Bab 10

Perlahan Leon mengangkat tubuh kakak nya untuk ia gendong. Sebenarnya ia ingin menghubungi Rayan, tapi ia tidak menemukan ponsel nya sama sekali.

'Siapa yang telah melakukan ini pada mu kak? Apa itu kakek?' Tanya nya pada mayat Alex.

Matanya masih basah dengan air mata, ia masih tidak sanggup melihat kakak nya tiada.. Bahkan ia tidak tahu harus mengatakan apa ada Rayan nanti nya.

Ia berjalan menyusuri kegelapan malam, menembus langit mendung yang dingin dengan angin kencang di dalam nya.

"Kak Rayan, kau ada dimana ? Apa kau sedang mencari kami, atau kah kau tengah sibuk dengan urusan mu itu?" Lirih nya. Sambil terus mencoba untuk bertahan lebih lama.

"LEON?!! " Teriak seseorang dari arah yang berlawanan dengan Leon.

Leon menoleh pada sumber suara yang ia dengar, ia terkejut karena mendapati kakak nya dengan beberapa anak buah nya itu.

Rayan berlari, ia berlari sangat kencang. Bahkan ia memeluk Leon tanpa bertanya pada nya terlebih dahulu.

"Kak... Lepas, Kak..." Lirih nya, Ia menangis lagi mendapati kakak nya yang lain ada di hadapan nya saat ini.

"Leon kau kenapa? Kenapa kau menangis, dan apa yang telah terjadi dengan Alex. Apa dia pingsan, Kenapa dia tidak merespon ku?" Tanya nya pada Leon.

Akan tetapi Leon hanya terisak di sana, ia menangis sejadi-jadi nya. Perlahan ia menurunkan tubuh Alex dari gendongan nya. Ia terdiam sejenak yang kemudian memeluk Rayan kembali.

"Kak.. Kak Alex, dia... Dia sudah nggak ada kak. Aku sudah berusaha untuk menolongnya, tapi aku tidak bisa berbuat apa pun untuk menolong nya."

Rayan terdiam, mata nya tertuju pada wajah Alex yang pucat pasi. Tangan nya mengepal erat, ia sangat teramat marah akan hal itu.

"Leon, Jelas kan padaku. Siapa yang telah melukai saudara ku? Katakan!!" Ucap nya yang masih membiarkan Leon memeluk nya.

"Aku.. Aku pingsan saat di rumah kakek waktu itu, aku tidak terlalu ingat kejadian nya. Dan saat aku terbangun, aku melihat keadaan kak Alex sudah seperti itu. Bahkan kami ada rumah tua, bukan di rumah kakek." Jelas nya yang perlahan melepas kan pelukan nya pada Rayan.

'B*******!! Berani sekali dia melukai saudara ku, lihat saja kau tidak akan ku ampuni meski kau bersujud di kaki ku!!'

Rayan sangat marah, bahkan anak buah nya sangat takut dengan aura yang Rayan tunjukkan.

"Hey.. Lebih baik kita mengkremasi jasad nya sekarang." Ucap salah satu anak buah nya itu.

Leon hanya mengangguk. Lain hal nya dengan Rayan, ia masih terdiam mematung melihat tubuh adik nya yang terbujur kaku.

"Tunggu.. " Ucap nya.

"Hey.. Alex, Kakak ada di sini. Bukan kah kau ingin bertemu dengan ku dan menceritakan gadis itu? Buka lah matamu, maka aku akan memberi restu untuk mu." Ucap nya.

Butiran bening jatuh dari wajah nya. Ia merangkul tubuh Alex dan memeluk nya erat. Ia menangis dalam diam.

"Dengar, Kakak sudah ada di hadapan mu. Apa kau akan terus tertidur hah? Bukan kah kau ingin mengatakan sesuatu padaku?" Ucap nya lagi.

Rayan memeluk Alex cukup lama, ia hanya terdiam. Tetapi air mata nya terus mengalir tanpa jeda.

"Bawa dia, masukkan dia ke mobil. Pastikan dia mendapat ruang yang cukup di dalam." Pinta nya pada anak buah nya itu.

"Kak.. Aku minta maaf padamu.." Ucap Leon gugup.

"Jangan meminta maaf Leon, ini bukan kesalahan maupun kehendak mu. Aku bahkan tidak bisa melakukan apa-apa untuk melindungi kalian berdua." Kata Rayan, ia bahkan masih bisa tersenyum pada Leon.

"Aku akan meminta nya untuk menjaga mu, kau akan aman jika berada di dekat nya." Tentu saja hal itu membuat Leon berfikir heran dengan ucapan Kakak nya.

'Dia? Apa itu ibu?' Gumam nya.

Pemakaman pun berjalan dengan hikmat, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bahkan orang tua mereka berdua tidak ikut serta dalam pemakaman itu.

Hanya ada Rayan, Leon dan beberapa orang yang Rayan kenal. Setelah pemakaman selesai, ia meminta Leon untuk ikut dengan nya.

"Leon ikutlah dengan ku, aku akan menitipkan mu pada nya. Dan aku juga sudah menyiapkan beberapa perlengkapan untuk mu nantinya." Rayan meminta Leon untuk ikut dengan nya, yang Leon sendiri tidak tahu dia akan di bawa ke mana.

Leon memerhatikan setiap jalan yang kakak nya laju. Nihil, ia tidak bisa mengenali nya sama sekali. Jalan itu terasa asing bagi nya.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara dari bel pintu yang berbunyi, Leon melihat wanita cantik tengah merapihkan bunga-bunga seraya membelakangi mereka berdua.

"Alina.. " Ucap Kakak nya itu pada orang yang ia panggil sebagai Alina.

"Rayan?" Alina menoleh pada sumber suara yang memanggil nya. Seperti biasa, tanpa aba-aba Alina memeluk Rayan tanpa bertanya terlebih dahulu.

"Eh.. Hehe maaf udah kebiasaan sih." Senyuman yang Alina buat membuat Leon kagum.

Selama ini ia mengenal kakak nya sangat benci akan yang namanya wanita. Tapi ini, ia bahkan membiarkan nya memeluk tubuh nya seperti itu.

"Halo." Sapa Leon gugup.

"Eh.. Ha-Halo, Kamu ini siapa tah? Teman nya Rayan?" Tanya Alina pada nya.

"Alina, Ini adikku Leon. Bisakah aku berbicara dengan mu sebentar?" Tanya Rayan padanya.

Alina hanya menganggukkan kepala nya. Ia mengajak Rayan ke sudut ruangan dan mulai berbicara dengan nya.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya nya pada Rayan.

Rayan mulai menjelaskan nya dari awal kedatangan nya membawa Leon, sampai..

"Alina.. Jika kamu tidak keberatan, bisakah aku menitip kan Leon pada mu untuk beberapa waktu?" Tanya Rayan perlahan.

"Tentu saja, dia sangat tampan juga tinggi. Aku akan menjaga nya." Jawab Alina dengan antusias.

"Tapi, apa kamu akan membiarkan nya tinggal di rumah ku?" Kata Alina yang bertanya kembali pada Rayan.

"Jika kamu tidak keberatan aku akan sangat menghargai nya." Ucap Rayan pada nya.

"Dan juga Alina, kamu bisa membuat nya untuk membantu mu di sini. Dia cepat belajar dan pandai dalam memasak." Ucap Rayan padanya.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan sangat berterima kasih padamu. Karena kamu telah memilih ku untuk menjaga nya, aku akan sangat tertolong karena akan ada orang tang bisa mengajari ku memasak." Alina terlihat sangat antusias pada pernyataan yang Rayan buat tadi.

"Leon, kemari lah." Ucap nya.

"Ada apa kak?" Tanya nya perlahan.

"Ini Alina, dia kenalan kakak. Kakak akan menitipkan mu terlebih dahulu dengan nya. Dia adalah orang yang baik, dan kakak mempercayai nya."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!