Seorang gadis kecil memakai sebuah piyama masih asik dalam mimpi indahnya, ia bahkan tak memperdulikan suara alarm yang terus terusan berbunyi sejak tadi. Rivera sangat enggan untuk bangun, matanya masih menginginkan untuk tidur. Ia sangat mengantuk sekali, bahkan suara apapun yang membangunkan nya ia masih saja tidur pulas dalam kasur besar nan empuknya itu.
Seusai diantar Jean, Rivera sampai di mansion nya pukul satu tepat. Untung saja saat ia sampai tak ada seorangpun dalam mansion itu, apalagi orangtua. mereka semua sudah tidur terlebih dahulu. Jika saja saat malam itu Rivera ketahuan pulang sampai dini hari, entah apa nasib yang akan Rivera terima, pasti akan dimarahi habis habisan oleh orangtuanya.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 07:30, alarm Rivera berbunyi untuk kesekian kalinya tapi kini lebih kencang dari sebelumnya hingga membuat Rivera mau tak mau harus bangun dari mimpi indahnya.
"ANJ?? JAM BERAPA INI BGST!." Mata Rivera seketika melotot, posisi yang tadinya masih rebahan langsung duduk begitu melihat alarm yang hendak ia matikan tadi.
"KALAU GINI CERITANYA GUA TELAT ANGZAI." Tanpa babibu lagi Rivera langsung bangun mengambil seragam dan menuju kamar mandi.
Sebenarnya jam masuk sma cendrawasih itu pukul 08:00 sedangkan perjalanan Rivera dari rumah menuju sekolahnya membutuhkan waktu sekitar 40 menit an.
8 menit telah berlalu akhirnya Rivera selesai mandi dan ganti seragam, dengan gerakan secepat kilat Rivera menuju kearah cermin untuk merapikan rambut dan memakai beberapa skincare hingga make up tipis.
"Apes bener gua pas jadi Rivera."
Setelah siap semuanya kini ia turun kelantai satu, untuk kali ini masalah Rivera adalah siapa yang akan mengantarkannya nanti, ia ingin meminta bantuan kepada sopir sedangkan sopir rumah sibuk semua dan tidak bisa ditelpon, Rivera sangat ingin berangkat bareng dengan abang abangnya tapi mereka sudah berangkat terlebih dahulu, bahkan ruang makan pun sudah sepi hanya ada beberapa pembantu saja.
"Pesen ojek online aja deh." Langsung saja Rivera memesan ojek online, sekitar 6 menit kemudian akhirnya ojek tersebut datang tepat didepan mansion Rivera.
"Pak nanti ngebut kek super dede ya!!." Ucap Rivera sambil mengambil helm ojek tersebut dan tanpa aba aba langsung naik hingga membuat ojek itu sedikit plonga plongo.
Selama perjalan Rivera hanya bisa batin, setiap detik Rivera melihat kearah jam tangan nya, ia panik bagaimana nanti jika ia terlambat dan lebih paniknya bagaimana jika ia nantinya dihukum, buruk sudah martabat nya walaupun emang sudah buruk dari sananya.
"Sudah sampai dek." Lamunan Rivera buyar ketika ojol itu berhenti. Rivera langsung melepas helm dan turun dari motor, tak lupa ia membayar uangnya.
"Makasih ya pak."
"Sam-." Belum sempat ojo tersebut menjawab Rivera sudah lari terlebih dahulu.
Rivera lari sekuat tenaga, tapi sayangnya saat ia sudah sampai tepat didepan gerbang sekolah, gerbang tersebut sudah ditutup rapat rapat.
"Waduh pak.... Saya belum masuk, kok ditutup." Ucap Rivera sambil melihat lihat kearah halaman sekolah yang dimana sudah sepi, pasti semua murid sudah berada dikelas masing masing padahal Rivera hanya telat 7 menit saja.
"Kamu telat bagaimana bisa masuk."
"Loh pak, kan cuma telat. Yang penting kan masih ada keinginan buat masuk, gak bolos kan pak?."
"Tapi tetap aja kamu telat."
"Pak, gini loh pak apakah seorang siswa yang telat itu tidak diperbolehkan untuk masuk kesekolah? Mending bolos aja ga sih? Iya ga?." Padahal hari ini mood Rivera sedang berantakan tak karuan, tapi ia harus berdebat dengan satpam terlebih dahulu. Ingin rasanya Rivera bolos saja.
"Gak ada pembenaran apapun, tunggu sampai osis datang dan memberikan hukuman."
"Lah kok osis pak yang hukum, aku anak donatur utama loh pak, seharusnya aku di spesialin pak. Bapak jangan gitu dong aku gak telat pak sumpah. Aku cuma datang belakangan. Tolong lah pak biarin incess cantik ini masuk, ya ya ya yaaaa." Rivera menyatukan kedua telapak tangannya seperti sedang memohon, ia bahkan membulatkan kelopak matanya dan tersenyum genit menggoda satpam itu agar bisa luluh.
"Pak please-."
"Ngapain lo disitu?." Belum sempat Rivera melanjutkan kata katanya, ucapannya sudah dipotong terlebih dahulu oleh seorang cowo yang ada tepat dibelakang tubuh pak satpam.
"Buset mamake, incess kaget uyy." Ucap Rivera, ia kaget mendengar suara orang lain tapi lebih kagetnya melihat orang itu adalah Jean.
"Lo tanya ngapain gua disini? Ngepet an jean!." Jawab Rivera dengan cepat, sudahlah hari ini sudah sangat lemah letih lesu loyo.
Mendengar jawaban ngawut dari Rivera Jean hanya bisa menggeleng dan menghela nafas panjang.
"Apa alasan lo telat?." Tanya Jean, ia selalu menanyakan pertanyaan seperti itu jika melihat ada murid yang datang terlambat. '
"Ya lo ingatlah kejadian tadi malem." Jawaban reflek dari Rivera membuat satpam itu salah tangkap dan melotot terkejut.
"Anjr, bukan gitu maksut nya paak!." Rivera berusaha menjelaskan saat melihat ekspresi pak satpam yang menyebalkan.
"Pak buka saja gerbangnya, biar saya yang urus." Pinta Jean kepada pak satpam untuk membuka gerbang sekolah tersebut agar Rivera bisa masuk.
"Syiap." Pak satpam itu langsung membuka gerbang sekolah, belum ada semenit gerbang sekolah tersebut terbuka Rivera sudah ancang ancang untuk berlari.
Belum ada 3 jangkah Rivera berlari, tas yang Rivera kenakan sudah ditarik oleh Jean hingga membuatnya mundur beberapa langkah.
"Mau kemana lo?." Ucapnya dengan keadaan masih menahan tas Rivera keatas, seperti induk kucing menggendong anaknya.
"Lah kan tadi gua boleh masuk, otomatis lo maafin gua kan? Nah gua mau cepet cepet ke kelas nihh, duh keburu jam 9 nanti."
"Siapa yang per bolehin? Siapa yang maafin?."
"Tadi pas nyuruh pak satpam, hehehe." Jawab Rivera sambil cengar cengir tidak jelas.
"Ga ada pembenaran, lo telat, lo dihukum." Ucap Jean secara tegas hingga membuat Rivera sedikit kikuk.
"Waduh.. Serius nih lo menghukum incess yang cantik nan baik hati ini? Lo gak nyesel? Lo tau kan secantik apa gua? Masa orang secantik gua lo hukum sih? Jahat banget?." Ucap Rivera berturut turut sambil bergelayutan ditangan kekar Jean, bahkan ia sempet memencet mencet tangan kekar Jean. 'Berotot cuy, suka nih yang begini.'
Tingkah laku Rivera membuat Jean terdiam seribu bahasa, untuk sekian kalinya ia tak bisa berkata-kata karena tingkah laku Rivera. Walaupun sudah berhari ia melihat Rivera berbeda dari yang dulu tapi tetap saja, Rivera yang sekarang terlalu blakblakan untuk dicuekin.
"Udahlah ikhlasin, nanti malam kita dinner deh. Lo suka gua kan? Gua terima." Ucapnya dengan pedenya sambil mengedipkan kedua matanya.
"Sejak kapan gua suka sama lo?." Tanya Jean.
"Sejak lo liatin gua dari gerbang tadi, lo sebenarnya dari kejauhan liat gua dimarahi pak satpam kan? Terus lo gak tega, lo nyamperin gua karena lo khawatir. Matalo penuh cinta ke gua Jean. Ngaku aja deh." Ucapnya penuh dengan rasa percaya diri, bahkan tersenyum genit kepada Jean dan sesekali mencolek dagu Jean.
"Percaya diri boleh, terlalu percaya diri ga baik." Ucap Jean sambil menonyor kepala Rivera dengan jari telunjuknya.
"Hormat bendera sampai bel istirahat." Putusnya, kali ini Jean terlihat sangat serius hingga membuat Rivera mengurungkan niatnya untuk protes, Rivera mengucurkan bibirnya akhirnya dengan terpaksa ia menerima nya. Ia pergi meninggalkan Jean menuju kelapangan sambil menghentakkan kakinya hingga membuat Jean yang melihat terkekeh.
'Lo bener bener seperti bukan Rivera. Padahal dulu apapaun yang terjadi lo rela bangun pagi pagi agar gak telat apalagi ditinggal abang abang lo ra, tapi sekarang lo bodo amat ra..'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments