Teo tengah terdiam dalam lamunan nya, ia telah menyusun banyak rencana untuk Leon. Ia bahkan tidak lupa untuk menghubungi Joshua.
On KakaoTalk
Kingston
Joshua apa kau tidak sibuk? Bisakah kita bertemu. Aku ada beberapa tugas untuk mu.
^^^Michaels Lee Joshua ^^^
^^^Tentu teman ku, apa yang ingin aku lakukan untuk mu? ^^^
Kingston
Bagus. Ini misi yang cukup Alot untuk kau hadapi, sanggupkah kau menjalankan nya untuk Rayan?
^^^Michaels Lee Joshua^^^
^^^Jangan pernah meremehkan ku seperti itu Teo, Kau tau aku seorang pembunuh bayaran. Kenapa kau meragukan kemampuan ku?^^^
Kingston
Tidak Joshua, aku tidak pernah meremehkan mu sama sekali. Hanya saja tugas ini harus menghadapi kakek nya Rayan langsung.
^^^Michaels Lee Joshua^^^
^^^Hahaha.. Terdengar sangat menantang, aku akan segera menemui mu. Katakan saja di mana aku harus menemui mu, aku juga akan mengajak Eric bersama ku.^^^
Kingston
Bagus.
Teo segera mengakhiri pembicaraan nya dengan Joshua, ia juga sesegera mungkin mengirimkan tempat yang ia maksud kan tadi.
'Ku harap ini berhasil. Jika kekerasan bisa kalah oleh senjata, mengapa kesulitan tidak bisa menang oleh kecerdasan.' Gumam nya.
"Heh.. Apa yang sedang kau lakukan di sana? Apa kau sudah hilang akal sebelum aku hah?" Tanya Rayan yang mendapati Teo tengah tersenyum di depan nya
"Kau tahu Rayan, aku baru saja belajar sebuah pantun dari Jarjit Singh. Begini.. "
"Berakit-rakit dahulu lalu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu lalu bersenang-senang kemudian." Ucap nya. Akan tetapi Rayan hanya tertawa pelan pada apa yang Teo ucapkan pada nya barusan.
"Hahahaha.. Sudah ku duga kau memang sudah gila sebelum aku. Coba kau ingat-ingat lagi, dimana letak kebahagian ku dalam pantun yang jarjit mu itu buat? Katakan padaku Teo, apa ada peluang ku untuk bahagia? Selama ini aku sudah sangat menderita dengan alur hidupku yang cukup berantakan."
Teo hanya terdiam, Rayan ada benar nya juga. Lagi pula itu tidak berarti apa-apa bagi Rayan saat ini. Ia hanya menginginkan adik nya bahagia. Itu saja keinginan nya saat ini.
"Kalau begitu, aku akan pergi menemui Joshua terlebih dahulu. Ingat jangan bertindak di luar pengawasan ku." Jelas Teo padanya. Ia juga segera bergegas dari sana untuk menemui Joshua.
Teo ingin sekali memperbaiki banyak hal untuk merubah pandangan Rayan akan dunia. Tapi apa boleh buat, ia bahkan tidak sanggup untuk mengatasi ego yang Rayan punya saat itu.
"Ini keset berdebu kenapa belum muncul juga dah?" Tanya seseorang pada pria di hadapan nya.
"Sabar dong masako, kenapa lo nggak bawa mecin aja sih? Biar komplit rasa jengkel lo itu."
"Enak banget mulur lo ngatain gue jamilah, lo yang buat gue terjebak di antah berantah seperti ini ****."
"Bacot sayang, lo lagi pms pa gimana? Mau gue beliin Entosdrop nggak?"
"Obaat apaan itu anji**, kenapa namanya baru gue kenal? Lo udah nyoba belum obat ny?"
"Loh ya udah dong, punya gue aja tumbuh sampek 60cm loh. Manjur ini obat nya gan."
"Dower yang ada tuh lubang nya ntar. Atau nggak mati duluan belum juga bles bles dah almarhum duluan cok. Tapi, boleh lah gue coba."
"Lo mikir kemana sih anji**,?Maksud gue lubang pantat lo yang melebar jadi 60cm ege."
"Josh, lo gila ya? Lubang mana yang lebar nya sama segitunya. Gue masih normal ya, gue nggak mau di tusuk. Maunya nusuk sampek langit ketujuh."
"Goblok, mokad yang ada tuh orang."
Eric juga Joshua sering sekali membahas hal-hal yang un-faedah seperti ini. Bahkan mereka berdua sangat enteng menanggapi misi yang berbahaya sekalipun, lebih enak nya mereka menganggap nya remeh.
Walaupun begitu, mereka berdua lah yang harus orang-orang waspadai. Pasalnya mereka berdua tidak mempan dengan jalur hukum maupun polisi sekalipun.
"Ada bagus nya juga si Teo manggil kita berdua. Kalo jagain cewe sih oke, oke aja. Kan bisa sekalian mainin anu nya gitu."
"Anu pantat lo, ini yang harus kita jagain lobang kematian. Itu adik nya si Rayan yang paling bungsu. Taukan lo si Leon?" Jelas Joshua kepada nya.
"Anji** jadi yang harus kita jagain itu si Teo, kalau itu sih nggak usah di jagain, udah bisa bunuh 80orang sekaligus itu mah. Lagipula dia kan pernah masuk kejuaraan taekwondo anjir." Ucap Eric yang tidak percaya pada orang yang akan mereka jaga selanjut nya.
"Lo ada bener nya juga ric, lagian dia kan dah segede itu. Ngapain juga harus di jagain."
"Itu pertanyaan yang bagus." Sela seseorang yang tidak lain dan tidak bukan adalah Teo. Orang yang sebelum nya meminta Joshua untuk bertemu.
'Si kutu kupret dateng juga akhirnya.'
"Eh, My Honey bunny sweetie dateng juga ternyata. Gimana? Panas kan dateng jam segini. Lagian lo kenapa minta ketemuan nya tengah hari kek gini? Kayak nggak ada hari lain aja sih gan."
"Mon maaf, gue udah punya banyak janji sebelum nya. Dan sore ini gue punya meeting sama hantu noni belanda." Ucap Teo padanya.
"Di depan gue lo nggak aku kamuan, lah di depan si Rayan lo sopan banget."
Teo hanya terkekeh pelan pada pernyataan yang Eric berikan kepada nya. Ia juga tidak menghiraukan hal itu.
"Beda harta, tahta, juga kasta sayang ku." Tegas nya.
"Iyain aja dah. Jadi gimana? Apa yang harus kita berdua lakuin?" Tanya nya pada Teo.
"Hamilin Si Leon bisa?"
PELETAK..
"Goblok!! Lo mau kita berdua nyuntikin rahim du perut nya si Leon apa gimana? Itu sama aja kek kita ngegali lobang kematian kita sendiri anjir."
"Sakit ge, lagian gue cuman bercanda. Serius nya belakangan aja elah. Ngopi dulu sekarang mah. Gue juga lagi pusing mikirin siapa orang yang sudah membunuh Alex waktu itu."
"Eh, belum kelar juga tah? Kok alot banget sih kasus nya, kenapa nggak ngarahin detektif aja buat kasus nya? Lebih cepet juga ye kan."
"Gini nih kalo pinter nembus galaxy. Lo pikir si Rayan bakalan setuju? Ya nggak lah ****. Dia lebih memilih buat nyari tau sendiri daripada harus membahayakan orang lain." Jelas Teo pada keduanya.
Well, pernyataan itu emang masuk akal sih. Mereka berdua juga tahu, Rayan adalah orang yang berdarah dingin, tapi Rayan juga orang yang penuh akan rasa perikemanusiaan pada orang lain. Itu sebab nya dia sangat engan untuk membunuh orang lain, jika itu tidak perintah langsung dari kakek nya kepada dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments