Rayan sangat terkejut dengan wajah itu. Ia tidak menyangka jika kakek nya menyuruhnya untuk membunuh temannya sendiri.
"Albert ?!" Rayan terpaku. Ia bahkan tidak bisa menopang tubuhnya sendiri, Rasanya bumi yang ia pijak sangat berputar di hadapannya.
" Apa kau sudah gila? Kenapa kau menyuruh ku untuk melakukan hal itu terhadap Albert?! Padahal kau tahu jika dia adalah teman terdekat yang ku miliki sampai saat ini, Apa kau sudah gila?"
Rayan tidak menyangka dengan kakeknya. Ia bahkan tega melenyapkan nyawa teman dari cucunya itu sendiri
Ia hendak pergi membawa Samurai yang ada di tangan, Tetapi..
"Berhenti Jika kau berani melangkah keluar tanpa melakukan perintahku, Akan ku pastikan kedua adikmu tidak akan selamat!" Ancam nya.
Rayan mengeram pelan, Tangannya mengepal sangat kuat pada bilah Samurai. Dia sangat ingin menebas kepala dari sang kakek nya itu, Andai saja ia bisa melakukannya, Andai saja adik-adiknya tidak ada di dekatnya. Mungkin saja ia bisa menghabisinya saat ini juga.
'Sialan psikopat ini benar-benar sudah gila'
" Baiklah kek. Jika memang itu adalah kemauan dari kakek, Aku akan melakukannya. Aku pergi dulu, Dan aku akan membawakan kabar baik itu padamu segera."
"Satu hal lagi, Kau harus berjanji padaku. Jika kau tidak akan menyentuh mereka berdua, Sampai aku membawakan kepala Albert kepada mu." Sambungnya lagi pada sang kakek. Ia menatap murka pada sang kakek, Jika sampai adiknya terluka sedikit saja ia tidak akan ragu untuk menghabisinya. walaupun nyawanya adalah taruhannya sendiri.
"Anak yang baik, Aku bangga padamu Rayan. Dan ya, Kau pikir mafia sepertiku akan memenuhi keinginanmu? Tentu saja tidak, Dasar bodoh!" Ucap nya sembari melihat cucu nya yang pergi dengan amarah.
"Kalian berdua, Bawa Alex juga Leon kemari. Saya ingin berbicara kepada mereka berdua."
"Baik tuan."
mereka berdua bergegas untuk membawa Alex dan Leon kembali ke hadapan sang kakek. Mereka berdua tidak tahu apa yang akan dilakukannya terhadap Alex juga Leon.
"Lepas...!!" Gertak Alex pada seorang pria yang tengah membawa mereka berdua..
"Diam lah, Atau aku akan mematahkan lenganmu!" Ucap nya.
"Kakek, Lepaskan aku!! Kenapa Kakek melakukan ini kepadaku?!" Tanya nya Seraya menahan sakit di pergelangan tangan nya.
"Dengar Alex, Kau Bukan Anakku dan kau bukan cucuku. Cucuku hanyalah Rayan seorang, Kau hanya boneka yang ku buat untuk Rayan agar dia mau menuruti ku. "
" Jika benar Rayan adalah cucumu, Kenapa kau menyiksa kami berdua? apa salah kami, Dan kenapa kau menjadikan kami sebagai boneka? Apakah itu berpengaruh untuk kak Rayan?!" bukannya menjawab sang kakek malah mencengkeram rahangnya cukup kuat sampai ia meringis kesakitan.
" Tutup mulutmu dasar anak pembawa sial. Kau tak pantas di sebut sebagai cucuku, Bahkan adiknya Rayan. Kau hanya sampah b******* yang menyusahkan kami berdua, Bahkan ayahmu saja membuangmu. Dan Kenapa kau masih mengharapkan sesuatu dari Rayan?" Ucapnya yang masih memegang rahang Alex begitu kuat. Bahkan Leon tidak melihat kejadian itu, Ia pingsan sejak 2 jam yang lalu.
"Argh.. Sakit!! Lepaskan!!" Alex meringis kesakitan, Wajahnya sangat sakit seakan-akan tulang rahangnya akan remuk begitu saja. Ia takut jika Leon sampai melihat keadaan nya.
"Lepas.. " Lirih nya.
Alex menangis, Ia merindukan Ibunya. Dan ia juga ingin kakaknya segera kembali, Agar mereka tidak disiksa seperti ini. Ia takut.. Ia takut pada kakeknya Bahkan dia takut pada ayahnya sendiri.
'Kak.. Kak Rayan tolong..! Hiks..' Ia bergumam dalam tangisannya, Ia ingin kakaknya segera kembali menghentikan sang kakek. tapi sepertinya itu hal yang mustahil.
" Jangan pernah sekali-kali kau menyebut Rayan sebagai kakak mu b*******. Dan sampai kau melakukan hal itu lagi, maka aku akan berbuat sesuatu padamu jauh lebih dari yang kau bayangkan!!" ucapnya yang membuang wajah Alex begitu kasar. Alex meringis kesakitan ia ingin memegang wajahnya, tapi ia tidak bisa karena tangannya masih diikat.
