Episode 16

Bara kini sedang menyetir mobilnya dengan perlahan namun seperti nya dia terus melirik ke arah Rose yang terus mengawasinya dari kursi belakang, itu membuat Bunga menaruh curiga terhadap keduanya mungkin saja sesuatu terjadi saat Bunga membeli keperluannya tadi.

Di sepanjang jalan Rose terus melihat ke arah Bunga dan Bara dengan senyum di wajah kecilnya.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak sebentar tapi tidak lama juga mereka akhirnya sampai di rumah Bunga, Rose yang sudah mendapatkan mainan segera turun dan pergi "Kak Rose ke kamar dulu ya" Ucap Rose langsung pergi.

"Pelan-pelan jangan lari Rose" Ucap Bunga menasehati Rose yang terlihat sangat senang dan berlari masuk.

Kemudian Bara membantu Bunga mengeluarkan belanjaan nya "Aku taruh di sini ya" Ucap Bara kepada Bunga.

"Terimakasih kak, kak Bara mau minum apa? " Ucap Bunga.

"Apa saja" Ucap Bara yang terlihat haus setelah menyetir.

"Jus jeruk apakah cukup" Ucap Bunga yang mendapat anggukan dari Bara.

Bunga segera membuat dua jus jeruk untuk mereka berdua jus yang terlihat sangat segar meski hanya melihat nya saja, Bunga selesai membuatnya dan menyajikannya kepada Bara Bara langsung meminumnya rasanya begitu segar membuat Bara terlihat lebih rileks.

"Kak apa sesuatu terjadi kenapa sepertinya Rose sadari tadi terus menatapmu? " Pertanyaan Bunga itu membuat Bara terdiam sejenak, tiba-tiba teringat dengan pertanyaan Rose tadi.

FLASHBACK ON

"Benarkah kakak setampan ini belum memiliki pacar" Rose kini menatap Bara tidak percaya

"Apakah kakak tampan, tapi sayang kakak ini orang nya suka pilih-pilih" Ucap Bara setengah sombong dan setengah bercanda menanggapi perkataan Rose.

"Jadi kalau kak Bunga apakah kakak akan memilihnya" Perkataan Rose itu membuat Bara tersedak ke dua kalinya "Apakah kakak mau menikah dengan kak Bunga" Ucapan Rose benar-benar membuat Bara tak bisa bernapas.

"Emm Rose menikah tidak semudah yang di bayangkan" Jawab Bara menatap Rose.

"Kenapa tidak mudah, ah Rose tau apa kakak tidak menyukai Kak Bunga"

"Bukan begitu" Jawab Bara yang seakan mendapatkan pertanyaan jebakan

"Jadi kakak menyukai kak Bunga lalu kenapa tidak menikah jika kakak menyukainya" Ucap anak kecil polos itu membuat Bara bingung sendiri.

"Itu Rose jika aku menyukai kak Bunga tapi belum tentu dengan kak Bunga" Ucap Bara yang sudah tidak lagi dapat berkata-kata dengan baik dia tak berkutik di depan gadis berusia delapan tahun itu

"Kakak pasti menyukai kak Bara, jadi kak Bara kau harus menikahi kak Bunga dan membuat dia bahagia ya" Ucap Gadis kecil itu dengan terang-terangan membuat Bara tak bisa lagi berkata-kata.

FLASHBACK OFF

Bunga melambaikan tangannya di depan Bara yang masih terdiam hingga Bara tersadar "Kak kenapa diam saja apa terjadi sesuatu pada kalian? " Tanya Bunga menatap Bara yang masih terlihat bingung.

"Tidak ada yang terjadi mungkin dia terlalu senang setelah aku mengajaknya bermain tadi " Ucapan Bara membuat Bunga mengangguk mungkin Bunga berpikir terlalu berlebihan.

"Ah mungkin itu benar karena kami satu keluarga jarang berlibur atau bermain bersama, ibu selama ini sibuk bekerja akupun sama sedangkan ayahnya hanya sibuk berjudi kak Bara terimakasih sudah mengajaknya jalan-jalan dan membuatnya bahagia" Ucap Bunga menunduk berterimakasih kepada Bara.

"Tidak perlu berterimakasih aku juga merasa senang hari ini " Ucap Bara.

"Baiklah kalau begitu ayo di habiskan" Ucap Bunga yang menyuruh Bara untuk minum lagi.

"Bunga apa kau sudah mendapatkan semuanya? " Tanya Bara yang mendapatkan anggukan dari Bunga.

