Alina pun memutuskan untuk membuka kedai bunganya besok pagi. Dia sudah menyusun apa saja yang ingin dia lakukan di kedai itu.
Walau pun Ini pertama kalinya dia turun ke dunia kerja, Tapi ia sudah melihatnya terlebih dahulu dan belajar dari kakaknya sebelumnya. ia berharap pembelajaran yang kakaknya Perlihatkan padanya bisa menunjang pengetahuannya tentang dunia kerja.
"Akhirnya buka juga, semoga banyak pelanggan yang datang hari ini, dan semoga Kakak mendapatkan pekerjaan yang ia ingin kan." ucapnya sambil memandang langit biru.
'Apa dia akan datang kesini?' Gumam nya yang tak henti henti nya terus melihat ke sekeliling.
Alina mengerjakannya satu persatu, Ia mulai menyusun bunga yang ada di dalam kardus di gudang penyimpanan. Walaupun separuh dari mereka adalah bunga palsu, Tapi ada separuh dari mereka yang merupakan bunga Asli.
" Apa yang sebenarnya aku pikirkan, Kenapa Aku mengharapkan Rayan untuk datang dan menemui ku ke sini." ucapan. Yang mencoba untuk membuang semua pemikiran nya tentang Rayan.
"Kenapa aku malah memikirkannya seperti ini, Padahal aku tahu dia tidak akan pernah datang kemarin dan menemui ku. dia bahkan tidak membalas pesan dari ku."
Alina terus saja mengharapkan kehadiran Rayan. Padahal Ia tahu jika Rayan adalah orang yang sibuk, sepertinya. Dan juga tidak mungkin untuknya berharap terlalu besar kalau dia akan menemuinya.
"Permisi, apa tokonya sudah buka?" tanya seseorang sambil mengetuk-ngetuk pintu kedai.
"Silakan ma.." belum juga Alina hendak menyelesaikan perkataannya ia terpaku dengan seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu.
Alina terpaku dengan sosok yang ia sangat kenali itu. Ia sangat senang sampai-sampai Ia berlari dan memeluk nya dengan gembira.
"Rayan, Aku kira kamu tidak akan pernah datang ke sini. Kamu bahkan tidak membalas semua pesan dariku kemarin, Apa kau sengaja mengerjai ku seperti itu, atau apa hah?" tanya Alina yang masih memeluk Rayan dengan sangat erat.
Rayan hanya terdiam, Dia bahkan tidak menyangka jika Alina akan memeluknya secara tiba-tiba seperti itu. sontak saja hal itu sangat membuatnya merasa kaget.
"Al-Alina.. Tolong lepaskan aku terlebih dahulu. Apa yang terjadi denganmu, Kenapa kau bertingkah seperti ini? Apa kau sangat ingin bertemu denganku, atau kah kau memang terobsesi pada ku?" Tanya Rayan padanya.
"Ah.. Kenapa kau sangat kegeeran seperti itu? Aku hanya refleks aja tadi, Aku minta maaf karena tiba-tiba memelukmu, Aku.. Aku.. Aku benar-benar tidak bermaksud melakukan hal itu padamu." ucap Alina kikuk yang menyadari perbuatannya pada Rayan.
"Sekarang kau malah menuduhku nggak jelas, Kau sendiri yang melompat ke arah aku. Tapi kenapa kau malah menyalahkan ku seperti ini."
"Ya.. Ya itu karena kamu tiba-tiba saja muncul di hadapanku, padahal kamu bisa mengatakan kepadaku kemarin. Dan kalau kamu memang ingin datang, Tapi kenapa kamu bahkan tidak mau balas pesan dariku." Jelas nya.
"Maaf karena aku tidak membalas pesan ku, Karena aku sedang sibuk dan sedang rapat dengan kakekku kemarin. Jadi aku sangat minta maaf padamu, Tapi kenapa kau sangat ingin aku menemui ku? Apa kau berharap sesuatu terhadapku?"
Keduanya malah saling menyalahkan secara bergantian, Mereka bahkan tidak menemukan titik terang dari permasalahan kecil tersebut.
" Sudahlah Jadi apa yang sekarang kau inginkan dariku?" Tanya Rayan lagi.
