My Husband Of Mafia

My Husband Of Mafia

Ep1

Alina Tengah berdiam diri di ruang tamunya, ia tengah memikirkan sesuatu hal yang tidak penting dalam hidupnya, Apakah kalian tahu, apa kalian bisa menebak apa yang dia lamun kan sekarang?

"Kenapa kuda laut bisa mengandung, tapi kenapa yang menyimpan kandungannya itu suaminya bukan istrinya?" gumamnya sambil melihat langit-langit.

"Apakah aku harus meneliti kuda laut sekarang? Tapi itu tidak mungkin, Bagaimana aku bisa menemukan kuda laut di zaman seperti ini. Apakah aku harus mundur ke zaman dahulu dan mencari tahunya sendiri." pikirnya lagi yang tak henti-hentinya memikirkan hal itu.

"Alina Apa yang sebenarnya kamu sedang lakukan? bukannya membantu Kakak, kamu malah terbengong-bengong nggak jelas kayak gitu" ucap kakak nya sedikit berteriak dari arah dapur.

"Setidaknya aku tidak melamun kan hal-hal yang tidak penting disini." teriaknya kembali yang menyahuti teriakan kakaknya dari arah dapur.

"Apa, Apa yang sebenarnya kakak mau dariku?" Teriak nya lagi.

"Kakak kan sudah mengatakan nya padamu tadi, kenapa kamu pelupa sekali? Apa kamu sudah setua itu dari kakak?" Tanya nya lagi, yang tak henti henti nya berteriak dari arah dapur.

Mereka adalah kakak beradik, mereka akur dan tidak akur. Mereka tidak akur akan satu hal yang tidak sesuai dengan keinginan kakaknya, dan mereka akan akur seperti Saudara pada umumnya.

"Tadi kan kakak sudah bilang buat beliin kopi ke warung, kenapa kamu tidak mengerti dengan apa yang kakak maksud." ucapnya lagi.

"Aduh kak warung itu jauh, banyak cowoknya pula. Aku mana sanggup buat pergi ke sana sendirian. Biasanya juga Kakak yang pergi ke warung, atau enggak Ibu kenapa nggak kakak aja yang pergi ke sana sih. Kenapa harus aku coba." keluh Alina dengan semua keluhan yang keluar dari mulutnya.

"Oke.. Kakak bakal balik ke warung. Tapi kakak bakal balik Nanti sore, Semoga kamu bisa makan hari ini. kamu pikir kamu bisa masak? masak air aja kamu takut, apalagi masak sesuatu. Kamu ini cewek, masa iya nggak bisa masak sama sekali sih. menyedihkan.. " ucapnya lagi Seraya berjalan keluar menuju warung.

"Punya kakak gini amat dah. . Liat aja kak aku bakalan belajar masak dari ibu secepat nya. Aku akan membuktikan nya padamu." Ucap Alina tidak terima dengan pernyataan yang kakak nya berikan.

Alina Bagaskara adalah putri dari keluarga Bagaskara. Hidup nya tidak bisa di sebut Miskin ataupun Kaya, dia hanya gadis dari kelas menengah yang hidup tanpa banyak tingkah.

Ferdi Bagaskara dia adalah kakak sekaligus teman dari Alina, Semenjak orang tua mereka meninggal. Kakaknya lah yang menjadi tulang punggung untuk adik semata wayang nya itu.

"Ibu, Ibu lihat? Kakak jahat banget sama Alina, aku kan pengen bisa masak juga, tapi siapa yang mau mengajariku bu? Apa kamu meninggalkan sebuah resep atau apa untuk ku pelajari? Katakan padaku." Ucap Alina seraya memegangi selembar poto ibunya.

"Bu apa kamu tidak merindukan kita berdua? Bagaimana di sana?Apa ibu bahagia di sana ? Dan bagaimana dengan keadaan Ayah ? Apa dia baik baik saja?" Pertanyaan demi pertanyaan terus terlontar dari dalam mulutnya.

Ia tidak menangis melihat foto ibunya itu, ia malah tersenyum dengan sangat Tulus.

"Walaupun aku merindukan mu bu, aku tidak akan menangis untuk mu. Aku akan mengumpulkan uang, agar aku dan kakak bisa menegakkan keadilan untuk mu." Gumam Alina lagi.

......................

...Flashback...

lima belas tahun yang lalu, Alina dan Keluarga nya pergi untuk liburan. Ia dan semuanya sangat happy fun di dalam mobil.

Salah satu dari keluarga cemara yang orang orang impikan dalam kehidupan nya. Namun naas, semua nya telah berakhir...

"Saya melaporkan dari tempat kejadian, di duga kecelakaan ini di akibat kan oleh tabrak lari yang membuat mobil di depan nya kehilangan kendali dan menjadi kecelakaan beruntun. Polisi menduga ada Lima jiwa yang kehilangan nyawa nya." Ucap Reporter itu.

