Rayan tidak habis fikri dengan apa yang Teo putuskan begitu saja atas adik nya itu. Padahal Teo tahu betul jika Leon adalah anggota terakhir dari keluarga nya yang ia punya setelah kepergian Alex waktu itu.
"Tenang saja Rayan, aku akan meminta Joshua untuk menjaga Rayan di sana. Dia bisa kamu andalkan, juga keluarga mu tidak mengenal Joshua sama sekali." Ucap Teo kepada nya.
Akan tetapi, Rayan terdiam sejenak kemudian berpikir keras tentang apa yang Teo usulkan kepada nya.
"Hmm.. Joshua ya? Baiklah, jika benar kau mau mengeluarkan Joshua untuk misi ini, aku akan menyetujui nya."
"Dengan satu syarat... Jika sampai adik ku tergores sedikit saja maka aku akan membunuh Joshua di hadapan mu." Tekan Rayan kepada Teo.
Teo bergidik ngeri dengan apa yang Rayan tekan kan kepada nya. Well, dia tau dia tidak akan pernah bisa untuk menarik ucapan nya tadi.
"Oke.. Oke, maka berjanji lah padaku, jika kau akan tetap mempertahankan kewarasan mu itu."
"Jika tidak, aku akan mengurung mu lagi untuk waktu yang lama."
Kedua psikopat itu saling mengancam satu sama lain, mereka bahkan tidak pernah memikirkan konsekuensi nya lebih jauh. Terlebih kedua nya sangat haus akan darah manusia.
Oke mari kita kembali pada Alina
Alina tengah bersiap untuk pergi ke kedai nya, sampai...
"ALINA!!" Teriak seseorang dari ujung pagar rumah nya.
'Yara, apa yang dia lakukan di sini?' Gumam Alina yang terkejut dengan kedatangan Yara secara tiba-tiba.
"Heh, kenapa kau terlihat tidak suka dengan kedatangan ku hah?!" Tanya nya seraya mengguncang tubuh Alina cukup kuat.
Bukan nya Alina kaget, ia hanya merasa cukup terkejut dengan kehadiran nya Yara. Pasal nya Yara memberitahunya beberapa waktu lalu, jika ia akan menemui Ayah nya yang ada di London.
"Tidak, bukan seperti itu. Kamu yang bilang sendiri kan kalau kamu bakalan pergi ke London untuk beberapa waktu. Terus kenapa kamu masih di sini?" Tanya Alina kepada nya.
Perlahan Yara duduk di kursi taman seraya menjelaskan sesuatu terhadap Alina..
"Jadi gini, aku emang mau ke London. Cuman ibu aku belum nyiapin ini itu, jadi agak lama. Juga kemungkinan keberangkatan nya paling lusa depan." Jelas Yara kepada nya.
Alina mengangguk dengan apa yang Yara jelaskan kepada nya barusan. Sebenar nya Alina tidak pernah mempermasalahkan kapan atau bagaimana Yara akan pergi maupun kembali. Yang ia tahu Yara akan tinggal selama beberapa hari di sana.
"Baiklah Yara, aku paham. Aku juga tidak mempermasalahkan hal itu, itu kan urusan pribadi mu. Jadi aku tidak berhak untuk ikut campur lebih jauh lagi." Kata Alina kepada nya.
"Tentu saja kau sangat berhak untuk ikut campur Alina, kau kan sahabat terbaik ku. Jadi aku tidak mungkin mengabaikan mu begitu saja." Ucap Yara seraya menepuk tepuk bahu milik sahabat nya itu. Tiba-tiba..
"Ayo kak kita berangkat...?"
Yara kaget mendapati orang asing yang tiba-tiba saja keluar dari rumah milik Alina itu. Tapi Yara tidak heran juga, lagian siapa tau itu teman nya Ferdi.
'tumben ni anak gak ngreog liat yang bening bening, insyaf apa gimana?' Gumam Alina perlahan.
"Ya udah kalo gitu Alina, aku mau pulang lagi. Takut nya ibu lagi nyariin aku lagi." Pamit Yara pada Alina, yang sempat-sempat nya tidak bertanya siapa pria itu.
"Loh kok cepat banget sih, baru juga nyampe. Masa iya udah mau pulang lagi teh." Ucap Alina kepada nya.
"Maaf ya, aku nya masih banyak urusan. Jadi nggak bisa di sini lama-lama, kamu juga nggak usah khawatir. Pulang dari London nanti aku janji deh, bakal beliin kamu oleh-oleh yang banyak. Oke?" Kata Yara yang meminta Alina untuk menyetujui ucap nya.
"Baiklah."
Kemudian Yara pamit dari sana dan pergi pulang menuju ke rumahnya. Tidak ada pembicaraan yang istimewa di antara keduanya, bahkan Yara tidak bertanya siapa lelaki yang baru saja keluar dari rumah Alina.
Akan tetapi, Alina tidak mempermasalahkan hal itu. Karena mungkin saja Yara berpikir kalau Leon adalah salah satu teman dari kakaknya Ferdi. itu mungkin saja.
"Maaf Kak, kalau aku lancang tapi Bolehkah aku bertanya kepadamu?" Tanya Leon pada nya.
"Tentu saja, tanyakan saja apa yang ingin kamu ingin ketahui dariku." Jawab Alina.
"Itu orang tadi.. Kalau aku boleh tahu siapa ya, apa dia Temannya Kakak, ataukah dia pacarnya Kak Ferdi." Tanya Leon kikuk.
Alina tertawa terbahak-bahak atas apa yang Leon ucapkan terhadapnya. Bisa-bisanya si Leon berpikir kalau Yara adalah pacar dari kakaknya.
"Hahahaha.. Leon Bagaimana bisa kamu berfikir kalau Yara adalah pacar dari kakakku?"
"Dia adalah sahabat dekatku, dan dia juga tidak terlalu dekat dengan kakakku. Karena mereka selalu bertengkar akan hal-hal kecil, jadi itu tidak mungkin kalau kakakku naksir kepada Yara." Jelas Alina terhadap Leon. Leon hanya cengengesan tidak jelas.
"Memang nya kenapa?" Tanya Alina lagi.
Leon terdiam sejenak, pertanyaan Alina ada benar nya juga. Kenapa pula ia harus bertanya siapa itu? Toh dia nggak kenal sama dia juga, jadi untuk apa dia harus tau. Ya kan?
" Tidak kak, hanya saja aku takut ada seseorang yang mengenaliku di sini... "
"Hah?"
"Eh.. Maksud aku tuh gini. Aku takut sekretaris dari kakakku akan menemukanku di sini, untuk mengambil alih beberapa dokumen yang tengah kakakku kerjakan. Sedangkan kakakku tidak memperbolehkan ku sama sekali untuk mengambilnya."
Ucap Leon kikuk Dan semoga saja Alina tidak menyadari ke kikuk kan nya itu. Leon hampir saja menceburkan dirinya sendiri pada lubang yang ia gali, tapi untung saja Alina terlalu bodoh untuk menanggapinya.
"Begitu kah? Pantas saja kakak mu menitip kan mu kemari, jadi itu sebab nya." Alina mengangguk dengan apa yang Leon ucapkan kepadanya. Well, dia juga tidak menanggapinya terlalu serius. Itu kan bukan urusannya, jadi dia tidak mau ambil pusing atas apa yang Leon ucapkan tadi.
"Ya sudah kita berangkat sekarang ya." Ajak Alina kepada Leon. Leon mengangguk dan mengikuti Alina dari belakang.
Ia menggunakan sepeda milik Ferdi yang pernah digunakan nya dulu, karena dia belum memesan sepeda nya sendiri. Jadi untuk sementara waktu dia akan menggunakan sepeda milik kakaknya Alina itu.
' Cepatlah Kak! Aku tidak sabar menunggu Siapa yang telah membunuh Kak Alex dan mengambilnya dari kehidupan kita berdua.'
'Jika kau tidak menemukan nya, aku yang akan ikut serta mencari orang yang telah membunuh kak Alex waktu itu.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments