"Assalamu'alaikum Rish, sudah bangun belum?"
"Wa'alaikumsalam Bu. Ini baru bangun"
"Selamat ulang tahun anak gadis ibu. Semoga panjang umur, sehat selamat di perantauan, lancar rezekinya"
"Amiiin Bu, makasih doanya. Bu, uang yang kemaren dikirim cukup gak buat berobat Ayah?"
"Kok malah bahas uang sih, Rish. Ibu hubungin kamu bukan buat minta uang, tapi nanya kabar. Ibu khawatir, kamu gak pernah telpon duluan"
Terasa bagai disentil hati Airish oleh kalimat ibunya.
"Maaf Bu, aku kan lagi sibuk. Nanti aku bakal rajin telpon-telpon Ibu"
"Iya, Ibu paham. Rish, mangga di depan buahnya lebat. Ibu paketin ke Jakarta, ya!?"
"Gak usah, Bu. Disini banyak yang jual"
"Tapi Ibu pengen lho Rish ngirimin kamu apa gitu ke Jakarta. Sekalian juga buat Cahya. Kan kamu bilang kalo kirim paket dari Jambi ke Jakarta cuma butuh 3 hari nyampe. Berarti aman Rish, mangganya Ibu pilihin yang belum matang"
Ibu memang tidak tahu kalau Airish dan Cahya sudah berakhir. Airish sengaja tidak memberitahu biar Ibu tidak mengkhawatirkan patah hati anaknya itu.
"Ya sudah, Ibu paketin aja kesini" Ucap Airish mengalah.
"Nah gitu dong. Anggap aja itu hadiah ulang tahun dari Ibu"
Setelah keinginan Ibu di iyakan oleh Airish, panggilan itu pun berakhir. Airish bergegas bangkit dari tempat tidurnya walau sebenarnya ia masih dalam keadaan mengantuk tapi sudah nanggung karena hari hampir siang.
Ia sudah punya rencana sejak beberapa hari lalu untuk bebenah atau beres-beres apartemen. Namun ada saja halangannya. Dan karena hari ini ia tak ada kegiatan yang mengharuskannya keluar, maka akan ia habiskan waktunya dengan seperangkat alat bersih-bersih seperti sapu, pel, kemoceng, dan lain-lain.
◇◇◇
Sore pukul 15.00
Airish baru saja selesai menyusun pakaian ke dalam lemari. Kemudian ia menonton tv di sofa panjang setelah semua beres. Belum ada satu menit ia meluruskan pinggang tiba-tiba ponselnya berdering.
Airish senang bercampur sedih menatap nama yang muncul di layar ponselnya. Ia buru-buru menggeser ikon berwarna hijau.
"Ha (Halo)-..."
"Happy birthday Rish, gue kangen sama lo. Maafin sikap gue selama ini, ya!?" Ucapnya memotong sapaan Airish di telepon.
"Iya, makasih banyak Put. Gue juga punya salah sama lo. Maafin gue ya, gara-gara gue kita jadi berjarak. Gue pikir lo bakal selamanya ngejauhin gue. Gue terharu lo masih ingat hari lahir gue"
"Udah ih, jangan diperpanjang. Gue jadi ikutan mewek nih. Eh, lo mau kado apa dari gue?"
"Gak usah repot-repot, gue udah gede cuma butuh hidup yang nyaman, hati yang tenang, pikiran gak kacau udah cukup, gak butuh kado-kadoan"
"Tau deh yang udah dewasa hahaha. Put, si Risky mau nikah. Dia bingung mau undang lo atau nggak"
"Dia beneran cari istri, ya!? Gue jadi nyesel udah nyia-nyiain orang sebaik dia"
"Iya, dia udah hampir mau 30 Rish masa mau main-main terus"
"Iya sih, tapi sayangnya gue waktu itu kenapa nyia-nyiain dia"
"Rish, itu karena kalian memang gak berjodoh aja. Udah sih, gak usah dipikirin lagi"
"Iya-iya. Eh, lo main dong kesini. Tapi gue habis beres-beres nih, jangan datang buat ngeberantakin"
"Lo sebetulnya ngundang gue kesana apa ngelarang gue kesana?"
"Hahaha, ceileh gitu doang ngambek. Ya ngundanglah, bawa cemilan sendiri tapi, ya!?"
"Hahaha, okelah. Ntar malem gue kesana, sekalian nginap yak. Dah lama nih kita tak bersua"
"Siap"
◇◇◇
Tiga hari kemudian, paketan dari Ibu sampai ke apartemen Airish. Sewaktu Airish menerima paketnya dari satpam, ia terkejut dengan kardus besar yang menjadi kotak mangganya.
Airish mengambil pisau cutter dan langsung membuka kotak tersebut dengan penasaran. "Sebanyak apa sih mangga yang dikirim Ibu sampe harus dibungkus dengan kardus oven.
Begitu kardus paketnya terbuka, ia terperangah karena ternyata isinya bukan hanya mangga saja tapi juga ada keripik pisang satu toples. Keripik pisang buatan Ibunya yang merupakan cemilan kesukaan Airish. Tiap lebaran pasti bikin. Tidak perlu repot cari-cari pisangnya karena dibelakang rumah ada kebun pisang milik sendiri yang Ayahnya rawat.
Airish buru-buru menghubungi Ibunya untuk memberitahukan kalau paketnya sudah sampai ke tangan Airish.
"Ibu, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam Rish. Ada apa? Kenapa telpon?"
"Tuh kan, kemaren minta aku telpon giliran di telpon malah ditanya kenapa"
"Barangkali kamu lagi kenapa-napa disana, Rish"
"Nggak lho Bu, aku mau ngasih tahu ini paket Ibu udah sampe dengan selamat. Bonus keripik pisangnya juga udah aku makan"
"Alhamdulillah Rish. Udah kamu cek belum mangganya? Kondisi masih bagus apa udah membusuk?"
"Ada beberapa yang matang Bu, mungkin karena dikardus kan menguap. Selebihnya bagus-bagus semua"
"Ya baguslah kalo gitu. Rish, matiin dulu ya Ibu mau yasinan ke rumah Cik Una (tetangga samping rumah)"
"Iya Bu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Airish memindahkan buah mangga itu ke dalam baskom. Yang masih mentah ia letakkan dibagian bawah sedangkan yang sudah matang ia letak dibagian atas. Dan yang membusuk, langsung ia buang. Hm? Yang membusuk? Iya, ada yang membusuk, tapi tidak Airish sampaikan ke Ibunya.
Airish yang menerima terlalu banyak buah mangga, tentu tidak mampu menghabiskannya sendirian. Apalagi memang sejak awal Ibunya berniat memberi kepada Cahya juga, tapi tidak mungkin Airish memberikan mangga itu pada Cahya, dan ia sudah kepikiran pada siapa ia akan berbagi mangga.
Airish➡Putri
"Put, gue dapet kiriman nih dari Jambi. Mau bantu habisin gak?"
Putri➡Airish
"Duit ya?😅 Mau dah gua bantu habisin kalo gitu"
Airish➡Putri
"Isi otak lo duit mulu"
Putri➡Airish
"Ya masa makan mulu"
Airish➡Putri
"Ya kan kita penganut sekte hidup untuk makan bukan makan untuk hidup wkwkwk"
Putri➡Airish
"Tuhan, hanya satu permintaanku. Tolong kuruskan badanku dan gemukkan dompetku, jangan sampe kebalik lagi yaaa😏"
◇◇◇
Waktu demi waktu berlalu, Airish baru saja pulang dari acara premiere film yang waktu itu naskahnya dia yang buat. Seperti biasa, kemana-mana pasti diantar jemput taksi online.
Sekitar pukul 12 malam ia sampai di apartemennya, lalu bergegas membersihkan diri. Setelah tubuhnya segar, ia pun bermain ponsel ditempat tidur karena belum mengantuk.
Ting
Sebuah pesan masuk dari akun yang tidak ia kenal di aplikasi Instagramnya.
Aya0809
Assalamu'alaikum Rish. Apa kabar? Tadi aku lihat kamu nyebrang di Kokas😊.
"Hah? Aya DM (Direct Message) gue?" Begitu ucap Airish yang tak menyangka akan di hubungi oleh Cahya. Sontak timbul rasa keGeeRan dalam dirinya, tapi Airish cukup bijak karena memilih tak membalas pesan Cahya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments