Bab 7

Rayan tidak mengenal dirinya saat ini, Kenapa ia bisa bisa nya melakukan hal bodoh semacam ini.

'Apa yang salah dengan ku sebenarnya?' Gumam nya

"Kenapa ? Apa ada yang salah dengan ku? Kenapa kamu melotot seperti itu kepadaku?" Tanya Alina yang dari tadi terus mendapatkan tatapan horor darinya.

"Tidak.. Tidak ada." Jelas nya singkat

Rayan memalingkan wajah nya tidak percaya, Kalau ia dari tadi terus memperhatikan Alina sampai seperti itu.

"Baiklah, Jika memang seperti itu. Aku akan melanjutkan pekerjaan ku, Oh ya.. Aku punya sesuatu untuk mu. Tunggu sebentar!" Ucap nya yang tiba-tiba saja berlari.

'Huh? Apa?'

"Ini untuk mu. Aku mengucapkan banyak terima kasih padamu, Karena sudah mau membantuku hari ini, Dan juga sudah mau datang untuk menemui ku" Ucap Alina seraya memberikan satu buket bunga tulip berwarna kuning.

'Tulip?! Ah.. Aku sangat benci melihat bunga ini, Kenapa ia memberikan ku bunga seperti ini?' Gumam nya seraya tersenyum kaku pada Alina.

".. Apa tidak ada hal lain yang ingin kau berikan selain bunga?" Tanya nya.

"Apa kamu tidak menyukai nya tah? Apa kamu membenci bunga pemberian ku?" Tanya Alina kembali. Ia mulai menunjukan wajah puppy nya pada Rayan.

'Damn.. Wajah yang tak bisa di tolak.'

Rayan merasa bersalah dengan apa yang dia katakan ada Alina, Apakah itu menyinggung perasaan nya? Apa ia menyakitinya dengan perkataan yang ia lontarkan?

"Aku tidak ber-.. " Belum juga ia menyelesaikan perkataan nya Alina malah menyela nya

"Tidak apa, Jika kamu tidak menyukai nya kamu bisa memberikan nya pada orang lain, Dan tolong jangan buang itu ya"

"Aku mengerjakan nya seharian kemarin. Itu bukan bunga impor, Itu bunga yang aku tanam sendiri jadi tolong jangan membuang nya" Sambung nya lagi sambil tersenyum.

'Apa ? Jadi ini bukan bunga yang ia jual?'

"Oke.. Aku tidak akan membuang nya. Karena kau mengatakan nya seperti itu, Maka aku akan menyimpan nya untuk mu." Ucap Rayan padanya.

Tentu saja, Perkataan yang Rayan berikan pada Alina membuat nya sangat bahagia. Ya walau pun ia kecewa karena Rayan tidak menyukai bunga sepenuh.nya.

Ting.. Ting.. Ting...

'Kakek? Kenapa pria tua bangka ini tidak bisa sedetikpun untuk meninggalkan ku sendiri?!' Notice dari kakek nya itu membuat nya sangat muak.

Alina sangat heran dengan sikap Rayan, Bukan nya melihat siapa yang mengirimi nya pesan. Lah dia malah izin buat merokok.

"Alina, Aku akan keluar sebentar. Aku ingin merokok dulu, Lima menit lagi aku akan menemui mu kembali" Ucap nya seraya meninggalkan Alina.

'Ada apa dengan raut wajah nya, Kenapa dia membuat gestur wajah seperti itu? Siapa yang menghubungi nya?' Gumam Alina yang langsung terfokus kembali pada tugas nya.

Rayan Berdecak sangat kesal dengan pria tua yang terus mengirimi nya pesan tanpa jeda. Apa ia sangat tidak bisa jika ngobrol saja nanti di rumah?

On Chat

Rayan :

"Ada apa kek?"

Pria Tua Bangka :

"Kau dimana Rayan?"

Rayan :

'Di neraka, Dan sebentar lagi aku akan membawa mu bersama ku sialan!'

" Aku sedang menikmati masa liburan ku. Kenapa memang nya?"

Pria Tua Bangka :

Cepatlah kembali, Kakek ada satu tugas untuk mu.

Rayan :

'Emang sialan ni orang, Gue berjanji bakal bunuh lo sebentar lagi. Dasar Tua Bangka sialan!!'

"Baiklah kek, Aku akan segera kembali. Mungkin malam nanti, Akan ku usahakan untuk kembali secepat nya." Jelas nya.

End the Chat.

Rayan sangat geram, Pasalnya Tua bangka satu ini tidak bisa meninggalkan nya sejenak untuk mengambil nafas.

Selama ini Rayan hanya menjadi Algojo baginya, Ia bahkan banyak membunuh orang yang tidak bersalah di luar sana. Berapa banyak lagi korban yang harus ia lukai?

"Kenapa Rayan lama sekali? Apa terjadi sesuatu padanya?" Ucap Alina yang mencari keberadaan Rayan di dalam kedai.

'Bau mint?'

"Maaf Alina, Sepertinya aku akan segera bergegas untuk pulang hari ini. Terima kasih Capuccino juga bunga nya, Jaga dirimu baik-baik." Ucap nya seraya pergi meninggalkan Alina lagi.

"Tapi.. " Belum juga ia menyelesaikan ucapan nya, Rayan sudah pergi dari sana.

'Sialan, Siapa yang berani merusak kesenangan ku bersama Rayan. Aku pastikan ia akan menderita setelah nya.' Geram Alina pada orang yang memanggil Rayan yang baru datang kepadanya.

Rayan pergi dari sana dengan tergesa-gesa, Ia takur hal buruk akan terjadi pada Adik-adik nya jika ia tidak segera datang.

'Sialan!' Decak nya di dalam mobil.

Maki demi makian terus terlontar dari bibir nya, Ia sangat stres dengan posisi nya saat ini.

'Aku berjanji pada Adik ku, Aku akan segera membunuh mu sialan!! Sialan!!' Decak nya lagi, sambil mengendarai mobil nya seperti orang gila.

Setelah kegilaan yang ia tunjukan ada jalanan, Akhirnya ia sampai di tempat tujuan nya.

Brak..

"Kakek, Dimana kau?" Ucap Rayan seraya menendang pintu rumah milik sang kakek.

"Tenang lah Rayan, Bahkan kakek belum bermain dengan kedua adik mu."Ucap nya dengan senyuman yang Rayan benci.

" Jika kau melanggar janji mu, Aku pastikan bisnis dan dirimu akan hancur di tangan ku." Bukan nya takut, Ia malah ketawa dengan sangat keras.

Ia malah tertawa begitu lepas, Seperti tidak ada kata takut di matanya. Padahal itu adalah cucu nya sendiri, Tapi ia tidak merasa takur sedikit pun.

"Tenang saja Rayan, Kakek tidak akan melakukan hal buruk terhadap adikmu. Selama kamu mau menuruti apa yang kakek mau, Mereka semua akan baik-baik saja." Jelas nya yang tak lupa sambil menepuk-nepuk pundak milik sang Cucu.

'Akan ku pastikan kau tiada!! Aku pastikan kau akan tiada di tanganku!!' Geram nya.

"Kakek akan menjelaskan nya padamu. Tidak disini, Ikut kakek ke ruangan kakek segera" Jelas nya.

Jika sampai terjadi sesuatu dengan adik nya, Ia bersumpah atas nama ibunya, Ia akan membunuh nya sesegera mungkin.

Rayan seperti sudah kalang kabut dengan akal sehat nya. Selama ini yang ia lakukan hanya lah membunuh atau terbunuh. Ia bahkan tidak memikirkan dirinya hidup atau tiada, Yang ia pikirkan saat ini hanyalah cara bagaimana agar adik nya aman.

'Kan ku musnahkan kau dari muka bumi ini' Gumam nya lagi.

"Kakak.. " Suara yang terlontar dari tubuh kedua orang pria yang tengah menatap kehadiran nya dengan sayu.

"ALEX.. LEON!!"

"Aku sudah bilang kepadamu bahwa aku akan menepati kedua janji ku, Kenapa kau berani sekali menyiksa mereka berdua seperti ini?" Tanya nya. Ia tidak tega melihat kedua adik nya terikat penuh lebam seperti itu.

"Kak.. Tolong.. Kak." Ucap nya lirih.

"Tenang, Kakak tidak akan membiarkan kalian berdua terluka lagi. Kakak berjanji" Ucap nya seraya memeluk keduanya.

"KATAKAN!! Katakan apa yang harus aku lakukan untukmu?! Apa yang harus aku perbuat agar kau melepaskan mereka berdua"

"Jika kau sampai melukai mereka lebih jauh dari ini. Maka aku akan mengayunkan bilah samurai ku kepada leher juga jantung mu itu!" Tekan nya dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Tenang nak, Kakek bahkan tidak melakukan hal sekeji itu pada mereka. Kenapa kau semarah itu pada kakek hum?"

Pria tua itu mulai menjelaskan nya secara terperinci. Alex juga Leon sudah di pindahkan ke kamar Rayan kembali.

Rayan memang berdarah dingin, Tapi tidak untuk kedua adik nya. Ia akan sangat lebut pada adik-adik nya, Walau dunia ini mengajarkan nya untuk sekeras batu. Tapi ia tidak mau menanamkan hal itu pada kedua adiknya.

Ia sangat terkejut dengan poto dari orang yang harus ia habisi kali ini. Pasal nya itu adalah..

'Al.. ' Al yang mana nih? Kok gantung sih.

Alvaro, Alex, Atau AL siapa sebenar nya? Namun satu hal yang pasti, Wajah seseorang yang Rayan lihat di dalam gambar itu membuat nya semakin menjadi-jadi. Menjadi gila maksud ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!