesak, dan belahan dadanya yang terlihat jelas, Tere jadi mengingat kelakuannya dimasa lampau, dimana dia suka sekali pakai baju kurang bahan seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Mainah Inah
kasih racun aja itu bos yang sukanya celap celup jijik
2024-06-16
1
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
sabar aja ya Tere. Mending peletin aja si Jay...
Biar kapok kebucinan sama lu, pake aji Semar mesem Jaran goyang😂
2024-05-08
0
M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤
trkdg ada gunany org sprt tere mndpt prlkuan sprti ini,itu utk mnydarkan bhwa prlkuny yg dlu sngt buruk,tpi wlwpn dmikian,jay tdklh ptut mngluarkn umpatan ksr sprt wnita mrahan
2024-02-14
1