Bab 9

Alina merasa sangat khawatir terhadap kondisi Rayan saat ini. Ia bahkan tidak mendengar kabar dari nya beberapa hari terakhir.

'Kemana sebenar nya dia pergi? Apa yang sedang dia lakukan sekarang, Apa dia sudah makan? Atau kah dia sedang bermain bersama teman-teman nya?' Pikir nya dengan pemikiran yang semakin hari semakin tak beraturan.

"Apa kamu masih belum menghubungi nya juga Alina?" Kata Ferdi pada nya.

"Tidak kak... Aku tidak punya cukup keberanian untuk menanyakan hal itu kepada Rayan. Aku takut dia akan marah jika aku tiba-tiba menghubungi nya seperti itu.

" Jelas nya.

Ferdi hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak menyangka jika adik semata wayang nya akan se-gugup ini pada satu cowok.

"Dengar Alina, Kamu hanya mengirim nya beberapa pesan. Dan ya, dia akan marah pada mu jika kamu menyampai kan pesan nya secara spam." Ucap Ferdi pada nya.

Alina terdiam sejenak. Yang dikatakan kakak nya ada benar nya juga. Jika ia tidak mengirim atau menanyakan nya hari ini, Mau kapan lagi ya kan?

"Baiklah kak, aku harap ucapan kakak bisa ku percayai."

Perlahan Alina membuka hp milik nya dan mencari nama Rayan di sana, Ia bahkan masih di temani kakak nya waktu itu.

Pesan singkat dari Alina.

"Halo Rayan? Apa Kabar? Kenapa aku tidak bisa menemu kan mu akhir-akhir ini. Apa kamu baik-baik saja di sana? Apa kamu mendapat luka atau semacam nya? Tolong bicara lagi dengan ku, Aku sangat mengkhawatir kan keadaan mu saat ini. Dan juga, tolong jaga dirimu ya."

Alina sangat berharap jika pesan itu akan sampai pada Rayan, Bagaimana pun konsekuensi nya. Ia sangat berharap Rayan akan membaca pesan dari nya.

"Bagaimana? Apa kamu sudah bisa tenang sekarang?" Tanya kakak nya itu.

"Sebenar nya belum kak, aku masih takut hal buruk akan terjadi dengan Rayan. Aku takut dia akan terluka dan mengalami masalah di luar sana."

"Percayalah dia akan baik-baik saja. Kamu tidak usah terlalu memikirkan nya." Ucap Ferdi seraya meyakinkan Alina bahwa Rayan akan baik-baik saja.

Waktu terus berjalan seakan-akan meninggalkan detak yang terus bergema pada poros nya.

Alex terbaring tak sadarkan diri, ia terlihat sangat pucat. Bahkan ia tidak bergeming sedikit pun dalam tidur nya.

"Kak, kak bangun kak.. Kak Alex?" Guncang sang adik pada tubuh kakak nya yang terasa dingin juga kaku.

"Kak....?" Tanya nya lagi yang tak henti henti nya mengguncang tubuh sang kakak.

Leon melirik ke sekitar, ia baru saja terbangun dari pingsan nya. Ia mencoba mengenali tempat itu, tapi sayang ia tidak tahu mereka ada di mana.

"Kak...?" Ucap nya lagi.

Perlahan lahan Leon melihat cairan merah keluar dari tubuh kakak nya itu. Ia melonjak kaget dengan kejadian itu..

"Tidak.. Kak.. Kak Alex tolong bangun, jangan pergi kak... KAKAK!!!" guncangan demi guncangan ia berikan pada nya. Akan tetapi usaha yang ia lakukan tidak memberikan perubahan apa pun pada tubuh kakak nya itu.

Leon mencoba mencari kain untuk menghentikan pendarahan yang keluar dari tubuh kakak nya itu, ia mencari ke setiap sudut ruangan. Sampai...

"Dek.." Alex terbangun dengan mata nya yang sudah sangat sayu.

"Kak.. Kak jangan banyak gerak.. Diem dulu, aku mau cari kain dulu." Sebelum Leon sempat pergi dari sana, tangan nya di cengkram kuat oleh Alex.

"Itu tidak perlu, cukup duduk disini dan nyanyikan lagu yang sering kita dengar dari kak Rayan." Pinta nya.

Leon hanya menuruti nya, ia membawa kepala kakak nya itu untuk bersandar di pahanya.

"Nyanyikan oke, jangan berhenti." Ucap Alex sambil tersenyum lembut padanya.

Leon mulai menyanyikan lagu yang Alex pinta tadi..

Kau bagai embun di pagi hari,

Sangat sejuk saat sang mentari menyinari bumi..

Langkah kaki yang kau buat mampu untuk membuat orang-orang menyukai setiap senyuman mu..

Tes.. Tes.. Tes..

Kau adalah jantung yang mengerakkan jiwa ku..

Kau melodi yang mengiringi langkah ku..

Kau bintang kecil di kehidupan ku..

Aku akan terus bersama mu hingga kita tua bersama nanti,

Aku.. Akan.. Menjaga mu.. Dalam setiap hembusan nafas ku..

"Kak...?!" Leon menangis, suara nya tersedak seakan-akan ada yang menghalangi nya.

Ia mengelus kepala Alex dengan lembut. Air mata nya jatuh membasahi wajah Alex yang sudah pucat pasi..

Alex tertidur untuk selama nya, tak ada hembusan nafas yang terdengar lagi di telinga Leon saat ini.. Kakak nya terbaring kaku dengan tubuh nya yang semakin dingin.

Leon menunduk menempelkan kening nya dengan milik kakak nya itu lalu berkata..

"Kak.. Kakak bilang padaku untuk tidak menangisi kasar nya dunia pada kita.. Tapi kenapa kakak membuat ku menangis? Kenapa kak?" Tanya nya..

Air mata jatuh sangat deras di wajah nya, ia tak kuasa menahan air mata nya. Selama ini Alex lah yang menemani nya saat Rayan tengah pergi.. Sekarang, Alex juga meninggalkan nya untuk waktu yang tak bisa Leon lihat lagi.

Leon menaruh kepala kakak nya sejenak pada lantai, ia mencoba untuk membuka pintu yang ada di ruangan nya itu. Perlahan ia membuka nya dan melihat apakah ada orang yang bisa ia mintai pertolongan.

'Ini rumah tua atau apa? Kenapa sepi sekali? Apa yang sebenar nya terjadi dengan kita berdua, kenapa aku tidak mengingatnya sama sekali.' Gumam nya.

"Aku harus membawa kak Alex pulang." Ucap Leon pada diri nya sendiri.

Flashback..

"Lepas kan aku kek, kenapa kau berbuat sampai sejauh ini?" Tanya Alex pada Kakek nya itu.

"Ambil kan saya samurai, cepat !!" Ucap nya pada anak buah nya itu.

'Samurai? Tapi untuk apa ? Apa yang akan dia lakukan.' Gumam Alex

Alex bergetar hebat tenggorokan nya tercekik saat bilah samurai itu menancap pada tubuh nya, ia gemetar terjatuh pada lantai yang dingin.

Darah nya mengalir perlahan, menembus pakaian yang ia kenakan. Kejadian nya sangat cepat, bahkan ia tidak bisa melihat kapan kakek nya mengayunkan pedang nya pada dirinya.

'Leon.. ' Ucap nya lirih sebelum ia terjatuh dan tak sadarkan diri, sayup-sayup ia mendengar kakek nya lagi berbicara.

"Buang mereka ke rumah yang saya sudah katakan tadi, buat replika bahwa mereka telah di serang di sana."

"Baik tuan"

Flashback off..

"Kak, Maaf aku tidak bisa menjagamu. Bahkan aku tidak tahu harus berbuat untuk menjaga diri ku sendiri. Aku sangat bodoh karena tidak bisa melakukan apa-apa untuk mu." Ucap nya pada Alex.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!