"Tidak ada, Hanya saja Bisakah kamu membantuku dengan semua kardus itu?" Tanya Alina sambil memainkan kedua jari nya.
"Semua itu?" Tanya nya seraya menunjuk kardus kardus di sana.
"Ya yang itu, Apa kamu bisa melakukannya untukku? Aku sangat tidak bisa mengangkatnya, Itu terasa sangat berat menurutku. Kamu lihat, tanganku bahkan begitu kecil seperti ini, bagaimana aku bisa mengangkat semuanya sendiri." Ucap Alina Seraya memperlihatkan tangannya yang mungil.
" Jadi kau mengharapkan kehadiranku hanya untuk melakukan hal ini? kau menghinaku?" kesal Rayan padanya.
Alina mengerutkan dahinya tidak percaya dengan apa yang Rayan ucapkan kepadanya itu tidak seperti yang Rayan pikirkan.
"Tidak pernah sekalipun terpikir olehku untuk menghinamu. Hanya saja karena kamu ada disini, Jadi aku ingin meminta tolong kepadamu. Aku sebenarnya ragu untuk meminta tolong kepadamu, soalnya Kamu adalah tamuku bukan kakakku." jelas Alina mencoba untuk membenarkan perkataannya.
" Jika memang seperti itu yang kau mau, Aku bisa saja melakukannya. Kau ingin aku memindahkan kardus ini ke mana, Katakan padaku." Tanya Rayan Seraya mengangkat beberapa kardus yang tidak jauh dari tempatnya berada.
Alina menginstruksikan Rayan untuk menaruhnya di beberapa tempat, Itu memang bukanlah pekerjaan yang mudah untuk di lakukan. Karena semua itu menurutnya cukup berat untuk ia melakukannya sendiri, Ada juga yang ringan tapi itu tidak terlalu ringan, Bahkan menurutnya itu masih sangat berat.
Alina tidak menyangka jika Rayan akan sebaik ini. Dia pikir Rayan ada orang yang sangat Acuh Tak Acuh terhadap orang lain tapi ternyata dia sebaik ini.
" Rayan aku sungguh minta maaf kepadamu, Karena telah membuatmu kerepotan dengan permintaan ku. Aku akan mentraktir mu Cappucino jadi tolong duduklah di sana." Ucap Alina dan berjalan ke arah dapur.
Rayan hanya mengikuti apa yang Alina instruksikan pada dirinya, dia juga tidak ada kerjaan untuk hari ini. Jadi dia bebas melakukan apapun yang dia mau, Setidaknya. Hanya untuk hari ini.
Rayan juga tidak mengerti dengan dirinya sendiri, Kenapa Ia mau jauh-jauh datang ke sana hanya untuk melakukan hal seperti itu. Padahal itu bukanlah pekerjaan yang sering ia lakukan setiap hari.
' Apa ada yang salah dengan otakku, Kenapa Aku melakukan hal-hal ini, Padahal aku bisa memanfaatkan waktu luang ku untuk pergi ke Bar atau semacam nya. Kenapa aku malah datang ke sini.' Gumam nya Yang Tak habis pikir dengan dirinya sendiri.
" Maafkan aku apa kamu menunggu terlalu lama?" tanya Alina dengan dua cup cappuccino di tangan nya.
"Tidak juga"
"Apa ini pekerjaan pertamamu? Dan kenapa kamu memilih bekerja di tempat seperti ini? Bukankah ini terlalu kecil, Dan apa kau akan mendapatkan pendapatan yang pasti dari pekerjaanmu?" tanya Rayan padanya dengan cukup serius.
" Aku tidak terlalu banyak berharap akan pekerjaanku untuk saat ini. Setidaknya aku bekerja dan tidak menjadi Pengangguran, Aku tidak bisa terus melihat kakak ku banting tulang untukku juga keluarga ini. Aku ingin membantunya juga, Ya.. walaupun itu sedikit demi sedikit." jelas Alina Seraya tersenyum manis kepada Rayan.
Rayan tidak menghiraukan hal seperti itu, Yang penting orang ini bahagia dengan pilihannya sendiri. Dan juga dia tidak mengerti kenapa dia melakukan hal ini pada orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments