Alina tidak menanyai nya lebih lanjut lagi. Ia tidak bisa menanyai nya lebih jauh dari itu, ia takut jika Alina tidak akan merasa nyaman atas diri nya.
Hari ini terasa sangat cepat menurut Alina, ia bahkan sudah mau menutup kedai nya lagi. Dan bergegas pulang ke rumah.
"Leon maaf, tapi aku hanya bawa satu sepeda. Bisakah kita berjalan kaki saja, rumah ku tidak jauh dari sini kok. Bagaimana?" Tanya Alina padanya.
"Tidak apa kak, aku bisa mengikuti mu dari belakang." Ucap nya.
"Baiklah."
Alina tidak membiarkan Leon berjalan di belakang nya, ia memintanya untuk berjalan di samping nya saja.
Tak banyak percakapan yang kedua nya lontar kan, mereka hanya berbicara basic seperti kebanyakan orang yang baru pertama kali saling mengenal satu sama lain.
"Kak Alina, bagaimana Kak Rayan bisa mengenal mu?" Tanya nya seraya menatap ke arah sang pemilik nama.
"Cerita nya panjang Leon, yang terpenting aku kenal baik dengan Kakak mu." Kata Alina sambil tersenyum tipis.
"Leon, bukan kah kamu bilang kalian itu tiga bersaudara. Lantas dimana saudara mu yang satu nya lagi? Apa dia sedang tidak di kota ini?" Tanya nya.
Leon terdiam sejenak.
"Tidak kak, Kakak ku yang lain adalah Alex. Tapi sayang nya dia sudah tiada. Ada kecelakaan yang menimpa nya."
Alina sangat menyesal menanyakan hal itu. Tapi ia bersyukur karena Leon sudah mau terbuka pada nya.
"Maafkan aku... Aku sangat menyesal menanyakan hal itu pada mu."
'Alina goblok, salah kan jadi nya.'
Leon menggeleng pelan seraya memperhatikan setiap langkah nya. Rasanya rumah Alina terasa sangat jauh bagi nya, apa mungkin karena ini pertama kali bagi nya?
"Nah kita udah sampai, yuk masuk." Ajak Alina pada nya.
Ini dari sudut pandang Leon, kecil tapi bersih. Luas tapi minimalis. Hiasan lampu taman juga bunga-bunga yang tersusun rapi di halaman nya sangat asri dan enak sejauh mata memandang.
Rumah Pastel bercorak batu bata yang sederhana itu membuat Leon terperangah kagum.
'Nyaman' Gumam nya.
"Yuk, Aku akan menunjukan kamar yang akan kamu tempati untuk saat ini." Ajak Alina lagi.
"Leon?"
Leon malah terdiam mematung, ia menangis melihat rumah Alina. Hal itu sontak saja membuat Alina sangat kebingungan.
"Eh.. Kamu kenapa? Apa ada yang salah, kamu tidak menyukai nya Leon?" Tanya nya perlahan. Panik juga sih si Alina sama tingkah nya si Leon.
"Tidak kak, aku sangat menyukai nya. Hanya saja aku teringat satu hal. Rumah ku sangat besar itu terlihat seperti istana awal nya. Tapi sekarang, aku bahkan tidak mengenali tempat itu lagi."
Ia menggeret koper nya untuk ikut bersama Alina masuk ke dalam. Leon tertegun dengan semua interior yang ada di dalam sana, sangat kuno tapi menawan.
"Kak, rumah kakak sangat klasik menurut ku, tapi sangat bagus juga rapi." Ucap Leon pada nya.
"Benarkah? Ini adalah rumah pemberian dari kakek kami dulu. Mereka tidak tinggal disini, jadi kami yang mengurus nya sekarang."
Alina menyimpan beberapa peralatan yang ia bawa terlebih dahulu. Ia bergegas kembali untuk menunjukan kamar yang akan Leon tempati.
"Leon kemari lah, ini adalah kamar mu untuk saat ini. Aku akan membantumu untuk membersihkan nya, Sebenar nya aku sering menyapu kamar ini. Hanya saja aku tidak bisa merawat nya lagi hehe." Ucap nya sambil terkekeh.
'Alina the power of ngambil hati adik nya bisa aja anjir.'
"Terima kasih sebelum nya kak. Ini sudah lebih dari cukup untuk ku."
Mereka berdua mulai membersihkan nya satu persatu, tak lupa Alina juga menambahkan beberapa lilin aroma agar Leon nyaman berada di sana.
Awal nya Alina merasa sangat takut jika Leon tidak akan menyukai tempat nya. Tapi apa boleh buat semua kamar yang ada di rumah itu ukuran nya sama persis, bahkan hampir tidak ada perbedaan sedikit pun di antara semua nya.
'Kak Rayan sangat pandai memilih orang, Ia bahkan menemukan orang yang sangat baik di sela sela kesibukan nya dalam membunuh orang. Aku berharap ia akan bersatu dengan Kak Alina suatu saat nanti.' Ucap nya seraya melihat Alina yang tengah menata ini itu.
"Leon ini lemari nya, maaf karena ini terlihat sangat kecil. Aku tidak punya lemari cadangan lagi." Kata Alina yang menunjukan lemari yang telah ia bersih kan tadi.
"Tidak apa-apa kak." Ucap nya.
"Syukurlah, Jika kamu ingin mandi, aku sudah menyiapkan handuk di atas kasur tadi. Itu handuk untuk mu." Jelas nya pada Leon.
Merasa semua nya sudah beres, Alina bergegas dari sana dan pergi untuk mandi di kamar nya.
Rasanya hari ini sangat melelahkan bagi dirinya. Ia tidak menyangka akan mendapatkan sesuatu yang mengagetkan nya hari ini.
'Haaa.. Apa yang sebenar nya terjadi Rayan, kenapa aku merasa ada yang aneh dengan sikap kalian berdua. Apa terjadi sesuatu pada mu juga keluarga mu? Kenapa kamu menitip kan adik mu padaku seperti ini, aku bahkan masih orang asing di matamu. Lantas apa yang membuat mu mempercayai ku atas tanggung jawab yang kamu berikan padaku ini.'
Alina membaringkan tubuh nya perlahan kemudian terlelap dalam tidur nya yang di selimuti banyak pertanyaan. Sekitar beberapa jam berlalu, Alina mencium bau harum dalam tidur nya.
'Bau apa ini? Kenapa harum sekali, apa kakak sudah pulang?' Gumam nya.
Ia bangun dari tidur nya untuk segera mencari sumber bau itu berasal...
"Leon..?" Ucap nya.
Ia kaget, karena orang yang tengah memasak di dapur nya bukanlah Ferdi melainkan Leon.
"Maaf kak, apa aku membangun kan mu?" Tanya nya yang masih bergelut dengan penggorengan juga panci.
"Tidak sama sekali, kenapa kamu memasak sendiri. Kenapa tidak membangun kan ku?" Tanya nya.
"Maaf kak jika aku lancang. Aku tidak mau menggangu mu, aku melihat beberapa bahan di dapur jadi aku mengolah nya sedikit."Jawab nya pada pertanyaan yang Alina lontarkan pada nya.
"Jadi apa yang tengah kamu masak itu?"
Alina melihat apa yang tengah Leon masak di sana. Ia terheran-heran, pasal nya ia baru melihat masakan seperti itu seumur hidup nya.
"Ini adalah Massaman juga Tom kha gai. Kari dengan sup ayam santan dari Thailand, Kakak pasti akan menyukainya."
"Apa? Tom jerry, dari mana kamu belajar semua ini Leon?" Tanyanya yang tidak mengerti dengan apa yang di ucap kan Leon.
Tidak heran jika Rayan mengatakan Leon pandai memasak, Toh dia emang ngambil jurusan itu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments