Bab 13

Alina tidak menyangka jika Leon bisa memasak masakan yang seperti itu. Ia bahkan belum pernah sekali pun menyicipi makanan nya.

"Apakah itu enak Leon?" Tanya nya seraya masih memperhatikan Leon dengan tenang.

"Tentu saja kak, aku bahkan sudah membuat banyak jenis masakan selama ini. Aku yakin kamu pasti akan menyukai masakan ku." Jelas nya antusias.

Alina sangat kagum dengan adik nya Rayan. Ia sangat berbakat, walaupun Alina tidak tahu bagaimana kepribadian Rayan yang sebenar nya.

Alina memperhatikan Leon dengan teliti, mau di lihat dari sisi manapun Leon sangat terlihat mirip dengan kakak nya itu, hanya saja dia lebih tinggi dari kakak nya juga tubuh nya sangat ramping sepertinya.

'Ah.. Sudah jam delapan, apa kakak masih dalam perjalan pulang ya?' gumam Alina yang mendapati waktu dari jam dinding yang terus bergerak.

"Kak, kenapa? Kenapa kakak melamun? Apa ada masalah?" Tanya Leon yang melihat Alina melamun seperti itu.

"Tidak Leon, aku baik-baik saja. Hanya saja kakak ku belum pulang." Kata Alina kepada nya.

"Mungkin dia tengah dalam perjalan pulang kemari kak." Yakin nya pada Alina.

Alina hanya menganggukkan kepala nya. Dia antara takut juga khawatir dengan apa yang akan kakak nya katakan jika melihat adik nya Rayan di titipkan kemari.

Tapi bukan itu masalah nya, masalah nya Rayan menitip kan adik nya yang tiga tahun lebih muda dari nya. Jika itu bayi atau anak kecil ia tidak masalah sama sekali, lah ini dah segede gaban mau gimana ngejelasin nya coba.

"Sudahlah kak, jangan terlalu dipikirkan. Aku yakin dia akan pulang sebentar lagi, Lebih baik kita makan sekarang. Aku sudah menyelesaikan nya." Leon mengajak sang pemilik rumah untuk makan bersama nya. Ia sungkan untuk memakan semua nya sendiri, apalagi ini bukan rumah maupun dapur nya.

"Kak Alina, aku minta maaf karena sudah menggunakan barang-barang yang kakak punya tanpa mengucapkan permisi terlebih dahulu." Kata Leon kepada nya.

"Santai saja, lagipula aku jarang memasak. Kakak ku yang suka memasak disini. Aku masih perlu belajar banyak hal untuk menyanggupinya."

"Oh ya... Bisakah kamu mengajariku cara memasak? Aku ingin membuat Rayan terkesan." Sambung nya lagi dengan antusias.

"Apa kakak menyukai kak Rayan?" Tanya Leon secara tiba-tiba membuat Alina menelan ludah nya sendiri.

Alina gelagapan dengan pertanyaan dari Leon. Ia tidak menduga nya sama sekali, bahkan itu bisa di bilang sangat tiba-tiba.

"Itu.. Aku.. Aku kan teman nya, wajar saja jika aku ingin membuat nya terkesan kan? Ya kan?" Ucap Alina yang enggan untuk menatap manik milik sang pemberi pertanyaan.

"Masakan mu sangat enak Leon. Ini sangat sempurna dan rasanya asing di mulutku, tapi ini sangat sangat enak..!" Kata Alina. Ia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan yang Leon mungkin akan ungkit lagi.

"Benarkah? Kalau begitu aku yang akan menggambil alih dapur disini, jika aku di perkenankan. Apa boleh?" Tanya nya.

'Syukur lah' gumam Alina karena usaha pengalihan nya membuahkan hasil.

"Tentu saja. Aku akan membicarakan nya dengan kakak ku sesegera mungkin." Ucap Alina sambil tersenyum lembut padanya.

'Kak kau membuat ku merasa nyaman, sama seperti Ibu yang tersenyum seperti itu kepada kami berdua.'

Leon hanya tersenyum tipis, ia merasa sangat kehilangan beberapa orang penting dalam hidup nya. Bahkan ia sangat takut untuk kehilangan lagi, rasanya ia ingin menggantikan posisi Alex saja.

Mereka berdua berbincang ringan, membicarakan hal hal formal sesekali tertawa dengan perkataan yang keduanya saling lontarkan.

Kring .. Kring.. Kring..

'Kak Ferdi?'

"Leon aku mau angkat telpon ini dulu, kamu lanjutkan saja makan nya. Aku akan segera kembali." Ucap Alina pada nya.

"Halo kak?"

"Halo Al, kakak minta maaf. Kakak tidak bisa pulang hari ini, kakak akan ikut lembur dengan beberapa kolega. Dan tolong masak atau beli sesuatu untuk kau makan." Jelas Ferdi pada nya.

"Baiklah kak, itu tidak masalah. Bekerja dengan hati-hati kak, jangan lupa untuk makan juga ya."

"Oke, pastikan semua jendela juga pintu terkunci. Jangan membuka kan pintu jika ada suara di luar yang menjelaskan siapa dan apa keperluan dia di sana, jaga dirimu baik-baik. Kakak pergi dulu." Ucap Ferdi yang kemudian langsung menutup telpon nya.

'Yah sayang sekali, padahal aku sangat ingin memberitahu nya hari ini.' Gumam Alina kecewa.

Alina merasa sangat kecewa perihal kakak nya yang mengambil untuk lembur dan tidak pulang malam ini. Semenjak kakak nya mendapat pekerjaan yang bagus, hubungan di antara kedua nya sedikit merenggang

Ia kembali lagi kepada Leon yang masih duduk dan melanjutkan makan nya itu.

"Apa itu kakak mu kak?" Tanya nya pada Alina.

"Iya, dia bilang tidak akan pulang hari ini. Dia mengambil beberapa pekerjaan lagi yang mengharuskan dia lembur di sana." Ucap Alina yang terlihat sangat kecewa.

"Begitu kah kak? Mungkin itu pekerjaan yang tak bisa ia tinggalkan untuk saat ini. Aku mengerti perasaan mu kak, kak Rayan juga seperti itu. Bahkan terkadang dia bisa tidak kembali ke rumah selama satu bulan lama nya."

Perkataan dari Leon membuat Alina terdiam sejenak. Apakah Rayan memang orang seperti itu? Alina pun tidak tahu apa pekerjaan Rayan saat ini.

"Leon, Apa pekerjaan kakak mu?"

Leon tersedak dengan pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut nya Alina. Bagaimana bisa dia melupakan fakta bahwa Alina akan menanyakan hal itu kepada nya.

Ia menjawab dengan nada yang kaku dan asal-asalan menjawab pertanyaan dari Alina.

"Kakak.. Dia bekerja sebagai kepala manager di perusahan Ayah kami, Aku tidak terlalu mengerti dengan perusahaan. Jadi aku kurang paham akan apa yang kakak ku kerjakan" Ucap nya perlahan, ia takut lidah nya akan terpeleset dan mengatakan hal yang tak seharusnya ia katakan.

"Itu adalah pekerjaan yang sangat bagus. Aku beruntung bisa berteman dengan kakak mu itu, walau pun dia sedikit aneh tapi aku suka berteman dengan nya." Ucap Alina sambil tersenyum manis pada nya.

'Kak, aku yakin kau akan sangat membenci nya setelah tahu kebenaran apa yang ia sembunyikan dari mu'

'Apa kak Rayan tidak memberitahumu sama sekali tentang pekerjaan nya? Apa kau tidak tahu itu?'

Leon hanya menebak nebak apa yang tengah berada dalam asumsi pemikiran nya tentang Alina dan Kakak nya itu.

Ia sebenar nya ragu untuk menanyakan nya pada Alina, takut nya kakak nya belum mengatakan apa-apa pada sosok yang tengah berada di hadapan nya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!