Episode 9

"Aku tidak ingin melakukan itu, tapi apakah aku benar-benar masih ada cara memuaskan tanpa melakukan" Ucap Bunga yang bahkan ragu dengan keputusan nya sendiri.

"Sudahlah ini sudah sangat larut, kau kembalilah ke rumah kita pikirkan caranya besok" Ucap Bara spontan membuat Bunga mantap penuh harap pada Bara.

"Tunggu apakah itu artinya kau akan membantuku" Ucap Bunga yang terlihat sangat berharap pada Bara.

"Hah, apa aku mengatakan akan membantumu sudahlah turun sana aku masih memiliki pekerjaan" Ucap Bara yang baru menyadari apa yang dia katakan

"Huh baiklah aku turun" Ucap Bunga yang langsung turun dari mobil "Tapi jangan lupa besok aku akan menunggu mu di rumah ok" Ucap Bunga yang tersenyum kepada Bara kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

Setelah kepergian Bunga, Bara menyenderkan tubuhnya "Ck! apa yang kau lakukan Bara ada apa dengan mu kenapa kau terlalu ikut campur dengan kehidupan nya, sepertinya ada yang aneh dengan ku" Ucap Bara yang terus mengoceh dengan dirinya sendiri dia sendiri tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, dia sebelumnya bersikap dengan kepada semua wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam hanya dengan Bunga saja dia bisa akrab secepat ini.

Bara tidak mau ambil pusing lagi dia memilih untuk mengemudikan mobilnya pergi melaksanakan pekerjaan nya yang lain karena bukan hanya Bunga yang dia tangani, Bunga belum layak memiliki pengawal pribadi.

Bunga sudah masuk ke dalam kamarnya dia menatap dirinya di depan cermin dia melihat dirinya yang begitu berantakan "Hidupku benar-benar kacau, apakah aku tidak akan pernah bahagia dalam hidupku " Ucap Bunga yang menatap hina dirinya sendiri di dalam cermin Bunga tak kuasa menahan tangis nya dia begitu lelah dia ingin berhenti dia tak sengaja melihat gunting di meja rias nya dan mengambilnya dia mengarahkan gunting itu ke pergelangan tangannya namun tiba gunting itu terjatuh dia teringat apa yang akan terjadi jika dia mati adiknya akan menanggung semuanya, hutangnya ibunya yang sedang koma, Bunga tersadar jika dia bunuh diri adiknya yang akan menderita.

Bunga menangis tersedu-sedu dan terus menyalahkan dirinya yang ingin melakukan hal bodoh itu "Apa kau sudah gila Bunga, apa kau bodoh apa kau layak di sebut seorang kakak bagaimana kau bisa berfikir bunuh diri dan melimpahkan semua nya pada adikmu yang masih kecil kau bodoh Bunga kau bodoh dasar kau bodoh" Bunga mencoba menampar dirinya untuk menyadarkan dirinya sekaligus menguatkan hatinya.

Bunga kini sepenuhnya sudah sadar dia kemudian memilih untuk menjatuhkan dirinya ke kasur miliknya dia melihat langit-langit kamarnya dan perlahan matanya terpejam karena lelah sudah Menyelimuti nya.

Rose sudah bangun dari tadi dia bahkan membiarkan cahaya pagi masuk ke dalam kamar ibunya itu, Rose si kecil itu menatap ibunya yang tengah berbaring tak sadarkan diri "Ibu ibu akan segera bangunkan aku dan kakak sedang menunggu ibu, ibu jangan lama-lama ya tidurnya" Ucap gadis kecil itu yang berusaha mengobrol dengan ibunya Rose mencium pipi ibunya dan mengusapnya beberapa kali dengan lembut menggunakan tangan kecilnya.

Dokter dan suster yang mendengarkan ucapan anak kecil itu merasa kasihan dan bahkan air mata mereka begitu saja keluar melihat pemandangan haru di depannya. "Selamat pagi cantik" Sapa dokter jaga yang semalam juga sudah berjumpa dengan Rose.

"Selamat pagi dokter, dokter apakah ingin memeriksa ibu" Tanya Rose dengan senyum.

"Iya cantik" Ucap dokter itu

"Kalau begitu apakah ibu akan segera bangun" Tanya polos Rose gadis kecil yang berharap ibunya segera bangun dari tidur panjangnya.

"Tentu saja jika Rose terus berdoa dan percaya ibu akan bangun, ibu pasti bangun" Ucap dokter itu berusaha menguatkan gadis kecil itu

"Pasti aku akan selalu berdoa untuk ibu dan menunggu nya sampai dia bangun" Ucap Rose dengan penuh keyakinan membuat semua orang yang melihat tingkah gadis kecil itu merasa terharu dan ingin memeluk dan menguatkan nya.

"Bagus, kalau begitu bisakah Rose menunggu di luar sebentar" Ucap dokter itu.

"Aku mengerti dokter, dokter tolong rawat ibu ya" Ucap Rose tersenyum dan berusaha turun dari kursinya dan berjalan keluar.

Dokter menyuruhnya keluar karena ingin memeriksa dan juga memberikan suntikan kepada ibunya , dokter itu tidak ingin anak sekecil itu melihat nya.

Semua prosedur sudah di lakukan bahkan suster sudah membantu mengganti baju dan mengusap tubuh ibu Rose, karena Bunga memberikan ruang VIP tentu saja layanannya sangat baik.

Dokter sudah keluar suster juga sudah selesai membersihkan ibunya, "Rose ibumu sudah cantik bagaimana jika kau juga mandi" Ucap Suster itu yang ingin membantu gadis kecil itu membersihkan diri.

Rose mengangguk "aku akan melakukannya suster tapi aku tidak memiliki baju ganti" Ucap Rose.

"Oh begitu bagaimana jika suster membantu Rose untuk mendapatkan baju ganti" Ucap Suster itu.

Rose menggelengkan kepalanya dan menunjuk ke arah belakang suster membuat suster itu menengok Bunga ternyata sudah berjalan ke arah Rose "Selamat pagi suster" Ucap ramah Bunga.

"Selamat pagi mbak Bunga" Ucap Suster jaga yang semalam juga sudah bertemu dengan Bunga.

"Terimakasih sudah menjaga adik saya" Ucap Bunga.

"Tidak tidak saya tidak merasa sedang menjaga siapapun Rose sangat hebat dan mandiri" Ucap suster itu memuji membuat Bunga tersenyum.

"Terimakasih suster" Ucap Rose yang berterimakasih atas pujian untuk nya.

"Kalau begitu saya permisi untuk melanjutkan pekerjaan saya" Ucap Suster itu.

"Terimakasih suster" Ucap Bunga yang mengiringi kepergian suster itu.

"Rose kau belum mandi kan, bersihkan dirimu dan kita makan bersama ok" Ucap Bunga yang tadi membelikan makanan jadi untuk Rose.

"Baik kak" Ucap Rose yang berjalan masuk ke ruang ibunya di ikuti dengan Bunga, Bunga menaruh barang-barang yang dia bawa di meja yang tersedia di sana, dia kemudian berjalan ke tempat duduk di samping ibunya "Selamat pagi bu, ibu cepat bangun ya Rose dan aku menunggu mu" Ucapan Bunga sama persis dengan ucapan Rose kedua anak itu mengucapkan hal yang sama karena tidak tega melihat ibunya seperti itu.

Tak lama Rose keluar dari kamar mandi dia sudah rapi dan wangi "Kak, apa kau menangis" Tanya Rose yang berjalan ke arah Bunga yang melihat mata Bunga berkaca-kaca Bunga segera menggelengkan kepalanya.

"Tidak kakak tidak menangis" Ucap Bunga.

"Baguslah kalau begitu kak ibu tidak boleh tau kalau kita sedang sedih atau menangis itu akan membuat nya tidak mau bangun apa kakak mengerti" Ucapan gadis kecil itu lah yang membuat air mata Bunga menerobos paksa keluar Bunga memeluk adiknya itu yang bersikap di luar usianya dia begitu tegar membuat Bunga malu dengan dirinya sendiri.

"Kakak mengerti, kakak tidak akan menangis" Ucap Bunga yang tak selaras dengan apa yang terjadi.

Setelah memeluk Rose Bunga dengan cepat menghapus air matanya "Rose bagaimana jika kita makan sekarang" Ucap Bunga.

"Baiklah ayo kita sarapan kak" Ucap Rose yang menggandeng kakaknya untuk duduk di sofa yang di sediakan di ruangan itu.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

sudah mulai nyaman antara bara dan bunga

2024-11-09

0

Dewii Fatmaa

Dewii Fatmaa

smnggggat yukkkk bunga dan rose🙏🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻

2023-09-09

1

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

@♕🍾⃝𝙾ͩʟᷞıͧvᷠεͣᵉᶜw⃠❣️

nah kan bara jadi nyaman sama bunga uhukk

2023-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!