"Nak, Apa kalian baik baik saja? Jangan Khawatir, kami akan segera membawa kalian berdua ke rumah sakit. Bertahanlah" Ucap salah satu petugas di sana yang segera membawa Alina dan Kakak nya pergi.

Alina yang masih tersadar dan bisa mendengar apa yang di katakan petugas itu padanya. Lain hal nya dengan kakaknya, kakaknya terbaring tak sadarkan diri dengan semua luka yang ada di tubuh nya.

"Ka-Kak.." Ucap nya lirih seraya mengambil lengan kakak nya dan menggenggam nya sangat Erat. Tak lama setelah itu, semua pandangan nya berubah menjadi gelap gulita.

Alina harus menghadapi kenyataan yang sangat pahit. Kakak nya di nyatakan koma oleh dokter, mereka hanya bisa berdoa untuk kesembuhan nya. Setidaknya itu lah yang bisa mereka lakukan saat itu.

"Kakak bangun lah, aku merindukanmu, Nenek, Kakek mereka juga merindukan mu kak. bangun kak, mau sampai kapan kau akan terus tertidur seperti ini? Apakah kau tidak merindukanku Kak?" ucap Alina lirih melihat kakaknya yang tak bergeming sedikitpun. Ia menangis, ia tidak ingin kehilangan Kakaknya. sudah cukup,cukup hanya dengan kedua orang tuanya ia tidak ingin kehilangan yang satu ini.

"Alina.. Kenapa kamu menangis?" ucapan yang keluar dari mulut kakaknya mengagetkan semua orang, termasuk dokter yang berada di sana.

"Ini adalah sebuah keajaiban, Tuhan sudah mendengar semua doa yang sudah kita panjatkan untuknya. Saya akan melakukan tindakan lebih lanjut, saya akan menghubungi kalian lagi setelah semuanya selesai. Tolong tunggu di luar untuk beberapa saat." ucap dokter itu kepada Alina dan kakek neneknya.

Alina tidak mempunyai seorang Bibi maupun Paman, dia hanya mempunyai kakek dan nenek. Karena kedua orang tuanya adalah anak tunggal di keluarganya. Bahkan orang tua dari ayahnya Alina telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.

"Saya sudah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, Kondisinya sudah lebih baik sekarang. Kalian semua boleh menemuinya, Saya permisi dulu" ucap dokter itu Seraya pergi dari sana.

"KAKAK" teriakan juga tangisan yang Alina pendam selama sebelas bulan akhirnya keluar dengan sendirinya. Hampir satu tahun ia tidak sadarkan diri, dan itu sangat memukul batin dan jiwanya.

"Aduh kok adik kakak cengeng banget sih humm.. Kamu kenapa nangis kayak gitu? kan kakak nggak kenapa-napa, Lagian Kakak kan baik-baik aja kok kamu lebay banget nangisin kakak Sampek segitu nya? ada apa hum..?" tanya kakaknya dengan nada yang sedikit mengejek

"Ka-Kak.. Ja-jahat banget sama Alina.. Kata nenek kakak cuman tidur sebentar tapi kenapa sampai sebelas bulan?Kakak tahu Alina tuh takut kehilangan Kakak, udah Mah Aku kehilangan ayah sama ibu, masa Iya Ibu juga mau ngambil Kakak dari Alina. nanti Alina sama siapa dong kalau kakak nggak ada" ucapnya yang masih terisak dalam tangisan nya.

"Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu dong, Harusnya kamu mendoakan dua orang tua kita biar mereka bahagia di sana." ucap kakaknya Seraya mencoba untuk tersenyum lembut kepada Alina.

"Kakek Tolong bawa Alina keluar dulu, Aku ingin berbicara dengan kamu berdua dengan nenek" mintanya pada kakeknya itu.

"Alina ikut Kakak sebentar yuk Nanti Kakak belikan es krim untukmu mau tidak?" Alina terlalu polos, dia bahkan tidak mengerti apapun terjadi pada hidupnya juga kakaknya, dan keluarga. Ia hanya tahu jika kakaknya tidak pergi meninggalkannya sendiri.

Setelah ia keluar bersama kakeknya ia mendengar kakaknya meraung-meraung seperti menangis kesetanan. Entahlah Alina tidak tahu kenapa kakaknya menangis sampai seperti itu, dia tidak mengerti untuk saat ini. Hidup nya antara bahagia dan tidak bahagia sekarang ini.

......................

"Coba aja kalo aku jadi orang kaya, Humm.. Bagaimana Yara melakukan nya? aku harus segera bertanya padanya, Agar aku bisa menjadi kaya juga dan mencari tau siapa yang membunuh kedua orang tua ku" Gumam Alina yang keluar dari rumah nya dan menuju ke tempat dimana teman nya berada. Hanya dialah yang dapat ia percaya saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!