EPS-07

"Nona Tere."

Tere segera membuka kedua matanya, yang kini tengah bersandar disofa yang ada diarea taman belakang, ketika bik Anak menyentuk pundaknya.

"Bik Ana," sapa Tere, Tere merenggangkan otot-otonya.

Bik Ana menyodorkan segelas jus pada Tere yang sepertinya sangat kelelahan, bagaimana tidak kelelahan, jika kini Tere baru saja usai membersihkan seluruh taman yang luasnya luar biasa.

"Jika Nona lelah, istirahatlah, biar bibik yang mengerjakan ini," bik Ana tidak tega, melihat Nona muda dari keluarga Anderson harus melakukan tugas seorang pelayan, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak, karena ini adalah perintah langsung dari tuan Jay, dan juga disetujui oleh tuan Ziko tentunya.

"Tidak usah bik, sebentar lagi selesai, nanti Saya istirahat kalau bibik juga istirahat," tolak Tere halus, mana mungkin Tere tiduran, jika yang lain bekerja, belum lagi jika Jay datang, sudah bisa dipastikan pria itu akan memakinya habis-habisan, entah kenapa pria itu masih saja benci pada Tere, meskipun sudah bertahun-tahun berlalu.

"Tapi Nona, anda sangat kelelahan."

"Tenanglah bik, tidak perlu hawatir," Tere melanjutkan meminun jus mangga yang dibuatkan Bik Ana untuk dirinya.

"Kalau begitu bibik kedalam dulu, jika Nona butuh apa-apa panggil saja bibik, atau mang asep," ujar bik Ana.

"terima kasih bik, jusnya."

"sama-sama nona, bibik permisi dulu."

Tere hanya mengangguk disertai senyum manisnya, dia terus menatap bik Ana hingga benar-benar masuk kedalam mansion megah itu, dia meletakkan jus itu dimeja, dan kembali bekerja, karena hari mulai beranjak sore.

Tidak terasa Jam sudah menunjukkan pukul 5sore, Tere mulai memasuki mansion untuk mandi, karena dia akan membantu bibik memasak didapur untuk makan malam, meskipun ini pertama kalinya buat Tere, tapi Tere akan berusaha semampu dirinya.

Baru beberapa langkah memasuki mansion, dia bertemu Jay yang juga baru pulang kerja, tanpa mau menatap atau menyapa Jay, Tere berlalu begitu saja, tanpa ada niatan untuk sekedar basa-basi.

"Apa matamu buta! Sehingga tidak melihat saya ada disini! Apa begini caramu menghormati majikanmu!" Suara gelegar Jay mampu membuat Tere berhenti melangkah.

Tere berbalik dan berjalan menghadap Jay, "selamat datang tuan, saya permisi kedapur dulu." Tere membungkuk hormat dan berlalu dari sana, agar menghemat waktu, tanpa harus lama-lama dengan pria didepannya ini.

"Buatkan saya kopi!"

Tere menghentikan langkahnya tanpa menoleh, "Baik tuan." Tere manrik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar, dia kembali melangkah, apa Tere akan kuat jika terus dibentak seperti itu oleh Jay, apa dia akan benar-benar iklas menerima takdirnya, yang katanya sebagai karmanya dimasalalu, ternyata cukup sakit rasanya jika perlakukan buruk oleh seseorang, pikirannya kembali berputar, dimana dulu dia akan memaki para Nani jika mereka salah sedikit saja.

"Dasar bodoh! Tidak becus! Apa kalian hanya bisa menunduk seperti patung hah!" Tere mengingat potongan demi potongan perkataannya dimasa lalu pada seluruh ART yang ada dikelaurga Anderson, dia memejamkan kedua matanya, ketika mengingat semua itu.

Jay berjalan menuju kamarnya, dia mengendurkan dasinya dan melepas Jas yang melekat sempurna ditubuhnya, wajah tampannya tidak berkurang, meskipun wajah itu terlihat sangat lelah.

"Permisi tuan, ini tehnya," Tere mengetuk pintu kamar Jay, sehingga membuyarkan lamunan sang tuan rumah.

Jay hanya berdehem, Tere masuk dan meletakkan teh dimeja yang berada didepan Jay, tanpa rasa malu sedikitpun Jay melepas bajunya begitu saja, sehingga terlihat jelas pahatan indah ditubuh Jay.

"Apa yang kamu lihat!" Bentak Jay, karena tanpa sengaja dia melihat Tere yang melirik kearahnya, dan sedang memandang tubuh kekar itu.

"Tidak tuan!"

"Apa kamu menginginkan tubuh ini," ujar Jay dengan seringai licik, "apa kamu sudah sangat menginginkan belayan para pria?"

"Jaga bicara anda tuan! Saya bukan wanita yang seperti itu!" Marah Tere, karena dia merasa Jay sedang merendahkan dirinya, apa sebenarnya yang pria didepannya ini pikirkan.

Jay tertawa keras mendengar perkataan Tere, "sungguh kah? Bukannya kamu sudah biasa dibelai bebas oleh banyak pria!"

Deg,,, sungguh mulut pria didepannya ini sangat luar biasa berbisa, sehingga dengan bebas berkata seperti itu.

"saya permisi tuan" Tere langsung pergi dari sana, dia tidak ingin mendengar lagi ucapan yang lebih dari ini, hatinya tidak selapang itu untuk mendengarnya.

Terpopuler

Comments

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

tampol aja tuh mulutnya Jay, Re...
Pake bakiak atau pake nampan yg kamu bawa...
Asem bener,tuh orang

2024-05-06

1

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥

koq teh, kan tadi Jay minta kopi😯

2024-05-06

1

M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤

M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤

alah jay nnti kau kpincut bru tau rsa

2024-02-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!