"Ya aku sudah membeli semuanya, semoga saja hari ini berjalan lancar" Ucap Bunga yang mulai menghela nafasnya teringat akan apa yang akan dia lakukan malam ini.

"Baiklah aku akan kembali nanti malam nikmati waktumu dengan Rose sekarang" Ucap Bara

"Aku mengerti" Ucap Bunga Bara segera pergi dari rumah Bunga, Bunga mengantarkan Bara dari pintu rumahnya dan melambaikan tangannya.

Bara yang melihat dari kaca tersenyum tanpa sadar melihat tingkah Bunga yang menurutnya sangat manis "Menikahinya apakah aku pantas" Ucap Bara yang tersenyum miris.

Sedangkan Bunga segera menarik tangannya setelah kepergian Bara "Door kakak kenapa membiarkan kak Bara pergi" Ucap Rose itu yang membuat Bunga terkejut.

"Kenapa tentu saja karena kak Bara memiliki urusan lain " Jawab Bunga.

"Tapi kakak seperti tidak rela kak Bara pergi" Ucapan Rose itu membuat Bunga menatap adiknya itu.

"Apa yang kau katakan Sayang siapa yang tidak rela" Jawab Bunga

"Itu kakak terus memperhatikan mobil kak Bara meskipun sudah tidak terlihat, kak Bunga kau menyukai kak Bara ya" Ucapan Rose dengan wajah polosnya

"Tentu saja, Rose juga suka bukan ada kak Bara di sini" Ucap Rose.

"Hmm suka, kak kenapa kakak tidak menikah saja dengan kak Bara jika kakak suka" Ucapan Rose itu membuat Bunga terkejut dan mencubit pipi Chubby milik Rose itu.

"Menikah, dari mana pikiran itu berasal hah benar-benar" Ucap Bunga yang hanya menanggapi ucapan Rose itu sebagai candaan dia menggelitik adiknya itu membuat adiknya berteriak minta ampun.

"Ah kakak hentikan ah itu geli" Rose segera kabur dari kakaknya itu.

"Menikah dengan kak Bara, itu tidak mungkin nanti malam aku akan benar-benar masuk ke dalam gerbang kegelapan itu aku tentu tidak pantas untuk nya" Ucap Lirih Bunga yang terlihat menatap ke depan.

Sore menyapa Dikta sudah berada di mobilnya dengan Kenny "Kenny pergi ke rumah sakit" Ucap Dikta yang mendapat anggukan dari Kenny.

"Baik tuan" Ucap Kenny yang kini melajukan mobilnya ke arah rumah sakit.

Kenny memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit Diktator kemudian keluar dari mobil "Kau tunggu di sini saja" Ucap Dikta yang segera berjalan menuju ruangan istrinya.

Kenny menatap punggung bosnya itu tatapan yang terlihat begitu hormat dan salut terhadap bosnya itu. "Bos dia benar-benar mencintai istrinya" Ucap lirih Kenny.

Kenny memilih pergi ke area merokok untuk melepas dahaganya kepada barang kecil itu.

Dikta sudah berada di kamar istrinya istrinya masih saja terbaring tak berdaya dan belum ada tanda-tanda untuk kebangunan nya, Dikta ingin mengusap pipi istrinya itu tapi tiba-tiba dia menarik tangannya kembali "Masih tidak ingin bangun apa kau ingin aku mengganti posisimu hah" Ucapan Dikta itu membuat Dikta emosi sendiri. "Apa yang barusan aku katakan" Ucap Dikta lagi saat dia tersadar akan kata-kata nya.

Tiba-tiba Dikta teringat kejadian di restoran itu tiba-tiba wajah Bunga terbayang di benaknya lagi tahi lalat di leher Bunga itu membuat Dikta penasaran namun segera menggelengkan kepalanya "Tidak mungkin" Ucap Dikta yang kemudian ingin melihat leher istrinya tapi di urungkan.

"Haruskah aku mencari wanita itu" Ucap Bara yang baru kali ini terlihat bingung dengan tindakannya.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

knp dngn Dikta ko dia begituu..

2024-11-09

0

Dewii Fatmaa

Dewii Fatmaa

duhhhhh kira² dgn siapa kah nanti mlm bunga ?? apkah ktmu dikta lg atau orng lainnya...
yukkk cari bunga aja deh dikta... tp kelak jika istrimu bngun dan tdk ikhlas kau mnikah lg bgaimana. next up thor... pusing jadi nya😁

2023-10-15

1

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

masih misteri ya Dikta

2023-10-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!