Di sisi lain Rayan pergi dengan penuh amarah. Entah apa yang telah Albert lakukan kepada kakeknya, Jika ia dalam kondisi hati yang buruk siapapun orang yang kakeknya minta, Ia akan meregang nyawanya tepat dihadapannya sendiri.
' Aku tidak akan mengucapkan kata maaf kepadamu Albert. Tunggu aku, Aku akan mengambil kepalamu, dan menyerah kan nya pada orang tua bangkai sialan itu!! Kenapa b******* ini tidak pernah Berhenti menggangguku, juga adik-adik ku. Ingin rasanya aku memenggal kepala nya sesegera mungkin.' gumamnya yang tengah mengemudikan mobilnya seperti orang gila, Bahkan lebih gila dari sebelumnya.
"Aku tidak melihat Rayan dua hari ini, ke mana dia ya? apa dia tengah sibuk dengan urusannya?"
"Apa jangan-jangan dia terluka lagi? Apa aku harus menghubunginya, Tapi aku takut dia sedang sibuk dan marah lagi kepada ku." Alina hanya menebak-nebak dengan apa yang sedang Rayan lakukan dan apa yang terjadi padanya. Ya.. dia tidak sepenuhnya tahu tentang kondisi Rayan untuk saat ini.
' Ya Tuhan, Aku berharap dia baik-baik saja. Dan tidak mendapatkan masalah diluar sana, Dia adalah orang yang baik. Tolong Jaga Dia Untukku. Eh.. Bukan Untukku tapi untuk dirinya sendiri' Ucap nya seraya mengangkat tangan nya dan berdoa.
"Alina?!"
" Astagfirullah Kak, Kalau datang tuh bilang-bilang, Jangan tiba-tiba menepuk kayak gitu. Kan aku jadi kaget ih.. Kebiasaan banget sih!" Jantung Alina rasanya ini Copot dan loncat keluar dari tubuhnya, Ia sangat terkejut dengan kakaknya itu.
"Kayak nggak biasa aja, Kan biasanya kakak juga kayak gitu sama kamu. Lagian Kamu kenapa ngelamunnya sampai segitunya, Ada masalah hum?"
Bukannya menjawab, Alina malah celingak-celinguk Kayak orang bodoh. Respon otaknya sangat lambat untuk saat ini, Bahkan Ia cuman huh hah huh hah saja terhadap pertanyaan kakaknya itu.
PELETAK..
" Aduh Kak, jangan main pukul-pukul aja dong. Kan.. Kan aku nanya sama Kakak tadi, Kenapa Kakak malah mukul aku kayak gitu?!" tanya Alina yang memegangi kepalanya sakit.
" Alina, Makanya kalau pakai headset itu dikurangin. Kayaknya kamu ini budeg deh, Masa Iya Kakak ngomong kayak gitu kamu nggak ngerti juga. Kakak pakai bahasa Indonesia loh, bukan pakai bahasa alien masa iya nggak ngerti." ucap kakaknya itu lagi.
" Aku bukannya budeg loh kak. Aku tuh cuman.. Kakak tahu kan, Respon otak aku tuh kadang lama banget. Apalagi Kalau akunya lagi ngelamun kek tadi, masa iya kakak lupa sih." ucap alinea yang masih memegangi kepalanya.
"Oke oke.. Mungkin kakak emang lupa. Tapi Kakak mau nanya lagi sama kamu, kamu Kenapa ngelamun tanpa segitunya? ada masalah?" Tanya nya lagi.
Alina rasanya mau tidak mau membicarakan nya. Tapi sepertinya ia harus membicarakan hal ini terhadap kakaknya, Setidaknya kakaknya hari ini sedang tidak lembur. Jadi ia bisa berbicara dengan kakaknya.
" sebenarnya ini bukan masalah yang cukup penting sih kak"
"Aku hanya mengkhawatirkan kondisi Rayan, Pria yang waktu itu kakak temui. Aku khawatir kalau dia akan terlibat perkelahian lagi."
bukannya menjawab makanya malah melonjak kaget sepertinya Ia tidak menyangka dengan apa yang Alina ucapkan kepadanya.
"Apa?! Jadi kau melamun sampai segitunya hanya karena kamu memikirkannya saat ini?" tanya Ferdi yang tidak percaya dengan apa yang Alina ucapkan.
" Ini masalah yang serius loh Kak, Kemarin saja aku melihatnya terlalu ku cukup parah. Dan sekarang aku takut kalau ia akan terluka lagi!" kesal Alina terhadap Respon yang kakaknya berikan.
"Dengar Alina, Dia adalah seorang laki-laki. walaupun ia terluka, Ia tidak akan sampai selemah itu. Mungkin saja, Dia sedang pergi berlibur ataupun pergi ke mana bersama teman-teman nya, Bisa aja kan?" ucapkan di Seraya mencoba untuk memberi pengertian terhadap Alina.
"Tapi kak..."
" Jika kamu memang merasa khawatir terhadapnya, Kenapa kamu tidak menghubungi saja dan bertanya apakah dia baik-baik saja ataukah tidak?" Ucapan kakak nya itu ada benar nya juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments