"Mamah!"
Teriak anak kecil yang kini terus melambaikan tangannya pada seorang wanita yang duduk ditaman sambil melamun, sehingga lamunan wanita itu terganggu dengan teriakan yang cukup keras, wanita itu menoleh.
Terlihat anak kecil itu tengah menangis dengan sangat pilu, sehingga membuat wanita itu ikut menangis juga, hatinya tersayat mendengar tangisan seorang anak yang begitu memilukan.
"Anak tampan, kenapa menangis, dimana ibu dan ayahmu?" wanita itu mengelus kepala sang anak dengan begitu lembut, sehingga anak itu manatapnya begitu nyalang.
"Kau jahat! Aku benci padamu! Karena kamu tidak pantas menjadi ibuku!" Teriak anak kecil itu dengan menggebu, tidak lama anak itu berlalu dari sana dengan berlari kencang.
Deg...
"Tidak!!" Tere terbangun dengan nafas yang memburu, dia teringat akan mimpinya itu, dia merasakan ada sesuatu yang sakit dalam dirinya, entah kenapa dia merasa tidak nyaman.
"Prasaan apa ini, apa dia baik-baik saja," gumam Tere, Tere keluar dari kamar, karena merasa tenggorakannya kering, bahkan peluh begitu banyak diwajahnya, selain mimpinya yang seperti nyata, kamarnya juga pengap, sehingga dia kepanasan didalam sana, namun dia sudah tidak ingin protes lagi, biarkan lah seperti ini, pikir Tere.
"Apa yang kau lakukan malam-malam begini didapur!" Bentakkan itu mengagetkan Tere yang tengah meminum, hingga wanita itu tersedak, karena terkejut.
"Minum!" Jawab Tere dengan padatnya, kenapa harus bertemu pria ini disaat hatinya gelisah, ingin sekali rasanya tere melepar pria didepannya ini dengan gelas yang ada ditangannya, namun dia tidak punya cukup keberanian untuk melakukan itu, sudah pasti dirinya yang akan kalah.
Jay yang mendengar jawaban Tere hanya diam saja, tanpa ada niatan protes, karena sudah berani menjawabnya dengan ketus, sebab tubuhnya cukup lelah, meskipun hanya untuk berdebat, Jay baru saja pulang dari club, berkumpul dengan seluruh teman-temannya, sehingga merasa kelelahan.
Baru saja tere akan melangkah pergi, sebuah perintah menghentikan langkahnya.
"Buatkan saya teh hangat!"
Tanpa menjawab, Tere langsung membuatkan teh hangat untuk pria yang sudah berlalu dari hadapannya, dia terus menatap pria itu yang kini berjalan menuju keruang tengah.
"Apa tenggorokannya tidak sakit, setiap berbicara harus berteriak," gumam Tere yang kini mulai menyeduh teh, hampir 1bulan berada ditempat Jay, Tere mulai lihai dalam banyak hal, dari memasak hingga ke yang lain.
Tidak lama teh itu jadi, dia berjalan menuju ruang tengah, dia bisa melihat dengat jelas, pria itu tengah menonton televisi, meskipun ruangannya gelap, namun cahaya besar televisi itu bisa memperlihatkan pria jangkung yang duduk dengah gagahnya disebuah sofa.
"Ini tehnya tuan," Tere meletakkan teh itu dihadapan Jay.
Jay terus menatap gerak gerik Tere, mulai dari wanita itu datang hingga menaruh teh dihadapannya, terlihat Tere berbalik hendak berlalu dari sana, namun ada sebuah kaki yang memang sengaja menghalangi jalan Tere, sehingga wanita itu terjatuh kelantai.
Tere berdiri dan menatap Jay dengan nyalang, bukannya dia tidak tahu jika Jay sengaja melakukan itu padanya, karena walaupun gelap, dia bisa melihat Jay yang dengan sengaja melakukan itu.
"Kenapa melotot padaku! Apa mau mengajakku beranten!" Tantang Jay, Jay yakin Tere hanya sabar sesaat, jadi dia ingin memancing sifat kasar itu, karena Jay masih tidak yakin dengan prubahan Tere akhir-akhir ini.
Tere berusaha mengatur emosi dalam dirinya, dia berlalu dari sana, setelah bisa mengatur emosi yang ingin meledak, karena bagaimanapun, lututnya merasa sakit, akibat terbentur marmet yang kini iya injak, Tere terus berjalan meninggalkan Jay, bahkan dia tidak memper dulikan umpatan Jay yang masih terdengar ditelinganya, sungguh berat sekali mencoba untuk menerima semua kekerasan ini, dan lagi-lagi dia berfikir jika ini balasan untuknya.
"Hufff... sabar Re," gumam Tere yang kini sudah berada didalam kamarnya, dia kembali tidur, karena jam masih pukul dua dini hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
kayaknya si Jay,yg kangen diajak debat. Mungkin
2024-05-06
1
M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤
krn brdebat bkan solusi,lbh baik diam.
2024-02-12
0